Mereka yang miskin karena terlempar dari persaingan usaha yang tidak sehat, menjadi korban monopoli kelompok tertentu yang dekat dengan kekuasaan, bukan pemalas, bukan orang yang mudah putus asa. Mereka dikalahkan oleh politik pemerintah yang cenderung kapitalis dan neo liberal yang sangat jauh dari nilai-niai Pancasila.
Di situlah Sri Bintang berada. Di situlah Sri Bintang menghamba. Menanggalkan status sosial, menanggalkan gelar akademik, menanggalkan kemewahan, berpeluh memperjuangkan keadilan sosial. Rekam jejaknya terentang sejak masa kegelapan hingga masa kuda-kudaan. Tidak heran jika Sri Bintang menjadi musuh bagi semua Presiden Indonesia.
Dan kini, Sri Bintang kembali dijadikan pesakitan, justru di tengah alam demokrasi yang menjunjung tinggi kebebasan berekspresi dan berpendapat, yang dulu diperjuangkannya. Sri Bintang dituduh hendak melakukan makar dengan barang bukti surat pemintaan Sidang Istimewa MPR untuk mengganti Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang dikirim ke DPR. Persis seperti ketika dulu dia ditahan oleh rezim Soeharto berdasarkan selebaran yang menolak hasil Pemilu 1997 dan pengangkatan kembali Presiden Soeharto.
Akankah kita kembali ke zaman kegelapan? Akankah Presiden Jokowi mengikuti jejak Pak Harto seperti pernah ditulis di sini setahun lalu? Menarik untuk dicermati!
Salam @yb Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H