Setelah berhasil membungkam lawan politik dan mengunci pembantunya agar tidak macam-macam, Jokowi lantas ‘memamerkan’ kekuatannya kepada negara-negara luar. Sikap Malaysia yang tanpa syarat mencabut pathok di Tanjung Datu dan sejumlah titik perbatasan lainnya yang ditengarai masuk ke wilayah Indonesia setelah Jokowi menyebar pasukan ke perbatasan, pernyataan terbuka pemerintah China yang mengakui kedaulatan Indonesia atas Kepulauan Natuna padahal sebelumnya sempat memasukannya ke dalam peta negaranya, usai Jokowi mengerahkan tujuh kapal perang di pinggir Laut China Selatan, dan memarkir pesawat tempur di Sebatik dan sekitarnya, kepanikan Australia karena Jokowi tidak mau menerima pengungsi yang diusir dari Negara Kanguru tersebut sehingga terapung-apung di laut internasional dan sebagian di antaranya mati tenggelam sehingga Australia dikecam dunia, hanya sedikit contoh bagaimana Jokowi sedang memperingatkan negara-negara di dunia agar tidak macem-macem dengan Indonesia (baca: Jokowi).
Namun semua capaian itu belum cukup untuk menopang Jokowi menjadi diktator sejati. Jokowi masih membutuhkan “alat pukul” yang efektif. Jika Pak Harto “memperalat’ TNI, Jokowi akan “memperalat” rakyat. Jokowi akan muncul sebagai diktator sejati dengan dukungan mayoritas rakyat.
Ketika masa itu tiba, aku pun akan melipat buku dan menyembunyikan pulpen. Sebab siapapun penopangnya, diktator adalah diktator, sipil maupun militer.
Salam.. @yb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H