Natal tak bisa dipungkiri selalu identik dengan film bertema festive yang kaya warna, hangat dan pastinya penuh salju. Membuat latar kota di Amerika dan Eropa seakan berhasil mengeluarkan potensi pemandangan terbaiknya, berkat kombinasi lampu-lampu natal yang meriah dan jalanan yang basah karena salju.
Itulah yang membuat film Natal klasik seperti Home Alone, Miracle on 34th Street, bahkan Santa Claus tak pernah terasa membosankan. Begitu pun dengan film natal era baru seperti The Christmas Chronicles dan Love Hard yang ada di Netflix dan 8-Bit Christmas di HBO GO, nampaknya juga berpotensi menjadi holiday classics di momen Natal bertahun-tahun ke depan.
Film yang disebut terakhir itulah yang akan dibahas pada tulisan kali ini. 8-Bit Christmas, sebuah film petualangan Natal yang membawa kita kembali ke nostalgia era 80-an. Era di mana Nintendo dengan konsol gim mutakhirnya di era tersebut, NES, menjadi barang elektronik yang paling diinginkan oleh banyak anak bahkan keluarga di seluruh dunia.
Konsol Nintendo itulah yang nantinya akan menjadi sebab dari berbagai petualangan, konflik, bahkan kekacauan yang terjadi di sepanjang film ini.
Cerita bermula ketika Annie Doyle (Sophia Reid-Gantzert) meminta sebuah ponsel pintar kepada sang ayah, Jack Doyle (Neil Patrick Harris) sebagai hadiah natalnya. Alih-alih mengabulkan permintaan sang anak, Jack justru memilih untuk menceritakan tentang pengalaman masa kecilnya ketika berjuang dengan begitu keras untuk mendapatkan konsol gim favoritnya.
Latar waktu pun berganti ke tahun 80-an akhir dan penonton pun disuguhi kisah masa kecil Jack Doyle (Winslow Fegley) di momen Natal tahun 1988 di Chicago. Momen masa kecil yang tak terlupakan karena di situlah pertama kalinya ia melihat sebuah konsol gaming canggih pada zamannya yang dimiliki oleh salah satu anak terkaya di wilayahnya, Timmy (Chandler Dean).
Sementara Jack dan kawan-kawannya yang tidak memiliki konsol itu, harus menunggu giliran dipanggil masuk secara acak oleh sang tuan rumah demi bisa merasakan aura magis konsol canggih tersebut. Namun satu insiden besar yang terjadi di rumah Timmy membuat mereka tak bisa lagi untuk datang ke rumah itu.
Mereka pun lantas memikirkan bagaimana caranya untuk bisa mendapatkan konsol gaming yang harganya tidak murah tersebut. Termasuk mau mengikuti salah satu event amal di sekolahnya dengan iming-iming hadiah Nintendo Entertainment System.