Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Penyalin Cahaya" Itu Film Bagus, Sayang Harus Terjerat Kasus

14 Januari 2022   14:13 Diperbarui: 14 Januari 2022   20:51 4336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyalin Cahaya merupakan film panjang pertama garapan sutradara Wregas Bhanuteja. (Rekata Studio via Netflix Indonesia) 

Sangat disayangkan ketika beberapa hari sebelum film ini akhirnya dirilis di Netflix, production house film ini yaitu Rekata Studio dan Kaninga Pictures harus menerima terpaan isu yang kurang sedap. Bahwasanya salah satu penulis film yang disutradarai oleh Wregas Bhanuteja ini kabarnya terlibat dalam kasus pelecehan seksual beberapa tahun silam.

Tentu saja hal ini membuat ramai jagat maya dikarenakan film yang mengambil tema pelecehan seksual ini justru di dalamnya terdapat kru yang juga menjadi pelaku pelecehan seksual. Ironis.

Terlepas dari benar atau tidaknya kasus ini (karena Rekata Studio, Kaninga Pictures, dan kru serta aktor film ini sudah membuat surat pernyataan), yang pasti publik sudah terbelah dengan sikap yang menolak total film ini dengan sikap yang masih menerima film ini sebagai karya dan memisahkan masalah besar di belakangnya.

Setidaknya sampai dengan saat ini, sampai dengan kasus ini masih bersifat dugaan dan belum ada penjelasan atau klarifikasi lebih lanjut, saya masih mengambil sikap tetap menerima film ini sebagai karya dan memilih untuk memisahkannya dengan kasus yang dialami si penulis film ini. Karena biar bagaimanapun, film adalah pekerjaan kolektif yang melibatkan banyak pihak. Biarlah kasus ini diselesaikan oleh pihak-pihak yang lebih kredibel.

Dan tentu saja simpati terbesar dan doa terbaik kiranya terus mengalir agar keadilan menaungi setiap korban yang telah dirugikan.

Namun jika ada dari pembaca yang menganggap bahwa karya adalah satu kesatuan dengan si pembuat yang tak dapat dipisahkan begitu saja, lantas menolak film ini, maka bisa berhenti membaca tulisan ini sampai di sini karena paragraf-paragraf selanjutnya akan membahas tentang film secara keseluruhan.

***

Shenina Cinnamon dalam Penyalin Cahaya | Sumber: imdb.com
Shenina Cinnamon dalam Penyalin Cahaya | Sumber: imdb.com

Dengan mengesampingkan dugaan adanya kasus kekerasan sesksual yang melibatkan salah satu penulis film ini, tak bisa dipungkiri bahwasanya Penyalin Cahaya adalah sebuah film yang well-crafted. Hampir di setiap sisinya digarap dan dieksekusi dengan sangat baik.

Mulai dari akting, sudut pengambilan gambar, gradasi warna, hingga musik latar yang digunakan, semuanya nampak berkualitas. Bahkan masing-masing memiliki porsi yang pas sehingga membentuk harmonisasi cerita yang apik.

Tidak ada yang disia-siakan di setiap scenenya. Semua terjahit rapi dan memberikan kita teka-teki sekaligus rasa penasaran yang luar biasa. Deg-degan selama menonton film ini.

Penyalin Cahaya adalah film yang memotret fenomena sosial yang saat ini marak terjadi di masyarakat. Khususnya di institusi pendidikan seperti Universitas. Yaitu pelecehan seksual yang sering meninggalkan korban pada ketidakadilan.

Penyalin Cahaya | Sumber: Seleb.tempo.co
Penyalin Cahaya | Sumber: Seleb.tempo.co

Di film ini kita diajak untuk menyelami kisah Sur (Shenina Cinnamon) seorang mahasiswi fakultas ilmu komputer yang berprestasi dan mendapatkan beasiswa pendidikan serta tergabung dalam komunitas teater di kampus tersebut. 

Namun semuanya berubah ketika di suatu malam selesainya merayakan pesta di rumah Rama (Giulio Parengkuan), dirinya mabuk dan terbangun dalam kondisi tidak mengingat apapun.

Semakin runyam ketika foto dirinya ketika mabuk terunggah di media sosial dan menjadi perhatian dewan pengawas di kampusnya sehingga mengancam keberlanjutan beasiswanya. 

Sur yang merasa ini semua rekayasa lantas mencoba mencari tahu dengan caranya sendiri di tengah kondisinya yang terjepit dan nihilnya dukungan dari orang-orang terdekatnya termasuk ayahnya. 

Namun ternyata segala misteri tersebut justru berujung pada fakta baru yang membuka tabir gelap yang ditutupi selama ini.

***

Penyalin Cahaya merupakan film panjang perdana dari sutradara Wregas Bhanuteja, yang sebelumnya dikenal lewat film-film pendek. (Foto: Tangkapan layar instagram @penyalincahaya)
Penyalin Cahaya merupakan film panjang perdana dari sutradara Wregas Bhanuteja, yang sebelumnya dikenal lewat film-film pendek. (Foto: Tangkapan layar instagram @penyalincahaya)

Shenina Cinnamon (Ratu Ilmu Hitam, Geez & Ann) jelas menjadi pusat perhatian di sepanjang film ini. Aktingnya sebagai mahasiswi yang menjadi korban pelecehan seksual dan tumbuh di tengah keluarga kelas menengah ke bawah, berhasil ditunjukkannya dengan maksimal. 

Peran apiknya sebagai Sur yang konflik hidupnya menjadi pusat penceritaan film ini membuat film ini terasa lebih hidup dan meyakinkan.

Ada banyak momen yang memperlihatkan akting brilian Shenina di film ini, namun yang benar-benar memikat saya adalah pada adegan dialog di atas motor bersama dengan Ruth Marini (Wiro Sableng, Sebelum Iblis Menjemput) yang berperan sebagai ibunya. 

Sebuah scene singkat dengan pengambilan gambar statis yang sangat sanggup menunjukkan depresi, rasa hancur, namun juga sekaligus menunjukkan setitik cahaya dan harapan melalui pengertian seorang ibu kepada anaknya. Hal itu terasa sampai ke hati penontonnya.

Shenina Cinnamon | Sumber: Matamata.com
Shenina Cinnamon | Sumber: Matamata.com

Belum lagi ketika berbicara visual, film ini memang begitu memanjakan mata. Bukan hanya soal bagaimana sudut pengambilan gambar dari sinematografer Gunnar Nimpuno (The Night Comes for Us, Death Knot) yang selalu efektif dan brilian dalam membangun momen emosional, namun juga bagaimana permainan tata cahaya di film ini begitu memukau. 

Ada banyak permainan visual warna yang kita temukan seperti merah dan hijau, yang juga sebagai penunjuk akan momen ataupun konflik yang sedang dihadapi.

Ya, dari sisi teknis film ini memang patut diacungi jempol. Penyalin Cahaya bisa dibilang menjadi salah satu film Indonesia yang berhasil memaksimalkan sisi visual dalam proses pengembangan cerita.

Lantas, bagaimana dengan cerita dan tema yang dibawanya?

Penyalin Cahaya merupakan film panjang pertama garapan sutradara Wregas Bhanuteja. (Rekata Studio via Netflix Indonesia) 
Penyalin Cahaya merupakan film panjang pertama garapan sutradara Wregas Bhanuteja. (Rekata Studio via Netflix Indonesia) 

Seperti yang sudah dituliskan sebelumnya, film ini mengambil tema pelecehan seksual yang memang marak terjadi di tengah masyarakat dewasa ini. Dan film ini secara khusus memotret pelecehan seksual yang justru terjadi di kampus-kampus.

Secara cerita film ini bisa dibilang mampu bertutur dengan baik karena penonton disuguhkan konflik yang meningkat secara bertahap dari awal hingga menjelang akhir. 

Kita bisa melihat bagaimana latar belakang tokoh Sur dan lingkungan yang membentuk dirinya yang tentu saja menjadi dasar atas segala permasalahan dan sikap yang muncul di sepanjang film.

Setiap konflik yang terjadi terasa relate dengan kondisi masyarakat saat ini. Penggambaran kelas sosial masyarakat pun mampu ditampilkan dengan cukup akurat dan meyakinkan. Di mana hal ini tentunya akan memiliki andil besar dalam penyelesaian konflik di akhir cerita.

Di mana relasi kuasa dalam tindakan pelecehan dan kekerasan seksual itu nyata adanya. Dan percayalah, tak akan ada yang bisa dilakukan korban jika terhimpit permasalahan seperti ini.

Film Penyalin Cahaya | Foto: Ist/Net 
Film Penyalin Cahaya | Foto: Ist/Net 

Begitupun dengan tema pelecehan seksual yang ditampilkan. Alih-alih memperlihatkan tindakan pelecehan seksual yang vulgar, di sini pelecehan seksual yang ditampilkan justru adalah tindakan yang bagi si pelaku tak merugikan korban. Namun justru hal tersebut sangat membahayakan karena berhubungan dengan ambisi gila demi memuaskan fetish seksual yang dimiliki si pelaku.

Dan bagi para korbannya hal seperti ini tentu saja meyakitkan. Ada ruang yang seharusnya tak bebas dimasuki orang lain namun kini justru terbuka begitu saja. Walaupun hal tersebut samar terlihat dari orang awam, tapi luka terkait pengalaman pahit akibat tindakan tak bertanggung jawab itu akan selalu terbuka dan mempengaruhi emosi para korbannya.

Penyalin Cahaya | Sumber: Antaranews.com
Penyalin Cahaya | Sumber: Antaranews.com

Walaupun sudut pandang film ini diambil dari karakter perempuan, namun Penyalin Cahaya adalah sebuah film dengan tema kekerasan seksual yang universal. Bahwa siapapun manusia, tak peduli gendernya, akan selalu berpotensi menjadi korban. 

Namun sayangnya, sampai dengan detik ini seringnya keadilan tak pernah berpihak pada korban melainkan kepada siapa yang lebih berkuasa dan yang lebih mampu membeli "cahaya" itu sendiri.

Namun film ini bukan tanpa kekurangan. Satu adegan yang melibatkan pihak kampus, korban dan pelaku sejatinya bisa dibuat lebih maksimal. Namun pada bagian ini justru suasana dan setting yang dibangun terlihat ala kadarnya. Padahal masing-masing aktor yang terlibat begitu luar biasa dalam memainkan dialognya.

Dan bagi saya, sedikit selipan adegan teater jelang penutupan juga terkesan dipaksakan dan cringe. 

Bagi saya adegan ini justru menurunkan tensi drama dengan unsur misteri dan thriller yang sudah dibangun dengan sangat baik sebelum adegan itu muncul. Sehingga alih-alih respon "wow" yang keluar, justru respon "apa sih" yang meluncur keluar.

Penyalin Cahaya | Sumber: Hot.detik.com
Penyalin Cahaya | Sumber: Hot.detik.com

Namun baiknya, adegan penutupnya berhasil dibuat menarik dan menjadi semacam kemenangan kecil walaupun hal tersebut tak pernah benar-benar dideklarasikan. Biarkan penonton yang menjawabnya.

Pada akhirnya, Penyalin Cahaya adalah sebuah film bagus yang sayangnya harus terjerat kasus. Biarlah film ini menjadi pelajaran berharga bagi siapapun para pelaku pelecehan seksual yang masih berkeliaran dan kiranya simpati serta keadilan terus mengalir kepada para korban di manapun berada.

Hai penguasa, yuk segerakan sahkan UU perlindungan bagi para korban!

Skor: 8/10

Salam Kompasiana!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun