Alunan musik ballad yang sendu seakan menjadi penanda bahwa tone film ini akan cenderung gelap, dewasa, dan emosional.
No Time To Die-Billie Eilish seakan menjadi benang merah dari lagu yang ada di dua film sebelumnya yaitu Skyfall yang dibawakan oleh Adele, serta Writing's on The Wall oleh Sam Smith, yang memang sama-sama bernuansa kelam. Menandakan sosok James Bond yang jauh lebih dewasa dan matang.
Tentu saja berbeda dari You Know My Name-nya Chris Cornell ataupun Another Way To Die-nya Jack White dan Alicia Keys yang lebih nge-rock dan menggebu-gebu, layaknya karakter James Bond yang masih liar, sulit diatur, dan keras kepala di dua film awal yaitu Casino Royale dan Quantum of Solace.
Evolusi karakter James Bond di 5 film era Daniel Craig memang bisa dibilang revolusioner dan berbeda dari film-film Bond sebelumnya. Yang kemudian menjadi alasan mengapa ending film ini terasa sangat emosional.Â
Kita sebagai penonton disuguhi perjalanan sesosok Bond dari yang sangat keras kepala dan kurang empati hingga menjadi sesosok Bond yang lebih matang di No Time To Die.Â
Daniel Craig bahkan berhasil memulai dan mengakhiri perjalanannya dengan penuh kejutan hingga menjadi semacam fan service yang brilian.
Kini yang jadi pertanyaannya adalah, setelah era Daniel Craig berakhir apakah Bond selanjutnya harus memiliki cerita yang juga saling terkait layaknya saga Daniel Craig?
Jawabannya bisa iya, walaupun sebenarnya tidak harus juga.
Karena bagi penulis, yang terpenting dari film Bond berikutnya adalah harus tetap fun dalam menyajikan adegan aksi intensitas tinggi, namun tetap tidak berlebihan layaknya franchise Mission Impossible. Apalagi, adegan aksi menggunakan gadget canggih yang menuntut kecerdikan seorang James Bond juga harus dikembalikan setelah lama menghilang di era Daniel Craig.