Sementara dari segi cerita, film ini terasa cukup menarik karena membaginya ke dalam dua timeline, yaitu masa lalu dan masa kini. Di mana kepingan puzzle dua garis waktu tersebut akan terbentuk sempurna pada akhir cerita.
Untuk itulah penonton memang harus fokus dalam menyaksikan film ini dikarenakan potongan-potongan video yang bisa berganti cepat antara dua garis waktu tersebut akan menimbulkan kebingungan jika tidak mengikuti.
Dan tema motherhood yang disajikan di sini juga cukup sukses memberikan elemen ekstra yang membuat film ini terasa emosional dan membumi. Menjadi pelengkap yang cukup baik dari tema besar film ini seputar pamali, janji yang harus ditepati, dan menahan rasa ingin tahu.
Story wise yang memang jamak kita temukan pada cerita-cerita yang berhubungan dengan sisi spiritual dan magis di banyak tempat yang masih memegang teguh adat dan ritual kepercayaan.
Sebagai film yang didapuk menjadi film horor tersukses Taiwan setelah Detention, film ini nyatanya tak terlalu terasa menyeramkan bagi saya. Jika ingin dibandingkan dengan The Medium, bagi saya masih lebih bikin merinding The Medium dibanding film ini.Â
Mungkin karena elemen pedesaan yang jauh lebih dieksploitasi The Medium dibanding Incantation sehingga lebih terasa seramnya.
Namun Incantation memang kuat dalam segi visualisasi teror penuh darahnya. Porsi merinding karena aktivitas paranormalnya nyatanya memang kalah dengan porsi merinding akibat disturbing picture yang ditampilkan di sepanjang film. Ya, intinya tetap bikin ngeri namun dengan rasa yang berbeda.
Walaupun begitu, tetap tidak bisa dibantahkan bahwa Incantation adalah film yang wajib ditonton oleh para penggemar horor.Â