Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jokowi, Pemindahan Ibu Kota, dan Sriwijaya

30 Agustus 2019   01:36 Diperbarui: 30 Agustus 2019   11:29 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desain pusat Ibu Kota yang baru. Foto: ist 

Artinya, Soekarno pernah memberikan mandatnya sebagai Presiden kepada Syafruddin sehingga logikanya penerima mandat tersebut adalah Presiden. Dengan bahasa lain, jika saja Syafruddin tidak mengembalikan mandat, maka Soekarno tidak menjabat kembali sebagai Presiden.  

Mengapa nama Syafruddin "dihilangkan" dari jajaran Presiden RI? Karena Syafruddin terlibat dalam pemberontakan PRRI di Sumatera (Tengah) dan kalah sehingga sesuai adagium sejarah ditulis oleh pemenang, namanya hilang dan "tidak pernah diakui" sebagai Presiden RI.

Coba andai PRRI menang. Syafruddin tidak hanya diakui sebagai Presiden, namun namanya juga akan ditulis dengan tinta emas sebagai pemimpin yang mampu memaksa Belanda menandatangani Perjanjian Roem -- Royen yang antara lain berisi keharusan Belanda membebaskan Bung Karno dan Bung Hatta.

Jadi, daripada membawa klaim Ridwan Saidi ke ranah hukum, lebih baik pihak-pihak beranggapan sebaliknya memanfaatkan isu saat ini untuk menguatkan kisah yang dianggapnya lebih benar agar kelak tidak muncul kembali klaim-klaim serupa.

Salam @yb

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun