2 jam 43 durasi waktunya mungkin bisa sedikit memberikan gambaran seperti apa kualitas cerita yang disajikan.
No Time To Die juga menjadi penutup yang manis dari saga Daniel Craig yang ceritanya memang saling terhubung dari mulai Casino Royale. Sebuah gebrakan baru dalam waralaba 007, setelah sebelumnya film James Bond selalu berdiri sendiri dan tak terkait satu dengan lainnya. Hal yang sejatinya juga memudahkan studio untuk mengganti aktor-aktornya karena tak ada keterkaitan cerita atau tokoh antar film.
Sutradara Cary Joji Fukunaga yang karyanya pernah penulis nikmati lewat film Beasts of No Nation di Netflix cukup berhasil menyajikan sebuah film penutup yang pas dari berbagai aspek. Meskipun bagi penulis pribadi ending film ini terasa kurang maksimal, namun tak bisa dipungkiri bahwasanya akhir cerita film ini tetaplah emosional dan menjadi kulminasi yang apik dari perjalanan Bond era Daniel Craig yang dimulai 15 tahun lalu.
Melanjutkan akhir cerita film Spectre di mana Bond kini menikmati hidup tenang bersama Madeleine (Lea Seydoux) dalam persembunyiannya, sekaligus mencoba berdamai dengan rasa bersalahnya terhadap Vesper Lynd(Eva Green) di masa lalu.
Namun ketenangannya sesaat kemudian berubah pasca meledaknya bom di depan makam Vesper Lynd dengan pesan berupa logo dari organisasi kriminal yang sangat ia kenal yaitu Spectre.Â
Bond lantas mulai mencari tahu keanehan tersebut apalagi kemudian juga menyeret masa lalu serta rahasia yang dimiliki oleh Medeleine.
Bond pun mencoba kembali muncul dari persembunyiannya sambil mencari tahu siapa dalang dari semua kekacauan ini. Sambil sekali lagi berusaha menyelamatkan dunia dari serangan senjata biologis, berbekal handgun Walter PPK dan Aston Martin DB5 klasik ikoniknya.
***