Tentu jawabnya: tidak!
Mari kita persempit pokok bahasannya. Apakah nafsu penulis 'tergoda' melihat gambar dalam kemasan snack Bikini? Apakah fantasi penulis tertuju pada aktivitas seksual membaca tagline 'Remas Aku' pada kemasan snack Bikini?
Jawabnya; ya!
Pertama, gambar itu sangat menggoda. Dalam fantasi seksual penulis, 'perempuan' yang digambarkan pada kemasan itu masih muda, kulitanya masih kenceng, dan mulus. Hal itu sesuai dengan fantasi seks penulis sehingga (wajar saja) syahwat penulis 'tergoda'.
Demikian juga tulisan 'Remas Aku'. Jika penulis membacanya di dinding tembok yang penuh mural anti narkoba, percayalah, tiada sedikit pun terbetik nafsu seks.
Namun jika tulisan itu dilekatkan pada gambar perempuan muda yang tubuhnya masih segar dan mulus, jujur saja pikiran penulis akan 'terganggu'.
Pada tulisan sebelumnya penulis berpendapat jika gambar perempuan (muda) berbikini yang disertai tulisan 'Remas Aku' mengandung unsur pornografi.
Ingat, jika tidak ada kehebohan, bukan mustahil makanan camilan itu akan dipajang di rak-rak minimarket, bahkan mungkin supermarket.
Jika itu terjadi, kembali pada pemahaman, penulis tidak akan berfantasi seks melihat perenang atau turis di pantai yang hanya berbalut bikini karena memang di tempatnya.
Namun menjadi hal lain jika penulis melihat (gambar) perempuan muda berbikini di supermarket.
Tetapi seperti pada tulisan sebelumnya (di sini), penulis tetap tidak setuju dengan tindakan super reaktif pegawai BPPOM dengan menggrebek pabrik dan menyita snack Bikini beserta alat produksinya.