Nampaknya waralaba Fast & Furious harus diakui menjadi waralaba film dengan genre-shifting yang sukses dan tetap bisa diterima para fans sampai saat ini. Â Saya juga pernah menuliskannya pada ulasan F9 dua tahun lalu (baca di sini).
Dalam sebuah film, genre-shifting itu sebenarnya adalah hal biasa. Contohnya kita bisa melihatnya pada Sunshine , di mana dari sci-fi drama kemudian berubah menjadi thriller horor jelang film berakhir. Atau Titanic yang mengawali filmnya dari drama romantis kemudian berubah menjadi disaster movie jelang akhirnya. Tapi itu semua terjadi di satu film yang sama bukan rangkaian film berkelanjutan layaknya Fast Furious series. Itu sebabnya pergantian genre di Fast Saga bisa dibilang cukup spesial.
Dan gilanya lagi, walaupun genrenya mulai berubah secara radikal pada seri kelimanya, fansnya masih bejibun! Apalagi di Indonesia, franchise ini merupakan franchise terbesar kedua setelah MCU. Tidak mengherankan jika setiap film barunya muncul, layar bioskop otomatis bakal dipenuhi film-film tersebut.
Setelah F9 "berhasil" menerbangkan Roman (Tyrese Gibson) dan Tej (Ludacris) ke luar angkasa, kita sebagai penonton tentu menantikan kegilaan apalagi yang coba dihadirkan pada Fast X ini. Dan jika anda berpikir kreatifitas penulis dan sutradaranya dalam menghadirkan adegan bombastis dan tak logis sudah habis maka tentu saja anda salah.
Fast XÂ ternyata semakin menjadi-jadi dalam menghadirkan action sequence yang membuat kita menggelengkan kepala, berdecak kagum, bahkan tertawa saking tidak logisnya! Gila! Hahaha.
Mobil-mobil di sini bagaikan mainan Hot Wheels di dalam trek yang bisa melompat, berguling dan mengepot sesukanya. Helikopter pun seakan tak ada lagi harga dirinya karena bisa dengan mudahnya dijatuhkan dan dilemparkan oleh Dominic Toretto! Hei superhero Marvel, kalian bisa tidak seperti ini?!
Untungnya semua adegan gila dan tak logis tersebut berhasil di-deliver dengan kualitas yang luar biasa, baik dari sisi CGI maupun timing adegan punchlinenya. Sehingga tak heran jika di dalam bioskop banyak penonton yang ikut bertepuk tangan di setiap adegan-adegan aksi tersebut.
Oh iya, bagi yang sudah terbiasa menonton film action Bollywood rasa-rasanya Fast X ini tak akan mengagetkan karena adegan actionnya seakan menuju ke "rasa Bollywood". Surealis dan bombastis demi mendapatkan visualisasi yang fantastis. Namun bagi yang kerap menonton adegan action yang sedikit logis ala Hollywood sudah pasti akan kaget dengan apa yang disajikan Fast Saga beberapa tahun belakangan ini.
Kursi sutradara yang berpindah dari Justin Lin ke Louis Letterier sekilas memang tak terlihat adanya perbedaan berarti. Namun jika ditelaah lebih jauh, saya melihat adanya dua perbedaan signifikan.
Yang pertama dari sisi aksi, Louis Letterier yang sebelumnya pernah membesut The Transporter dan Incredible Hulk ini memang berhasil memberikan sajian aksi yang jauh lebih intens dalam Fast X. Khususnya pada adegan pertarungan jarak dekat, pergerakan kameranya berhasil menangkap setiap adegan perkelahian jadi terasa seru dan menegangkan.
Pun di sini porsi close combat actionnya juga cukup banyak dan terasa sangat memuaskan karena melibatkan banyak karakter.
Yang kedua dari sisi cerita, Â sayangnya Fast XÂ terasa terlalu convoluted atau kusut. Banyaknya karakter yang ditampilkan dan percabangan cerita demi tersampaikannya "kisah perburuan keluarga Toretto", membuat pacing film ini terasa cepat dengan transisi antar adegan yang kadang terasa memusingkan. Baru menikmati cerita A, sekejap kemudian berpindah ke cerita B, lalu ke C.
Belum lagi perpindahan tempat yang juga cepat berpotensi membingungkan penonton apabila tak diperhatikan dengan baik. Sekejap adegan ada di Roma, lalu ke London, kemudian ke Portugal dan wilayah-wilayah lainnya. Rasanya James Bond dan Ethan Hunt tidak ada apa-apanya dibanding Dom dan keluarganya heuheu..
Jujur saja rasanya tak ada sesuatu yang baru dari cara penyampaian ceritanya. Fast XÂ cenderung masih mengikuti template film-film pendahulunya. Cara ini cenderung "aman" namun berpotensi menimbulkan kebosanan di sisi penonton.
Jason Momoa sebagai musuh utama. Perannya sebagai Dante yang gila, nyentrik namun juga sadis benar-benar berhasil menahbiskannya sebagai salah satu karakter psikopat yang patut diperhitungkan.
Namun satu hal yang menjadi pembeda bahkan menurut saya adalah titik terkuat film ini adalah kehadiranBuang jauh-jauh image Momoa yang gahar dan karismatik seperti di film Aquaman, Braven atau Conan The Barbarian. Di sini penampilannya begitu nyentrik dengan fashion warna-warni senada dengan warna mobil dan cukup cerewet untuk membuat penonton benar-benar merasa kesal dibuatnya. Ya, perannya di sini benar-benar menyebalkan.
Momoa berhasil membuat Fast X "diingat" karena villainnya. Tidak seperti beberapa sekuel sebelumnya yang diingat karena adegan tidak masuk akalnya saja. Angkat topi untuk penampilan brilian dan memorable Jason Momoa di film ini. Fast XÂ jadi terasa hidup karenanya.
Layaknya film-film superhero Marvel & DC, Fast Saga juga dibanjiri oleh nama-nama besar di dalamnya. Dan di Fast X, nama-nama tersebut berkumpul jadi satu dan menjadi film dengan ensemble cast yang terasa mewah dan mahal.
Kedatangan Brie Larson dan Alan Ritchson sebagai aktor baru di Fast Saga menemani Jason Momoa, tentu memberikan warna tambahan bagi franchise ini. Meskipun porsi screen timenya masih sedikit karena dibagi-bagi dengan yang lain, namun penampilan keduanya cukup memorable dan terasa penting. Peran mereka tak cuma sebagai pelengkap saja.
***
Menonton Fast X memang harus mengesampingkan dulu segala sisi logis yang biasa ditampilkan pada film-film di era modern. Action sequence di luar nalar dengan melawan banyak hukum fisika nampak menjadi hal yang biasa saja di semesta Fast & Furious.
Film ini jelas ditujukan sebagai film yang murni menghibur tanpa harus pusing memikirkan jalan cerita yang njlimet. Nikmati adegan tembak-tembakannya, pertarungan tangan kosongnya, ledakan-ledakannya, bahkan balapannya. Sembari menikmati suguhan musik-musik Hip-hop dan RnB yang keren dan menyenangkan.
Tonton di bioskop untuk mendapatkan pengalaman audio visual film ini yang memang dipersiapkan untuk format layar lebar. Nikmati keseruannya sambil menikmati popcorn dan segelas minuman. Karena Fast X adalah kemustahilan yang masih seru untuk disaksikan.
Skor: 7/10
Salam Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H