Lalu siapa yang akan dipilih Prabowo? Tentu saja AHY. Ada dua alasannya. Pertama UAS tetap kekeuh menolak menjadi cawapres. Prabowo bisa beralasan, dirinya sudah mengikuti hasil ijtima ulama dengan memilih satu dari dua nama yang disodorkan. Bahwa UAS menolak, tentu bukan salah Prabowo. Bagaimana dengan Amien Rais? Tidak ada masalah karena sepertinya UAS memang hanya dijadikan ikon dengan tujuan agar PAN "tidak dilupakan".
Kedua, Prabowo membutuhkan SBY yang pernah dua kali memenangkan gelaran pilpres melawan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri baik saat berpasangan dengan Hasyim Muzadi maupun Prabowo. Tentu SBY memiliki "senjata rahasia" yang akan berguna bagi Prabowo.
Bagaimana dengan PKS? Tidak ada waktu bagi PKS untuk membangun koalisi baru. Jika pun bisa mengajak PAN dan PKB -- dengan catatan Jokowi tidak mengambil sang ketum Muhaimin Iskandar, waktunya sangat sempit untuk mencapai titik sepakat terkait pasangan yang akan diusung. Pilihannya tinggal Muhaimin dipasangkan dengan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, tetapi hal itu tidak menguntungkan PKS. Jalan terbaik bagi PKS adalah mendapat "sisi lain" dari Prabowo dan SBY untuk menggerakkan mesin partai agar bisa masuk 7 besar di Pemilu 2019 yang dilaksanakan bersamaan dengan pilpres.
Lalu siapa lawan cawapres ideal bagi Jokowi? Bagaimana peta kekuatan TGB, Kepala Kantor Staf Presiden Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, anggota Dewan Pengarah BPIP Mahfud MD hingga Ketua MUI Ma'ruf Amin dan tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin? Â Tunggu ulasan berikutnya.
Salam @yb