Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ode untuk Sri Bintang Pamungkas

6 Desember 2016   20:14 Diperbarui: 6 Desember 2016   20:46 2118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka yang miskin karena terlempar dari persaingan usaha yang tidak sehat, menjadi korban monopoli kelompok tertentu yang dekat dengan kekuasaan, bukan pemalas, bukan orang yang mudah putus asa. Mereka dikalahkan oleh politik pemerintah yang cenderung kapitalis dan neo liberal yang sangat jauh dari nilai-niai Pancasila.

Di situlah Sri Bintang berada. Di situlah Sri Bintang menghamba. Menanggalkan status sosial, menanggalkan gelar akademik, menanggalkan kemewahan, berpeluh memperjuangkan keadilan sosial. Rekam jejaknya terentang sejak masa kegelapan hingga masa kuda-kudaan. Tidak heran jika Sri Bintang menjadi musuh bagi semua Presiden Indonesia.

Dan kini, Sri Bintang kembali dijadikan pesakitan, justru di tengah alam demokrasi yang menjunjung tinggi kebebasan berekspresi dan berpendapat, yang dulu diperjuangkannya. Sri Bintang dituduh hendak melakukan makar dengan barang bukti surat pemintaan Sidang Istimewa MPR untuk mengganti Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang dikirim ke DPR. Persis seperti ketika dulu dia ditahan oleh rezim Soeharto berdasarkan selebaran yang menolak hasil Pemilu 1997 dan pengangkatan kembali Presiden Soeharto.

Akankah kita kembali ke zaman kegelapan? Akankah Presiden Jokowi mengikuti jejak Pak Harto seperti pernah ditulis di sini setahun lalu? Menarik untuk dicermati!

Salam @yb  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun