Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Incantation", Teror Berdarah Bergaya Found Footage yang Menegangkan

9 Juli 2022   17:21 Diperbarui: 9 Juli 2022   20:45 1935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film dengan gaya video amatir atau jamak disebut found footage memang bukanlah hal baru. Di mana film dengan gaya seperti ini memang seringnya kita temui pada film horor. Karena harus diakui elemen kejut dan pengalaman penonton yang seakan ikut serta dalam perjalanan cerita membuat gaya found footage memang cocok diaplikasikan pada film horor.

Di Hollywood kita bisa menemukan gaya seperti ini pada film horor semisal Blair Witch Project dan Paranormal Activity, serta Cloverfield yang bergenre sci-fi.

Sementara di Eropa kita bisa menemukannya pada film horor REC (Spanyol), film sci-fi Troll Hunter (Norwegia) dan tentu saja film yang disebut sebagai "bapak found footage" dalam sejarah perfilman dunia, Cannibal Holocaust (Italia) yang dilarang di banyak negara karena mengandung unsur gore yang berlebihan dan konon dilengkapi dengan adegan penyiksaan binatang yang nyata.

Film Keramat | Sumber: kincir.com
Film Keramat | Sumber: kincir.com

Sementara di Asia termasuk Indonesia kita bisa menemukannya pada film Keramat garapan Monty Tiwa dan film Thailand, The Medium, yang beberapa waktu lalu hypenya begitu luar biasa dan jadi bahan diskusi cukup panjang terkait unsur budaya serta ritual kepercayaan yang ditampilkan dan pastinya elemen folk horor yang simple namun ngeri dari film tersebut.

The Medium Sumber: hot.detik.com
The Medium Sumber: hot.detik.com

Nah, film horor asal Taiwan berjudul Incantation yang baru saja rilis eksklusif di Netflix Indonesia, ternyata juga membawa energi yang sama dengan apa yang coba ditampilkan The Medium. 

Selain bergaya found footage, Incantation juga membawa nuansa horor khas cerita rakyat atau disebut folk horror yang terinspirasi kejadian nyata dalam membangun teror yang dialami sang tokoh utama.

Incantation menceritakan seorang wanita sekaligus ibu muda bernama Ruo-nan (Hsuan-yen Tsai) yang bersama anaknya mengalami semacam kutukan yang begitu berat karena sebuah pamali atau hal tabu yang dilanggar di masa lalunya. 

Sumber: Netflix.com
Sumber: Netflix.com
Demi mencari solusi sekaligus jawaban akan apa yang dialaminya bersama anaknya, Ruo-nan pun seakan mengajak penonton untuk ikut menyaksikan potongan-potongan video yang merekam berbagai kejadian aneh sekaligus ikut memecahkan misteri yang dialaminya.

Sumber: Suara.com
Sumber: Suara.com

Bisa dikatakan bahwa Incantation berhasil menciptakan atmosfer kelam sekaligus mengerikan sejak menit awal dimulainya film ini. Kita langsung diajak menyaksikan berbagai kejadian aneh dan mengerikan dengan banyak pertanyaan di kepala. Pertanyaan-pertanyaan yang kelak akan dijawab satu per satu seiring berjalannya cerita.

Sumber: Liputan6.com
Sumber: Liputan6.com

Film ini tidak memiliki banyak soundtrack atau musik latar. Sebagai gantinya, telinga penonton akan "dimanjakan" oleh berbagai efek suara yang creepy, ngeri sekaligus mengagetkan. 

Rapalan mantra, suara rintihan wanita, hingga suara-suara aneh seperti dobrakan pintu dan pecahan kaca bergantian muncul pada momen dan waktu yang tepat sehingga benar-benar efektif menambah suasana ngeri dan tidak nyaman.

Efek suara yang mengagetkan sekaligus membuat bulu kuduk berdiri itu kemudian juga dilengkapi dengan elemen lain yang membuat kita bergidik ngeri yaitu penggunaan efek visual serta CGI yang sangat baik. 

Gigi tanggal, kepala penuh darah karena dibenturkan sendiri, belatung yang menggeliat, hingga tampilan tubuh penuh gatal menjadi beberapa contoh visualisasi yang tentu saja akan membuat banyak orang merinding dan menutup mata.

Sumber: Jatimnerwork.com
Sumber: Jatimnerwork.com
Ditambah dengan efek visual yang terasa sangat nyata pada saat menunjukkan bagian kulit yang bolong-bolong layaknya sarang lebah. Sebuah efek visual yang akan membuat pengidap Trypophobia akan sangat tidak nyaman dibuatnya.

Sumber: Liputan6.com
Sumber: Liputan6.com

Layaknya film found footage horror lainnya, sejatinya tak ada yang benar-benar baru dalam cara pengambilan gambar di film ini. Bermain dalam sudut sempit dan memanfaatkan blind spot dari tiap gambar yang ditangkap juru kamera, teknik ini nyatanya memang masih berhasil menambah rasa ngeri sekaligus penasaran dari penonton. 

Membuat penonton menebak-nebak apa yang akan muncul kemudian walaupun seringnya tak sesuai dengan apa yang dipikirkan.

Sementara dari segi cerita, film ini terasa cukup menarik karena membaginya ke dalam dua timeline, yaitu masa lalu dan masa kini. Di mana kepingan puzzle dua garis waktu tersebut akan terbentuk sempurna pada akhir cerita.

Untuk itulah penonton memang harus fokus dalam menyaksikan film ini dikarenakan potongan-potongan video yang bisa berganti cepat antara dua garis waktu tersebut akan menimbulkan kebingungan jika tidak mengikuti.

Sumber: Liputan6.com
Sumber: Liputan6.com

Dan tema motherhood yang disajikan di sini juga cukup sukses memberikan elemen ekstra yang membuat film ini terasa emosional dan membumi. Menjadi pelengkap yang cukup baik dari tema besar film ini seputar pamali, janji yang harus ditepati, dan menahan rasa ingin tahu.

Story wise yang memang jamak kita temukan pada cerita-cerita yang berhubungan dengan sisi spiritual dan magis di banyak tempat yang masih memegang teguh adat dan ritual kepercayaan.


Sebagai film yang didapuk menjadi film horor tersukses Taiwan setelah Detention, film ini nyatanya tak terlalu terasa menyeramkan bagi saya. Jika ingin dibandingkan dengan The Medium, bagi saya masih lebih bikin merinding The Medium dibanding film ini. 

Mungkin karena elemen pedesaan yang jauh lebih dieksploitasi The Medium dibanding Incantation sehingga lebih terasa seramnya.

Namun Incantation memang kuat dalam segi visualisasi teror penuh darahnya. Porsi merinding karena aktivitas paranormalnya nyatanya memang kalah dengan porsi merinding akibat disturbing picture yang ditampilkan di sepanjang film. Ya, intinya tetap bikin ngeri namun dengan rasa yang berbeda.

Sumber: Netflix.com
Sumber: Netflix.com

Walaupun begitu, tetap tidak bisa dibantahkan bahwa Incantation adalah film yang wajib ditonton oleh para penggemar horor. 

Cerita dan tema besarnya memang tidak terlalu segar ataupun unik, namun eksekusi cerita dan rentetan teror yang ditampilkan dengan apik tentu menjadi alasan untuk tidak melewatkan film ini.

Skor 7/10 untuk Incantation yang terasa menegangkan deretan terornya, seru untuk dipecahkan kepingan puzzlenya, dan cerita horor yang terasa dekat dengan kita sebagai orang Asia.

Salam Kompasiana!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun