Seperti film 007 Daniel Craig lainnya, No Time To Die masih menggaransi para penontonnya dengan berbagai aksi pertarungan tangan kosong dengan intensitas cepat dan kasar, lengkap dengan koreografi yang membuat setiap kita berdecak kagum.Â
Namun kali ini dilengkapi berbagai adegan aksi yang juga nampak sebagai homage atas film-film 007 sebelumnya. Khususnya pada pertempuran menggunakan mobil Aston Martin klasik yang sebelumnya identik dengan Bond era Sean Connery.
Namun tak hanya adegan action, No Time To Die masih melanjutkan tren cerita berlapis dengan dialog berat yang sebelumnya pernah kita nikmati dalam Skyfall juga Spectre. Itu sebabnya di pertengahan film ini berjalan cukup lambat hingga terasa agak membosankan. Meskipun kemudian pertarungan dan adegan aksi kembali cepat dan intens di sepertiga akhir film.
James Bond era Daniel Craig juga dipuji lantaran para Bond Girl di film ini tak hanya sekadar menjadi "teman tidur" ataupun peran stereotip wanita lainnya. Selalu ada peran besar dan aksi besar yang dimiliki para wanita yang hadir di setiap aksi petualangan James Bond. No Time To Die pun masih mempertahankan tradisi itu.
Di sini kita bisa melihat peran apik dari Lea Seydoux, Ana de Armas, juga Lashana Lynch. Bahkan Ana de Armas sebagai Paloma yang screen timenya sejatinya sangat sedikit pun mampu memberikan performa yang brilian dan memorable.
Ana mampu tampil badass sekaligus lucu, sehingga mampu menyegarkan jalan cerita film ini yang cenderung gelap dan serius.Â
Tak heran jika kemudian banyak orang yang lebih memuji Ana de Armas ketimbang Lashana Lynch sebagai 007 baru yang juga menjadi Bond's Kick-Ass atau Lea Seydoux sebagai Bond Girl utama film ini.
Villain utama film ini yaitu Lutsyifer Safin yang diperankan Rami Malek juga cukup mencuri perhatian. Masa lalu kelam terkait pembantaian keluarganya membentuk dirinya menjadi sesosok villain keji minim empati. Sehingga walaupun screen time Rami di sini tak begitu banyak, namun kehadirannya cukup mampu menghadirkan nuansa intimidatif.
Alunan No Time To Die yang dibawakan dengan sangat apik dan magis dari penyanyi muda berbakat, Billie Eilish, pada opening title sequence film ini seakan menjadi pengingat akan segera berakhirnya era Daniel Craig.Â