Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Mengulik Agenda PSI Menolak Perda Syariah yang Repotkan Jokowi

21 November 2018   08:04 Diperbarui: 22 November 2018   10:08 1658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie [Foto: KOMPAS.com/ Fabian Januarius Kuwado]

Kubu lawan yang gemar memainkan isu agama, kini mendapat amunisi baru untuk menyerang Jokowi. Nama Jokowi pun ikut terbawa-bawa dalam protes dan pelaporan ke polisi terhadap PSI.

Benarkah hal itu disengaja oleh PSI? Hanya Grace dan para pengurus PSI yang tahu. Tetapi jika melihat peta kekuatan politik saat ini, sangat sangat terbuka ini bagian dari kebijakan PSI. Sebab meski mendukung Jokowi- yang dipanggil Grace dengan sebutan bro (brother), PSI belum tentu mendapat limpahan suara pendukungnya. Sebab ada PDIP yang bukan saja merupakan partainya Jokowi, namun juga memiliki basis sama yakni nasionalis-sekuler.

Artinya, jika PSI hanya mengekor pada Jokowi, tanpa menciptakan "ombak", maka suara kaum nasionalis-sekuler tetap menjadi milik PDIP. Dengan tampil lebih berani dan "menyerang", ada kemungkinan PSI akan mendapat cipratan suara pemilih nasionalis-sekuler yang menilai PDIP kurang keras menyuarakan perlawanan terhadap kelompok atau partai politik berbasis agama.

Lontaran penolakan terhadap perda berbasis agama juga menguntungkan PSI karena mendapat publikasi gratis. Setidaknya dalam seminggu terakhir nama PSI bergema hingga ke pelosok negeri.

Salam @yb

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun