Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PKS, HTI dan Fahri Hamzah

6 Juni 2017   15:35 Diperbarui: 6 Juni 2017   15:42 3996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Survei Saiful Mujani Research and Consulting yang mengungkapkan 34.3 perses kader PKS setuju dengan perjuangan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), seolah mendapat pembenaran dari Fahri Hamzah. Setelah mengecam pembubaran HTI, Wakil Ketua DPR yang masih secara hukum masih kader PKS, menegaskan perlu adanya partai yang berasaskan Islam seperti PKS.  Ke mana muara pernyataan Fahri Hamzah?

Tudingan sebagian kader PKS memiliki keterkaitan dengan gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir yang memiliki agenda- salah satunya, mendirikan Negara Islam, bukan hal baru. Kader PKS, seperti Surahman Hidayat, mengakui partainya mempunyai hubungan cita-cita dengan Ikhwanul Muslimin, namun menolak klaim bahwa PKS merupakan perwujudan lain dari organisasi tersebut. Dengan fakta itu, sekilas sikap Fahri Hamzah yang terkesan menentang arus terkait upaya penguatan ideologi Pancasila, penyeragaman asas partai dan ormas serta pembubaran HTI, sebagai cerminan sikap kader PKS.

Tetapi jika dicermati dan dikaitkan dengan keinginannya untuk mengganti Presiden PKS M. Sohibul Iman, pernyataan  Fahri Hamzah sebenarnya tidak murni untuk menyerang kebijakan pemerintah. Manuver Fahri lebih dimaksudkan untuk mencari panggung dan dukungan dari internal PKS yang tidak puas dengan kepemimpinan Sohibul Iman. Fahri juga tengah membuka pintu kepada lawan-lawan PKS untuk menciptakan kegaduhan di tubuh PKS. Jika hal itu terjadi, maka Fahri memiliki “pintu” untuk kembali ke jajaran pengurus PKS.  

Seberapa besar kemungkinan keberhasilan manuver Fahri Hamzah?

Sebelum ke sana, sebaiknya dipahami terlebih dulu, siapa yang diuntungkan dengan posisi Fahri Hamzah saat ini dan andai terjadi perpecahan di tubuh PKS. Pemerintah bisa memanfaatkan posisi Fahri Hamzah di DPR untuk memuluskan isu-isu dan test case terhadap satu kebijakan yang dianggap kontroversial. Terbukti Fahri cukup efektif ketika meloloskan Pansus Angket KPK di DPR yang didukung partai-partai pemerintah. Fahri juga bisa dijadikan boneka pemerintah untuk mengobok-obok PKS sebagaimana Surjadi yang digunakan rezim Orde Baru untuk menghancurkan PDI Megawati. Kemenangan gugatan atas pemecatan dirinya, bisa menjadi alas kuat ketika Fahri mengklaim sebagai pemilik sah PKS dan meminta legitimasi dari pemerintah.

Diakui atau tidak, Fahri Hamzah termasuk politisi muda yang pandai menempatkan posisi sehingga bisa menguasai ruang-ruang di media publik. Keberhasilan Fahri merengkuh kursi wakil ketua DPR dan mempertahankannya meski telah dibuang oleh partainya , bukan semata karena kedekatannya dengan Anis Matta- presiden PKS saat itu, tetapi karena kemampuannya membaca arah politik.

Dengan lanskap itu, manuver Fahri untuk mengganti Sohibul Iman dari pucuk pimpinan PKS tidak bisa dianggap sebagai igauan semata. Fahri akan terus memojokkan PKS dengan isu-isu yang menimbulkan antipati  publik sehingga bisa menimbulkan gesekan di level bawah (grassroat). Salah satunya dengan memblow up isu sensitif bahwa kader PKS pro perjuangan HTI. Kader-kader PKS yang ditinggal konstituennya, akan mulai meragukan kepemimpinan Sohibul Iman sehingga bisa menjadi amunisi Fahri.

Kedua,  terkait kepentingan pemerintah (baca: Presiden Joko Widodo). Jika PKS dianggap sebagai peritang jalan menuju Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019, secara otomatis posisi Fahri Hamzah semakin kuat. Sebagaimana disebutkan di atas, Fahri bisa menjadi pion untuk merusak strategi politik PKS. Namun jika keinginan Jokowi sebagai calon tunggal mendapat jaminan PKS, kemungkinan Fahri yang justru akan terpental dari Senayan.

Ketiga, penguatan isu politik Islam. Fahri Hamzah bisa menjadi tokoh alternatif manakala pemerintah bertindak represif terhadap kelompok Islam yang ditengarai memiliki paham radikal. Fahri Hamzah dianggap bisa mewakili kepentingan politik kelompok ini. Fahri bisa memanfaatkan kedekatan hubungan dengan kelompok Islam “radikal” untuk mempengaruhi kader-kader PKS.

Di sinilah soliditas dan militansi kader PKS diuji. Apakah mereka akan membebek pada political will pemerintah untuk meredam manuver Fahri Hamzah ataukah tetap menjadi partai oposan, apa pun resikonya.

Salam @yb

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun