Ketiga, merebut posisi ketiga sekaligus mengegolkan jagoannya pada Pemilu dan Pilpres 2019. Tren kenaikan perolehan suara PKB dari posisi ke 7 pada Pemilu 2009 menjadi ke 5 pada Pemilu 2014, mengalah seluruh partai berbasis Islam, adalah prestasi positif yang menjadi penyemangat kadernya untuk merebut kembali posisi tiga besar seperti pada Pemilu 2004, 1999 dan 1955.
Muhaimin sadar, jika hanya mengandalkan suara warga nahdliyin, PKB tidak pernah bisa menjadi partai pemenang pemilu. Harus ada terobosan untuk menyasar kelompok lain tanpa harus meninggalkan basisnya. Petani dan nelayan adalah dua kelompok masyarakat yang sangat mungkin didekati. PKB kesulitan masuk ke kelompok buruh dan pekerja urban lainnya yang sudah tidak mengenal sikap taklik- kepatuhan tanpa koreksi.
Akankah Muhaimin sukses dengan strateginya? Ataukah justru terjungkal oleh ulah sendiri mengingat lawannya adalah Jokowi yang pandai bermain di semua sisi? Mungkin saja awalnya Jokowi mengalah- seperti terlihat dari kelonggaran yang diberikan kepada nelayan Jateng. Tetapi bukan tidak mungkin Jokowi akan balik menghantamnya dengan isu lain. Ingat, sejak lama PKB sudah memiliki bibit perpecahan dan bukan hal yang teramat sulit untuk “meledakkan” kembali perpecahan tersebut. Kubu Yenny Wahid tentu masih berharap suatu ketika PKB kembali ke trah Gus Dur.
Salam @yb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H