Ketiga, tidak ada, setidaknya sampai saat ini, gagasan politik orisinil kader-kader PSI yang mampu menarik perhatian publik. Keterbukaan rekrutmen calon anggota legislatif, dan mendatangkan tokoh-tokoh tenar seperti Mahfud MD untuk memberikan pembekalan hanya memenuhi syarat untuk sebuah pemberitaan media daring, namun gaungnya tidak akan sampai ke calon pemilih.
Dari tiga "kelemahan" tersebut, PSI hanya mungkin bisa menutupinya di poin pertama. Namun siapkah PSI mulai mengambil jarak dengan PDIP, termasuk berkonfrontasi di media terhadap suatu isu, sehingga calon konstituen bisa membedakan antara PDIP dengan PSI? Jika hal ini pun sulit dilakukan, PSI hanya akan menjadi partai penghias media dengan segala "keberisikannya".
Salam @yb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H