Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) alias tim sukses (timses) merupakan posisi sangat strategis dalam perhelatan kontestasi elektoral. Terlebih untuk gelaran pemilihan presiden dan wakil presiden dengan kandidat yang didukung banyak partai politik.Â
Mengorganisir banyak kepentingan, membagi tugas agar semua bagian bekerja dalam satu irama dengan goal kemenangan, bukan pekerjaan paruh waktu, apalagi ditangani oleh tokoh amatir.
Berangkat dari pemahaman itu, pernyataan Wakil Sekretaris TKN pasangan Joko Widodo - Ma'ruf Amin, Ahmad Rofiq bukan saja ngawur namun akan membuat para kandidat yang tengah dibidik Jokowi tidak respek. Menurut Rofiq, yang juga Sekjen Perindo, ketua TKN soal kecil karena hanya pelengkap alias formalitas.
"Soal ketua kampanye itu soal kecil, itu kan nanti akan menjadi diikutsertakan sesuatu yang formal saja," kata Rofiq seraya mengiyakan jika nama Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC) Erick Thohir, Direktur Utama NET Mediatama Televisi Wishnutama dan presenter Najwa Shihab, termasuk kandidat ketua TKN Jokowi-Ma'ruf.Â
Penyebutan tiga nama tersebut hanya karena ada sinyal Jokowi menginginkan tokoh muda sebagai ketua TKN agar bisa matching dengan pemilih milenial, kelompok pemilih terbesar di Pilpres 2019.
Mungkin benar Jokowi kini memilih tokoh muda setelah dua kandidat yang diinginkan yakni Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Anggota Dewan Pengarah BPIP Mahfud MD menolak menjadi ketua TKN. Tetapi tiga nama yang diiyakan Rofiq jelas tidak masuk kriteria.Â
Sulit dibayangkan seorang Erick akan mampu menggerakkan TKN yang berisi para politisi senior dengan beragam kepentingan politik, sedangkan dirinya tidak pernah berkecimpung di dalamnya.Â
Demikian juga dengan Wishnutama. Pengalamannya hanya di dunia broadcasting dan sempat menjadi pemain band Soulful Corp, yang namanya mungkin sangat asing di telinga kaum milenial.
Bagaimana dengan Najwa? Namanya selalu dikaitkan ketika Jokowi membutuhkan "pembantu", termasuk saat Khofifah Indar Parawansa mundur dari jabatan Menteri Sosial. Padahal Najwa tidak memiliki "modal" untuk meyakinkan Jokowi.Â
Jika Jokowi ingin memilih perempuan presenter, masih ada Rosianna Silalahi. Jika pun ingin orang media, Chairul Tanjung, owner TC Corp, Â jelas lebih "nyambung" dengan Jokowi. Ini yang tidak banyak dipahami oleh orang-orang di lingkar dalam Jokowi seperti Rofiq karena memang baru setahun terakhir "mengenal" Jokowi.
Lalu siapa "panglima perang" Jokowi-Ma'ruf? Jika terjadi force majeure seperti dalam kasus penunjukkan calon wakil presiden, nama ketiganya tetap masih mungkin. Terlebih tanda-tanda ke arah deadlock sudah terbaca. Kerasnya rebutan posisi ketua TKN di antara partai koalisi, terutama PDIP, Golkar dan PKB, adalah jawaban mengapa sampai saat ini posisi tersebut masih lowong.Â