Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik

Antasari Ashar dan Teori Konspirasi

18 Januari 2016   10:38 Diperbarui: 19 Januari 2016   14:57 2749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tidak ada dari mereka yang menyangkal keterlibatan Antasari. Pernyataan Wiliardi yang mengaku disuruh oleh polisi untuk merekayasa kasus tersebut dengan janji akan dibebaskan dari segala tuduhan, namun belakangan dia mencabut BAP yang memojokkan Antasari karena janji kebebasan untuk dirinya tidak dipenuhi, jelas sangat terlambat. Jika kasus Antasari hanyalah rekayasa, apakah Sigid Haryo (dan juga Wiliardi) mau mempertaruhkan reputasi dan seluruh hidupnya untuk kepentingan pihak lain?

Taruhlah pernyataan Antasari benar. Demikian juga kesaksian para ahli seperti ahli Forensik RSCM Abdul Munin Idris, ahli IT dari ITB  Dr. Agung Harsoyo, ahli Balistik Widodo Harjoprawito, ahli Senjata Roy Haryanto. Tetapi faktanya majelis hakim menolak PK-nya.      

Sebagian dari kita sangat menyukai teori konspirasi. Rumor yang tidak tersaji dalam berita, justru dijadikan sandaran kebenaran. Perilaku aparat penegak hukum yang korup, munculnya berita-berita media yang mengabaikan fakta, ditambah dengan pengalaman rezim orde baru di mana kebenaran hanya jika datang dari penguasa, membuat masyarakat Indonesia suka mencari kebenaran hakiki pada sumber-sumber yang dianggap kontra pemerintah. Siapapun yang berani bersuara keras menentang penguasa, maka dia menjadi sumber kebenaran baru. Tidak heran jika tokoh-tokoh yang muncul di Indonesia selalu memiliki benang merah sebagai pihak yang pernah berseberangan dengan penguasa sebelumnya.

Kembali dalam kasus Antasari, para penyuka teori konspirasi meyakini Antasari menjadi korban penguasa (saat itu). Mereka meyakini jika Antasari tidak dijerat dengan kasus hukum, maka akan terbongkarlah konspirasi pemilu dan konspirasi pilpres 2004, korupsi BUMN hingga kasus Bank Century. Luar biasa!

Menurutku, Antasari adalah manusia biasa. Menurutku, itu jawaban yang tepat untuk menjelaskan mengapa seorang Antasari sampai menemui caddy cantik di luar lapangan golf. Hal yang sangat manusiawi dan lumrah ketika seseorang tertarik kepada lawan jenisnya yang sering ditemui. Jangan dibawa ke ranah benar atau salah. Yang ingin ditekankan di sini hanya faktor rasa, bukan norma. Jadi, bagi yang sering berucap tidak mungkin Antasari tertarik pada Rani, silahkan diralat karena fakta yang tersaji dan diakui oleh keduanya, mereka pernah bertemu, bukan di lapangan golf tapi di kamar hotel. Di sini ditekankan kata ‘tertarik’ bukan “jatuh cinta” karena banyak juga dua orang berlawanan jenis melakukan hubungan badan hanya karena faktor tertarik, tanpa unsur cinta.

Jika benar Antasari korban konspirasi dengan tujuan untuk menggagalkan rencananya membongkar kasus pengadaan IT oleh KPU, tentu para komisioner KPK lainnya akan bergerak. Bisa saja Antasari langsung menyerahkan data terkait dugaan korupsi yang dimilikinya untuk ditindaklanjuti oleh koleganya di KPK. Ingat, prosedur persetujuan apakah sebuah kasus akan ditingkatkan statusnya dari penyelidikan (lid) menjadi penyidikan (dik) dengan menetapkan seseorang menjadi tersangka, tidak harus melalui ketua KPK. Tiga komisioner sudah cukup untuk memutus apakah KPK akan membuat sprindik (surat perintah dimulainya penyidikan) atau tidak terhadap suatu kasus. Jika pun Antasari Azhar saat itu ragu dengan koleganya di KPK- disebutkan M Jasin, salah satu komisoner KPK saat itu tidak setuju,, tentu dia bisa menyebarkan data pelanggaran pengadaan IT KPU kepada media massa. Namun nyatanya sampai hari ini tidak ada data resmi dari Antasari terkait kasus-kasus tersbeut yang tersebar di media dan KPK juga tidak pernah mengeluarkan sprindik terkait IT KPU.

Sebagai penegak hukum senior, Antasari tentu memiliki jaringan yang luas sehingga bisa mengetahui ketika dirinya menjadi target sebuah konspirasi. Muskil jika Antasari tidak melawan. Namun menjadi tidak muskil manakala kita mendududkkan Antasari sebagai manusia biasa yang bisa tertarik pada perempuan lain, yang bisa terantuk kerikil kecil, yang terpeleset karena dibuai anggapan dirinya sosok yang tak tersentuh (untouchable) secara hukum.

Jadi, masihkah kita mempercayai teori konspirasi yang menyebutkan Antasari dijebloskan ke penjara karena ingin membongkar pengadaan IT KPU?

 

Salam @yonbayu

 

*sebagian tulisan ini pernah diposting di akun facebook pribadi penulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun