Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Halloween Kills", Festival Pembantaian yang Tak Lagi Terasa Magis

26 Oktober 2021   13:28 Diperbarui: 27 Oktober 2021   02:42 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan iringan musik latar Halloween yang khas garapan John Carpenter, kemunculan Michael Myers memang masih terasa intimidatif. Namun terasa ada yang kurang karena ia tak berhadapan langsung dengan Laurie Strode (Jamie Lee Curtis), yang kita tahu memang sedang terluka parah pasca pertarungan akhir di film sebelumnya.

Sumber: Cinemablend.com
Sumber: Cinemablend.com

Sebagai gantinya, Michael Myers (James Jude Courtney, Nick Castle) kini berhadapan dengan anak dan cucu Laurie Strode yaitu Karen (Judy Greer) dan Allyson(Andy Mathicak) serta warga Haddonfield yang menjadi penyintas atas kekejaman Myers di masa silam.

Walaupun di atas kertas nampaknya Myers kali ini bakalan kesulitan menghadapi orang-orang yang diselimuti kemarahan akibat trauma masa silam tersebut, namun kenyataannya tidak seperti itu. Myers masih sangat mudah melukai bahkan menghabisi setiap orang yang ada di depannya.

Sumber: Dokumentasi Universal Pictures via Imdb.com
Sumber: Dokumentasi Universal Pictures via Imdb.com

Adegan kejar-kejarannya pun rasanya kurang dibuat intens dan seru. Alhasil, kita seperti diberikan formula kejar-kejaran film serupa lainnya. Maksud penulis, ayolah, ini franchise legendaris, harusnya bisa menyajikan yang jauh lebih baik daripada ini.

Dan layaknya film horror-slasher pada umumnya, korban berjatuhan karena kebodohan mereka sendiri. Hal tersebut seakan menjadi hard reset bagi film ini, mengingat pada film sebelumnya kebodohan-kebodohan tersebut masih terasa masuk akal karena Myers baru muncul kembali setelah "hilang" selama 40 tahun. Namun ketika perburuan sang legenda sudah lebih dipersiapkan oleh para protagonis, seharusnya hal seperti ini tak lagi terjadi.

Sumber: Usatoday.com
Sumber: Usatoday.com

Padahal, sosok Michael di film ini layaknya metafora atas "ketakutan masih berkuasa" seharusnya bisa menunjukkan secara layak bahwa dirinya memang over power sekaligus inevitable melalui rangkaian perlawanan sengit. 

Namun, kebodohan luar biasa dari para korban yang sengaja ataupun tidak sengaja berkonfrontasi dengannya seakan menggugurkan kharismanya tersebut.

Bisa dimengerti bahwa di film ini sang sutradara ingin menunjukkan Michael yang begitu kuat demi membangun konflik yang klimaks dengan Laurie Strode di Halloween Ends kelak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun