Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

AHY Belum Layak Pimpin Demokrat

15 Juni 2019   12:43 Diperbarui: 18 Juni 2019   09:04 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Agus Harimurti Yudhoyono. Foto: KOMPAS.com/Antara

Ingat, PKS mengambil sikap demikian setelah memastikan tanpa dukungan suara PKS, kebijakan kenaikan harga BBM yang diinginkan pemerintahan tetap terwujud. PKS menmgambil kesempatan di "tikungan terakhir" untuk memenuhi harapan konstituennya.

AHY masih membutuhkan waktu untuk memetakan kekuatan- juga kelemahan, Partai Demokrat agar tidak semakin dijauhi masyarakat. AHY juga harus mengenal lebih baik lagi slogan-slogan yang menegaskan ciri khas dan tujuan partai, bukan semata menjual ketegasan seperti slogan SI4P. Bagaimana mungkin mengusung slogan berbau disiplin ala militer untuk mendekati pemilih milenial. Tidak nyambung!

Kedua, Partai Demokrat masih membawa beban politik besar, salah satunya isu korusi yang menjerat mantan pimpinan dan kader-kader topnya. Ingatan masyarakat masih lekat dengan hal itu. PKS membutuhkan dua fase kepemimpinan untuk mengikis belitan isu korupsi yang menjerat Presiden PKS (saat itu) Lutfhi Hasan Ishaaq. Dengan asumsi membutuhkan waktu yang sama, ketua umum Demokrat di periode ini harus mampu menawarkan isu-isu menarik untuk "mengubur" perbuatan Anas Urbaningrum, Nazarudin, Angelina Sondakh dll.

AHY yang masih harus membangun citra demi tujuan politik pribadi yang lebih besar yakni menjadi calon presiden di Pilpres 2024, sepetinya tidak akan memiliki waktu untuk memikirkan hal-hal demikian.

Ketiga, seperti halnya Puan Maharani atau Prananda Prabowo di PDIP, AHY juga tidak akan mudah melepas bayang-bayang orang tuanya. Jika gagal mengelola isu ini,bukan mustahil menciptakan dua kutub di tubuh Demokrat. Kader dan simpatisannya tidak akan sertamerta mempercayai ucapan AHY sebelum ada pernyataan SBY.

Untuk mengikis kemungkinan terjadinya hal itu, AHY harus berani membuat gebrakan politik yang berbeda, bahkan jika perlu, berseberangan dengan SBY. Kita ragu AHY berani melakukan hal itu.

Melihat hal-hal tersebut di atas, sebaiknya kader-kader Demokrat tidak buru-buru mendorong AHY untuk mengambialih kepemimpinan. Beri AHY ruang gerak yang lebih leluasa untuk menambah jam terbang di pentas politik tanah air yang saat ini terasa sempit karena hanya menampilkan dua poros kekuatan.

Salam @yb

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun