Meski dalam konteks kepartaian di Indonesia, hal itu terjadi juga di partai-partai lain di mana posisi ketua umum adalah segalanya, namun tidak elok seorang presiden terus "diolok-olok" dengan panggilan petugas partai.
Jika saja Jokowi diposisikan secara utuh sebagai representasi pembawa suara kaum nasionalis, situasinya tentu akan berbeda. Benar, saat ini dukungan untuk Jokowi masih kuat. Tetapi masih ada waktu satu tahun dan jika kubu nasionalis gagal mengemas isu, bahkan kembali membuat gol bunuh diri, hanya keajaiban yang bisa memenangkan Jokowi di kontestasi Pilpres 2019. @yb
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!