Jika hanya untuk kepentingan politik sesaat, maka setelah ini tidak ada upaya lanjutan dari pertemuan-pertemuan yang sudah dilakukan. Nasib Rizieq pun tetap "digantung".
Namun jika benar demi persatuan nasional, maka akan ada beberapa langkah signifikan, terutama yang menyangkut Rizieq. Istana akan menjamin kepulangannya dengan catatan Polda Metro Jaya mengeluarkan SP3 untuk kasus chat mesum, namun Polda Jawa Barat tetap melanjutkan kasus dugaan penistaan Pancasila.Â
Penghentian kasus dugaan pornografi tidak merugikan siapa pun, dan memang bukan delik aduan. Terlebih kepolisian juga "tidak bisa" menghadirkan pengunggah gambar-gambar dan screenshot chat mesum yang diduga dilakukan Rizieq dengan Firza Husein. Bahwa polisi bisa membuktikan materi tersebut berasal dari handphone Firza, masih ada perdebatan kebenarannya karena gambar itu "ada" setelah Firza ditangkap terkait tuduhan makar. Â Â Â Â
Jalan tengah ini juga sesuai dengan keinginan Rizieq. Sebelumnya Rizieq pernah mengatakan dirinya siap mengikuti proses hukum yang dilaporkan Sukmawati Soekarnoputri, namun menolak tudingan chat mesum.
Bagi Rizieq, kasus di Polda Jabar bisa dijadikan panggung untuk memperjuangkan penerapan sila pertama Pancasila sesuai Piagam Jakarta.Â
Sedangkan dalam kasus chat mesum, Rizieq meyakini hanya rekayasa untuk merendahkan martabatnya. Lalu bagaimana dengan kasus-kasus lainnya? Kepolisian tentu bisa memilahnya mana yang murni kriminal, mana yang hanya unjuk emosi sesaat, berdasarkan bukti dan juga melihat kasus serupa yang dilakukan pihak lain. Â
Jika Istana berani mengambl langkah ini, niscaya tekanan terhadap Jokowi akan berkurang. Upaya persatuan nasional juga lebih konkret tanpa harus ada pihak yang kehilangan muka. Jika pun kelak pengadilan memvonis Rizieq bersalah, tentu tekanannya tidak akan sekuat kasus chat mesum.
Salam @yb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H