Dari berbagai macam isu yang bertebaran di ruang-ruang internet, isu PKI dan legalisasi miras paling kencang berhembus. Tidak sedikit tokoh masyarakat yang menyuarakan ancaman langsung kepada Presiden. Salah satunya diserukan oleh Ketua Umum Pusat Persatuan Umat Muslim Indonesia (Parmusi) Usamah Hisyam, kemarin. Ancaman yang diserukan Parmusi tidak tanggung-tanggung: menggulingkan pemerintahan Presiden Jokowi jika perda larangan miras dicabut.
"Saya juga akan menggalang semua ormas muslim untuk melakukan perlawanan terhadap pemerintahan Jokowi," kata Usamah Hisyam. Selengkapnya baca di sini
Ancaman Parmusi harus mendapat perhatian serius Jokowi. Tidak boleh dianggap sepele. Bukan karena kekuatan massa yang dimiliki Parmusi. Sebab Parmusi tidak memiliki massa yang besar dan militan. Bahkan di beberapa daerah, kehadiran Parmusi nyaris tidak tampak karena inheren dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Namun justru faktor itu yang sangat berbahaya.
Sebab meski sempat mendukung Hatta Rajasa dalam pilpres lalu, namun Parmusi langsung menyatakan dukungan setelah Jokowi terpilih menjadi Presiden. Parmusi mewujudkan dukungannya dengan menyebar ratusan pendakwah yang telah dibinanya ke berbagai daerah, terutama perbatasan untuk mendukung program revolusi mental Jokowi. Dalam kaitan perpecahan di tubuh PPP, Parmusi yang semula di kubu Djan Faridz juga berbalik arah dengan mendukung muktamar islah.
Ancaman Parmusi perlu diperhatikan karena dapat diartikan sebagai perpecahan pendukung Jokowi. Jika dalam setahun terakhir kubu yang berseberangan mendekat ke istana, sekarang justru “orang istana” yang mengancam akan meninggalkan Jokowi. Apalagi selama ini Parmusi termasuk ormas Islam yang ‘jinak’. Jika yang jinak saja sudah melawan, bagaimana dengan ormas Islam yang memang sejak awal sudah menujukkan sikap permusuhan dengan Jokowi? Ancaman Parmusi tentu akan menjadi amunisi bagi ormas Islam “garis keras”.
Memang pernyataan keras Parmusi masih bisa dianggap sebagai perbedaan pendapat yang wajar-wajar saja di alam demokrasi. Skala letupannya masih kecil dan belum tentu ngefek . Namun jika dibiarkan, bukan mustahil akan menjadi bola salju yang terus membesar sehingga susah dipadamkan.
Pemerintah harus memberikan respon terukur untuk menyikapi ancaman Parmusi. Salah satunya dengan memberikan penjelasan yang komprehensif terkait tata kelola miras. Apalagi saat ini masih berkembang pemikiran di tengah masyarakat, miras menjadi salah satu pemicu tindak kekerasan seksual yang marak belakangan ini. Jangan sampai isu miras digunakan untuk membenturkan pemerintah (baca: Jokowi) dengan umat Islam.
Penulis yakin Jokowi bisa meredam ancaman Parmusi. Namun Jokowi harus menjadikan momentum ini untuk mengevaluasi kinerja kabinetnya. Jika soal ‘kecil’ begini saja harus dirinya yang turun tangan, apa gunanya ada kabinet!
Salam @yb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H