Meski hitung-hitungannya masih membutuhkan metode yang lebih akurat, tetapi sebagai gambaran berapa sumbangsih suara Muslim untuk Ahok, bisa kita lihat dari prosentase perolehan Ahok-Djarot. Dari sekitar 5 juta warga Jakarta yang memberikan suara, pasangan Ahok-Djarot mendapat 2.357.587 suara (42,91 persen). Sekali pun kita gunakan asumsi seluruh warga non Muslim DKI yang berjumlah 1,3 juta lebih, memiliki hak suara dan memilih paslon nomor 2, maka Ahok telah mendapat sumbangan lebih dari 1 juta suara dari pemilih Muslim. Jumlah ini tentu akan membengkak manakala digunakan asumsi banyak warga non Muslim di Jakarta yang masih di bawah usia 17 tahun atau belum memiliki hak pilih, dan tidak semua non Muslim pilih Ahok.
Fakta tersebut menunjukkan kasus dugaan penistaan agama, yang oleh sebagian dikategorikan sebagai isu SARA, tidak menjadi penghalang bagi Ahok untuk meraih dukungan Muslim. Dengan bahasa yang lebih gamblang, pemilih Jakarta bukan pemilih rasis. Jadi jangan lagi membesar-besarkan isu warga Jakarta rasis. Ahok akan menang atau kalah pada Pilkada DKI ditentukan oleh banyak faktor seperti kinerja selama menjabat sebagai gubernur, soliditas mesin partai pendukung, relawan dan strategi di lapangan.
Ataukah pernyataan, “Hanya Isu SARA yang Dapat Menjegal Ahok-Djarot pada Putaran Kedua” bagian dari black campaign untuk warga Jakarta?
Salam @yb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H