Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sudahlah Jokowi, Jangan Lindungi Ahok (Lagi)

10 April 2016   20:04 Diperbarui: 11 April 2016   07:07 3695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa pun tidak ada yang meragukan kedekatan Presiden Joko Widodo dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama. Bahkan sebagian pendukung keduanya berharap Jokowi dan Ahok  dapat berpasangan kembali di level yang lebih tinggi. Maksudnya, Jokowi menggandeng Ahok masuk ke istana entah sebagai menteri, ataupun wakil presiden.

Dalam berbagai kesempatan, Jokowi pun selalu turun tangan ketika Ahok mengalami masalah di Jakarta. Dari mulai pelantikkannya sebagai gubernur yang saat itu ditentang sebagian besar anggota DPRD Jakarta, masalah pembuangan sampah Bantargebang, sampai kasus APBD. Terakhir Ahok minta ‘bantuan’ Jokowi ketika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mulai menemukanm ‘niat’ dalam kasus pembelian lahan Sumber Waras. Demikian juga dalam perkara operasi tangkap tangan KPK terhadap Presiden Direktur Agung Podomoro Land Ariesman Widjaya yang tengah melakukan suap kepada Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta M. Sanusi di mana staf khusus Ahok, Sunny Tanuwidjaja, ikut terseret.

Ahok bukanlah politisi yang mau menghargai orang-orang yang telah memberinya kedudukan dan kehormatan. Ahok dengan mudah meloncat dari satu partai ke partai lain, dari satu pemilihan kepala daerah ke pemilihan lainnya. Demi memenuhi syahwat politiknya untuk berkuasa, Ahok rela menjadi politisi kutu loncat. Bahkan tanpa sedikitpun rasa hormat, Ahok bisa dengan enteng menyerang orang-orang yang selama ini berjuang bersamanya. Bagi Ahok, etika itu urusan nomor buncit. Hal ini mungkin juga selaras dengan karakternya yang dengan mudah menuduh orang lain sebagai maling, penyabotase kebijakannya dan koruptor.

Ada banyak bukti bagaimana Ahok sama sekali tidak menghargai Jokowi. Pertama ketika dengan enteng mengatakan Jokowi yang menandatangani  APBD Perubahan 2014 di mana di dalamnya terdapat anggaran untuk pembelian lahan Sumber Waras. Namun setelah Majelis Hakim Tipikor yang menyidangkan kasus Uninterruptible Power Supply (UPS) menunjukkan bukti, Ahok lantas meralat tuduhannya tanpa rasa malu.

Ahok pun tidak pernah memikirkan bagaimana sulitnya posisi Jokowi ketika Ahok memutuskan menggunakan jalur indepeden dan genk-nya menyerang PDIP. Hanya karena merasa sudah sedikit memiliki pendukung, Ahok dengan jumawa menekan dan akhirnya meninggalkan PDIP yang telah memback-up kebijakannya selama ini. Fakta bahwa Jokowi kader PDIP yang pasti ikut terluka ketika partainya dijadikan bahan olok-olokan, sama sekali tidak pernah dipahami oleh Ahok dan kroninya.

Ahok mungkin lupa, dalam peperangan tetap berlaku etika. Bahkan kepada musuh pun harus ada rasa hormat. Itu berlaku universal. Sesekali mungkin Ahok dan para pencintanya perlu menyaksikan film Troy dan meneladani sikap Achilles setelah dinasehati oleh Priam- Raja Troya sekaligus ayah Hector yang dibunuh Achilles.

Sebagian pendukung Jokowi, tentu ada yang kekuatiran bahwa suatu saat Ahok akan ‘menikam’ Jokowi sebagaimana Ahok ‘meludahi’ Partai Golkar, Gerindra, dll. Sebab tanda-tanda ke arah itu sudah tampak dengan jelas.

Jadi, Pak Jokowi, jangan pernah lindungi lagi Ahok. Jika dia yakin tidak terlibat dalam kasus pembelian lahan Sumber Waras, kasus suap reklamasi pantai utara Jakarta, mengapa pula harus dilindungi? Cukup sudah apa yang sudah diberikan selama ini. Dengan memberi privilese kepada Ahok, belum tentu akan mendapat balasan serupa. Bahkan mungkin akan dikhianati seperti dalam kasus APBD Perubahan itu. 

Tidak bisa dibayangkan andai hakim Tipikor saat itu tidak jeli dengan menunjukkan bukti tanda tangan Ahok. Mungkin hari ini para pendukung Ahok sudah menuntut Jokowi untuk mundur karena terlibat dalam penganggaran pembelian lahan Sumber Waras.

Jadi, cukup sudah kebersamaan kita bersama Ahok. Tetapi sebagai orang yang punya tata krama dan etika, mari kita doakan juga agar Ahok bisa ikut dalam kontestasi Pilgub DKI Jakarta 2017.  

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun