Mungkinkah Brunei Jadi "Home Base" Prabowo?

Keberadaan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi misteri. Setelah beredar foto keberadaannya di bandara sehingga memunculkan spekulasi capres nomor urut 02 itu sudah berada di luar negeri,  hingga kini belum ada pihak yang memberikan konfirmasi keberadaan Prabowo.

Adalah Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak yang memicu spekulasi semakin liar. Setelah sebelumnya membantah Prabowo berangkat ke Mekah, mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah itu menyebut Prabowo ke Brunei Darussalam untuk memantau perkembangan, namun terakhir kembali membantahnya dengan menyebut foto Prabowo di bandara sebagai foto lama.

Bahkan Dahnil menyebut kemarin Prabowo jum'atan di Hambalang, Bogor, dan malamnya beraktifitas di rumah Kertanegara Jakarta Selatan.
Teka-teki kepergian Prabowo ke luar negeri terjawab setelah Kasubag Humas Ditjen Imigrasi Kemenkumham Sam Fernando mengkonfirmasi pada tanggal 16 Mei Prabowo bertolak ke Bandar Seri Begawan, Brunei, dan malamnya sudah kembali ke tanah air.

Tetapi apakah foto yang beredar berkaitan dengan aktifitas terbaru Prabowo ataukah foto lama, masih belum terjawab.

Lalu, di mana sekarang Prabowo berada? Kita meyakini masih di tanah air. Terlebih sebelumnya Juru Bicara Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin menyebut pada tanggal 21-22 Mei pihaknya akan menggelar ifthar atau buka puasa akbar di depan KPU yang akan dipimpin langsung oleh Prabowo.

Namun menarik untuk mengulik Brunei dalam konteks saat ini. Mengapa dan untuk apa Prabowo ke Brunei? Apakah tengah menyiapkan "home base"? Sebab nama negara di ujung utara Pulau Kalimantan itu muncul dalam dua kasus berbeda namun saling berkaitan. Sebelumnya ketika disodori suka larangan bepergian ke luar negeri, Kivlan Zen - mantan Pangkostrad yang juga menolak kemenangan Jokowi, diketahui juga hendak terbang ke Brunei.

Pertanyaan soal Brunei juga berkaitan dengan pernyataan Dewan Pengarah BPN Prabowo-Sandiaga, Titiek Soeharto yang menyebut pihaknya tidak akan membawa dugaan kecurangan Pilpres 2019 ke Mahkamah Konstitusi (MK) melainkan langsung berjuangan di jalanan.

Titiek pun memastikan sejumlah massa pro-Prabowo Subianto akan menggelar aksi damai untuk meminta KPU mendiskualifikasi capres petahana Joko Widodo -- Ma'ruf Amin. Aksi damai ini akan dimulai pada 20 Mei mendatang. Jika Prabowo akan mengomando sendiri gerakan tersebut, tentu membutuhkan "pusat perlawanan" yang tidak terjangkau pihak keamanan.

Baca juga : Redupnya Pijar 1998...

Seperti diketahui sebelumnya Prabowo bersama Sandiaga Uno telah menyatakan menolak mengakui hasil Pilpres 2019. Prabowo menyebut banyak kecurangan yang merugikan pihaknya. Prabowo meminta agar KPU menghentikan rekapitulasi suara yang diungah dalam sistem informasi penghitungan suara (situng).

Adanya putusan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang menyatakan KPU terbukti secara sah melanggar tata cara dan prosedur dalam input data situng, kian menguatkan penolakan tersebut.

Penolakan Prabowo memunculkan spekulasi akan adanya gerakan rakyat seperti yang disuarakan  Amien Rais, Ttitiek Soeharto, Eggi Sudjana, Kivlan Zan, dan lain-lain. Meski sejumlah pihak sudah menyeru agar masyarakat menolak gerakan people power, tetapi sinyal akan terjadinya pengerahan massa di Jakarta menjelang pengumuman hasil pemilihan presiden oleh KPU, sulit dibantah. Bahkan Kedutaan Besar Amerika Serikat sudah mengeluarkan peringatan  keamanan di Indonesia kepada warganya. Amerika mengimbau warganya untuk menjauhi tempat demonstrasi yang disebutnya di KPU dan Bawaslu, Jakarta.

"Demonstrasi juga dapat terjadi di kantor terkait pemilihan di kota-kota lain, termasuk Surabaya dan Medan," sambung Kedubes AS.

Kita percaya aparat keamanan mampu mencegah terjadinya tindak anarkhis, apalagi menjurus ke makar dan tindakan inkonstitusional lainnya. Tetapi kita pun berharap tindakan yang diambil tetap terukur dan profesional.

Salam @yb