Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

The Flash, Penantian Panjang yang Terbayar Tuntas!

14 Juni 2023   22:58 Diperbarui: 16 Juni 2023   01:00 1119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ezra Miller sebagai Barry Allen alias The Flash. (Dok Warner Bros/IMDb via Kompas.com

PUAS!

Adalah kata pertama yang terucap pasca menyaksikan The Flash di show pertama hari ini. Dan apa yang disajikan ternyata benar-benar melebihi ekspektasi penulis. Seru sekaligus mengandung haru.

The Flash pada awalnya dijadwalkan rilis di bulan Maret 2018 sebelum akhirnya ditunda tanpa kepastian, apalagi setelah adanya perseteruan antara petinggi Warner Bros dan Zack Snyder sebagai nakhoda DCEU saat itu. 

sumber gambar: Dok Warner Bros via Popverse.com
sumber gambar: Dok Warner Bros via Popverse.com

Namun setelah Andy Muschietti (It, Mama) didapuk menjadi sutradara, tanggal rilis pun ditetapkan di bulan Juli 2022 sebelum akhirnya berpindah terakhir kalinya ke tahun ini.

Kesabaran para fans DCEU dalam proses menantikan film ini pun pada akhirnya berbuahkan sesuatu yang manis dan benar-benar memuaskan. Ironisnya, DC benar-benar berhasil menelurkan film yang super keren ini justru pada masa transisi dari DCEU ke DCU setelah gonjang-ganjing tak berkesudahan di sisi manajemen sebelum akhirnya kini dipegang oleh James Gunn.

Dok Warner Bros via Wegotthiscovered.com
Dok Warner Bros via Wegotthiscovered.com

The Flash yang secara "de facto" masih nenjadi bagian dari DCEU yang dibangun Snyder, seakan menjawab segala keraguan tentang bisa tidaknya film ini menghadirkan sesuatu yang segar dan fun tanpa harus meninggalkan ciri khas yang sudah dibangun pada film-film sebelumnya mulai dari Man of Steel sampai Zack Snyder's Justice League.

Dan ternyata jawabannya bisa.

Dok Warner Bros via Denofgeek.com
Dok Warner Bros via Denofgeek.com
Secara tone, walaupun memang sedikit diturunkan, film ini masih tetap terasa unsur dark-nya. Ada ciri khas Snyder yang masih dibawa walaupun sudah tak lagi dominan. Pun dengan beberapa gaya becanda yang terasa familiar dengan gaya becanda di Zack Snyder's Justice League. Bukan Justice League yang theaterical version ya, heuheu..

Hasilnya, film yang secara tema cukup berat dan kelam ini tetap terasa menyenangkan dan ringan untuk dinikmati. Menghibur tanpa harus menurunkan wibawa sang jagoan dengan jokes berlebihan dan tak perlu layaknya film "dewa petir" dari franchise sebelah. 

Tentunya apa yang disajikan The Flash menjadi sebuah perpaduan pas yang memang dibutuhkan untuk sebuah film superhero. Serius tapi tetap menghibur.

Dok Warner Bros via Popsugar.com
Dok Warner Bros via Popsugar.com
Action sequence di film ini juga dieksekusi dengan mewah, lengkap dengan taburan CGI yang melimpah. Walaupun banyak yang mengkritik kualitas CGI film ini, saya pribadi tak merasa terganggu dengan itu. Karena menurut saya kualitasnya masih terasa baik walaupun di beberapa bagian memang tak terasa unsur "wah"-nya.

Hal lain yang saya suka dari The Flash adalah bagaimana film ini mampu menjelaskan konsep time travel yang sebenarnya njlimet dengan cara yang mudah dan tak berbelit-belit. 

Bahkan penjelasannya muncul pada adegan santai di ruang makan dengan seporsi spaghetti menjadi metaforanya. Bagi saya ini cara yang cukup cerdas untuk mengenalkan konsep multiverse kepada penonton kasual yang tak mengikuti komiknya.

Dok Warner Bros via Cnn.com
Dok Warner Bros via Cnn.com
Dari sisi science, konsep multiverse yang dipakai MCU mungkin bisa lebih "dipertanggungjawabkan" secara ilmiah. Namun hasil akhirnya menurut saya justru terasa berbelit-belit dan terlalu panjang hingga penonton mungkin lupa bahwa saat ini MCU juga sedang mengembangkan multiverse-nya. Nah, The Flash menyederhanakan itu dan saya yakin lebih bisa diterima dengan cepat oleh penonton kasual.

Penyederhanaan ini saya rasa sangat berguna mengingat publik saat ini sudah "capek" dengan manuver-manuver Warner Bros terhadap deretan superhero DC. Apalagi sebentar lagi akan memasuki era baru DCU, sehingga konsep multiverse ini harus bisa dipahami publik dengan cepat agar bisa menikmati ragam sajian tontonan DC dan koneksi antar dunianya dengan mudah.

Karena masih banyak kemungkinan yang terjadi dan harapan yang menjadi kenyataan akan kehadiran superhero DC setelah adanya konsep multiverse ini. Tinggal berdoa saja, heuheu.

Dok Warner Bros via Deadline.com
Dok Warner Bros via Deadline.com
Namun pencuri perhatian di film ini tentu saja performa sang bintang utama, Ezra Miller. Dia benar-benar sukses memerankan Barry Allen bahkan bukan hanya satu melainkan dua, seperti yang sudah diperlihatkan pada trailernya.

Benar ada kehadiran Michael Keaton sebagai Batman dan Sasha Calle sebagai Supergirl. Benar juga kehadiran keduanya cukup krusial dalam perjalanan cerita The Flash kali ini. Namun keduanya ternyata tidak menutupi performa sang tokoh utama seperti yang dikhawatirkan banyak orang.

Dok Warner Bros via Ign.com
Dok Warner Bros via Ign.com
Menjadi dua Barry Allen dengan kepribadian berbeda tentu saja bukan hal yang mudah. Dan Ezra mampu memainkan peran keduanya dengan total dan nyaris sempurna. Bahkan setiap ekspresi mikro juga diperlihatkan secara detail dan berbeda antara kedua Barry, seakan benar-benar melihat dua aktor berbeda yang memainkan peran itu. Salut.

Ezra juga cukup sukses menunjukkan emosinya pada adegan penuh haru yang melibatkan cerita kedua orangtuanya. Penonton pun berhasil dibuat terenyuh bahkan bukan tidak mungkin ada yang ikut meneteskan air mata.

Dok Warner Bros via Wegotthiscovered.com
Dok Warner Bros via Wegotthiscovered.com

Selain itu, Michael Keaton juga benar-benar berhasil menjadi Batman sekali lagi. Semakin menegaskan bahwa dirinya memang ditakdirkan untuk menjadi Bruce Wayne.

Ciri khas Batman-nya Tim Burton tetap melekat namun kali ini dengan koreo fighting yang lebih luwes, sangar, dan cepat layaknya Batfleck. Tentu ini menjadi angin segar sekaligus nostalgia yang benar-benar menyenangkan. Fans Batman lawas pasti bahagia menyaksikan ini.

"Barry ,these scars we have make us who we are. We're not meant to fix them."-- Bruce Wayne

Dok Warner Bros via Cnn.com
Dok Warner Bros via Cnn.com
Film ini pada akhirnya berbicara banyak tentang kontemplasi perjalanan kehidupan setiap manusia. Bagaimana menerima kenyataan, berdamai dengan masa lalu, dan hidup sepenuhnya pada masa kini demi terciptanya masa depan yang cerah, memang menjadi hal yang menyulitkan bagi kebanyakan orang.

Kekecewaan, kesedihan, dan ketidakbisaan menerima garis kehidupan terkadang menuntun manusia pada banyak keputusan-keputusan yang salah dan justru merugikan lebih banyak lagi orang di sekitarnya. 

Bagaimana jika, kalau bisa, seharusnya dan andai saja, terkadang menjadi permulaan sebuah kalimat yang justru mengurung manusia dalam masa lalu hingga tak mampu mengeluarkannya untuk melangkah bebas menuju masa depan.

Dok Warner Bros via Slashfilm.con
Dok Warner Bros via Slashfilm.con
The Flash dan kisah "flashpoint" yang menjadi inspirasi utama film ini jelas menyindir dan menampar dengan keras setiap penonton tentang bagaimana penerimaan diri seharusnya terhadap kehidupan. 

Barry Allen dan keputusan-keputusan kecil yang dicobanya di masa lalu dan dianggapnya tak berdampak apa-apa jelas menjadi contoh betapa berbahayanya jika kegagalan atau kekecewaan kecil di masa lalu justru menjadi penghambat bagi kita dalam menerima sesuatu yang lebih besar di masa depan.

Benar apa yang diucapkan Bruce Wayne bahwa diri kita yang sekarang adalah hasil godokan masa lalu yang mungkin terasa getir dan pahit. Dan sebagai manusia, sudah selayaknya menerima takdir kehidupan sambil terus berbenah diri dalam menghadapi tantangan kehidupan yang lebih besar lagi di masa depan. Bukan menyesali masa lalu tak berkesudahan.

***

The Flash tentu saya rekomendasikan untuk siapapun yang membutuhkan tontonan seru dan menyenangkan di minggu ini. Apalagi bagi yang sudah bosan dengan film superhero MCU yang pasca Endgame tak benar-benar ada yang memuaskan, The Flash seakan menjadi oase bagi kita yang haus akan film superhero yang kokoh di segala sisinya.

The Flash punya cerita yang solid, karakter yang well performed, musik yang keren dan superhero things yang membuat penonton berdecak kagum. Paket lengkap sebuah film superhero yang membuat penonton terus membicarakannya setelah pulang dari bioskop.

Nilai sempurna dari saya, 10/10, karena The Flash benar-benar berhasil memberikan sajian luar biasa setelah lama dinantikan. Ya, bisa dibilang ini adalah penantian panjang yang dibayar tuntas!

Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun