Bagaimana para karakter yang terlibat di film ini awalnya hanya tergiur dengan jumlah uang yang mereka terima dari pemalsuan lukisan yang dilakukan Piko (Iqbaal Ramadhan) bersama Ucup (Angga Yunanda). Namun semuanya menjadi kacau dan berantakan ketika Piko dan Ucup menerima pekerjaan untuk memalsukan lukisan Raden Saleh di tahun 1857 yang sangat terkenal dan menjadi national treasure yaitu Penangkapan Pangeran Diponegoro (The Arrest of Pangeran Diponegoro) yang ada di Istana Negara.
Anak-anak muda ini dijebak karena ketidaktahuan dan kepolosan mereka. Hingga mau tak mau harus menuruti permintaan tersebut agar selamat dan terbebas dari segala konspirasi yang berhubungan dengan pejabat tinggi negara. Namun mereka tak hanya pasrah karena pada akhirnya harus melawan jika tidak ingin diinjak-injak oleh orang yang merasa lebih dari segalanya.
Maka Piko dan Ucup pun akhirnya membentuk tim untuk membantu kelancaran jalannya rencana besar mereka. Mereka adalah Tuktuk(Ari Irham) dan Gofar(Umay) yang ahli dalam otomotif dan mesin, Sarah (Aghniny Haque) si atlet bela diri, serta Fella (Rachel Amanda) anak orang kaya yang membutuhkan tantangan dan banyak membantu kelompok Raden Saleh ini dengan privilegenya.
2,5 jam durasi film ini ternyata tidak terasa membosankan apalagi kepanjangan. Sangat pas dan cukup.
Durasi penjang memang digunakan untuk pengenalan setiap karakternya sehingga latar belakang setiap karakter terasa jelas, lengkap dan believable. Hal yang memang krusial dan memang dibutuhkan dalam sebuah film heist mengingat sebuah aksi pencurian besar tentu membutuhkan motivasi yang jelas dan masuk akal dari para karakternya.
Selain itu, momen-momen penting pencurian dari mulai perencanaan, perekrutan tim, hingga eksekusi juga berhasil disajikan dengan pace yang terjaga dan tak terkesan buru-buru. Lengkap dengan pola pikir yang sangat sederhana khas anak muda yang menjadi pencuri amatiran, di mana sering tidak detail dan banyak 'bolong'.
Pun keamatiran kelompok 'bocil' yang menjadi pencuri dadakan ini menjadi sebab bagaimana kemudian semua rencana yang dijalankan menjadi kacau balau dan berantakan. Lagi-lagi ini menjadi momen penting dalam film heist demi menciptakan situasi genting, seru dan menegangkan. Dan Mencuri Raden Saleh berhasil menciptakan hal tersebut dengan struktur yang rapi dan eksekusi adegan yang seamless.
Hal yang kemudian dilengkapi dengan camera movement jempolan dari sinematografer Bagoes Tresna Aji yang membuat intensitas adegan aksi film ini terasa mantap. Mulai dari adegan balapan liar, aksi pencurian, hingga adegan close combat semuanya berhasil ditangkap dengan baik berpadu dengan latar tempat dan pilihan wardrobe yang terkesan klasik kontemporer.
Membuat film ini benar-benar terasa stylish dan artistik. Sehingga film ini tak hanya realistis namun juga ada selipan unsur surealis yang membuatnya terasa memikat secara visual layaknya heist movie pada umumnya.