Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Ngeri-Ngeri Sedap", Film Keluarga yang Bertutur Lucu, Jujur dan Hangat

9 Juni 2022   14:40 Diperbarui: 10 Juni 2022   01:19 2801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Premisnya sederhana. Tentang sepasang suami istri di usia senja yang begitu rindu akan kehadiran ketiga anak lelakinya yaitu Domu (Boris Bokir), Gabe (Lolox) dan Sahat (Indra Jegel) yang bertahun-tahun meninggalkan Toba demi merantau dan meniti karir di pulau Jawa namun tak pernah mau kembali ke tanah Toba.

Demi mengumpulkan mereka kembali, akhirnya membuat Pak Domu (Arswendy) dan Mak Domu (Tika Panggabean) berpura-pura bertengkar dan menginginkan perceraian yang kemudian disampaikan oleh Sarma (Ghita Bhebita) kepada abang dan adiknya ini. Drama kepura-puraan yang ternyata justru membawa banyak fakta baru yang bisa menggoncang keluarga itu.

Kincir.com
Kincir.com

Premis sederhana tersebut lalu diolah sedemikian rupa dengan memasukkan unsur komedi yang pas dan pesan-pesan kehidupan yang mampu berjalan secara beriringan. Tidak saling tumpang tindih.

Sehingga di sepanjang film kita akan sering disambut oleh jokes Batak yang ikonik dan benar-benar jenaka sekaligus belajar ilmu kehidupan melalui tradisi dan budaya yang juga dijelaskan pada film ini.

Bagi saya, film ini benar-benar relate dan bisa menyajikan cerita keluarga dengan sangat kokoh dan jujur dengan konklusi yang sangat baik.

Pun pada banyak cerita yang melibatkan suku lain, film ini juga sangat baik dan hati-hati dalam menciptakan konklusi konfliknya. Sehingga hasil akhirnya terasa baik, masuk akal dan terpenting tidak menyinggung suku dan budaya lainnya.

Pikiran-rakyat.com
Pikiran-rakyat.com

Secara khusus film ini berhasil memvisualisasikan keresahan mayoritas keluarga Batak yang mungkin sulit disampaikan melalui konflik keluarga yang terasa "generik" dan sepertinya terjadi di hampir semua keluarga Batak (yang saya kenal).

Tapi film ini nyatanya bukan hanya untuk orang Batak saja, karena secara umum cerita dan konflik keluarganya juga relate dengan masyarakat Indonesia pada umumnya karena berhasil menggambarkan betapa terkadang komunikasi antara anak dan orang tua, bahkan antara suami-istri pun sering menemui jalan buntu, karena merasa apa yang dilakukannya sama-sama baik dan sama-sama benar. 

Miskomunikasi terkadang menjadi batu sandungan yang pada akhirnya menuntun seseorang kepada kemarahan dan kekecewaan yang salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun