Dengan tambahan kehadiran karakter baru seperti Adam Warlock (Will Poulter), GOTG vol.3 juga masih memberikan ruang tambahan untuk memperluas semestanya dan memperdalam ceritanya di masa-masa mendatang. Apalagi kehadirannya di sini juga memberikan dampak pada cerita keseluruhan dan tak hanya jadi tempelan semata.
Menyaksikan The Guardians of The Galaxy vol. 3 ini sejatinya seperti menaiki berbagai wahana dalam taman bermain. Ada sensasi yang berbeda-beda namun memberikan kepuasan yang maksimal setelah menaikinya.
Kita diajak seru-seruan melalui berbagai adegan aksi yang keren dan stylish. Merasakan kepedihan Star-Lord (Chris Pratt) yang cintanya tak berbalas oleh Gamora 'baru'(Zoe Saldana). Tertawa oleh tingkah laku Drax (Dave Bautista). Bahkan diizinkan untuk menangis menyaksikan cerita masa lalu Rocket yang kelam dan menyakitkan.
Dengan berbagai 'rasa' yang dimasukkan ke dalam adonan cerita di Volume 3 ini, memang bagi sebagian orang akan terasa convoluted atau kusut.Â
Namun bagi saya, banyaknya point cerita yang disampaikan masih dalam tahap tak mengganggu. Semuanya berhasil disajikan dengan pacing yang stabil dari awal sampai akhir pun dengan porsi penceritaan karakter-karakternya yang terasa pas.
Itulah sebabnya kita masih bisa mengerti siapa itu Adam Warlock, apa ambisi High Evolutionary, dan bagaimana masa lalu Rocket Racoon membawa tim tersebut ke petualangan baru yang belum mereka rasakan sebelumnya. Semuanya menyatu dan mengeluarkan after taste yang mengharukan, menyenangkan dan memuaskan setelah menonton film ini.
Cerita kelam Rocket jelas menjadi highlight film ini. Porsinya benar-benar memperkuat sisi drama film ini dan menjadi semacam konklusi apik dari perjalanan para Guardians di ketiga filmnya. Pun membuat kita mungkin berubah pikiran setelah sebelumnya melihat sisi menyebalkan saja dari Rocket Racoon. Ya, pokoknya siapkan tissue ya, heuheu...
James Gunn dan musik memang tak bisa dipisahkan dari film-film superhero yang digarapnya. Entah itu GOTG, The Suicide Squad, hingga serial Peacemaker, semuanya memiliki benang merah yang sama yaitu pilihan musik yang 'tak biasa'. Di Volume 3Â ini hal tersebut juga masih menjadi elemen penambah rasa film ini.
Membuat setiap fighting scene dan hero entrance di film ini terasa lebih menggugah dan terlihat stylish. Tapi menurut saya pribadi, pilihan lagu di film ini tak se-memorable film pertamanya. Bagi saya, GOTG vol.1 tetap yang terbaik sari segi pilihan musiknya. Ya, tapi lagi-lagi ini cuma masalah selera.