Toba memang tak bisa dipungkiri memiliki sisi magisnya tersendiri. Ia memang tak sedewata Bali. Ia juga tak seromantis Yogyakarta. Tapi Toba memiliki pesonanya sendiri berkat kemegahan yang ditawarkan dalam kesederhanaannya.
Ya, kemegahan yang penulis langsung bisa rasakan saat pertama kali mendarat di Bandara Internasional Silangit, tiga tahun yang lalu. Sesaat sebelum mendarat, dari jendela pesawat kita langsung disuguhi aura magis nan megah danau Toba yang fenomenal tersebut. Danau yang berada di kaldera gunung supervulkan yang pernah meletus sekitar 69.000-77.000 tahun lalu, yang memiliki dampak besar terhadap genetika populasi manusia hingga saat ini.
Hawa dingin nan segar yang masuk pasca terbukanya pintu pesawat seakan menjadi tanda dari alam untuk menyambut dengan ramah setiap orang yang tiba untuk berwisata atau sekadar melewatinya sambil berdecak kagum akan paras cantik Danau Toba.
Toba memang cantik apa adanya. Jika diibaratkan seorang perempuan, Toba sudah mampu menunjukkan aura dan karisma kecantikannya tanpa harus bersolek secara berlebihan. Karena jika terlalu berlebihan, justru akan membuatnya menor dan kehilangan daya tarik naturalnya.
Perjalanan penulis menikmati Danau Toba tiga tahun lalu bisa dibilang tak terlalu maksimal. Ya, semacam coba-coba karena agenda utamanya memang mengunjungi keluarga istri yang berada di kecamatan Laguboti yang sejatinya juga berada di tepian Danau Toba.
Praktis, penulis pun hanya bisa menikmati keindahan Danau Toba dari "pinggirannya" saja. Tak sempat mengarungi danaunya yang konon jauh lebih magis rasanya dari sekadar menikmati pemandangannya dari kejauhan.
Geosite Sipinsur menjadi tempat pertama yang penulis datangi. Wilayah di sisi Selatan Danau Toba ini memungkinkan kita untuk bisa melihat pemandangan Danau Toba secara luas dari ketinggian. Suasananya tak hanya tenang dan sejuk, namun juga magis dan indah.
Di tempat ini juga ada beberapa kedai makanan yang siap menyediakan jajanan untuk pengunjung yang lapar. Mi instan rebus dengan topping sayuran dan telur pun menjadi pilihan penulis waktu itu. Pas dinikmati di tengah suasana hutan pinus yang rimbun dengan hembusan angin yang segar dan dingin.
Sedangkan titik kedua untuk menikmati keindahan danau Toba adalah di hotel tempat penulis menginap. Hotel Niagara Parapat menjadi pilihan kala itu.
Dari balkon kamar hotel pun sebenarnya kita bisa melihat kemegahan perbukitan di sekeliling Danau Toba. Namun titik terbaik untuk menikmatinya adalah di restorannya saat sarapan pagi. Karena restoran di hotel ini menghadap langsung ke Danau Toba yang luas, maka ketika cuaca cerah kita bisa menikmati dengan maksimal deretan perbukitan hijaunya yang berpadu manis dengan birunya air danau.
Pengalaman singkat penulis ke Danau Toba kala itu sejatinya sudah berhasil tertancap di hati dan pikiran sampai dengan saat ini. Danau Toba dan sekitarnya masih mendapatkan tempat di hati untuk suatu saat dikunjungi lagi.
Karena setidaknya ada tiga hal yang penulis rangkum dari perjalanan ke Danau Toba yang bisa menggambarkan betapa spesialnya Danau Toba bagi siapapun yang sudah merasakan ataupun baru memiliki rencana untuk menikmati keindahan danau tersebut. Berikut poin-poinnya;
Toba sejatinya adalah warisan alam yang begitu luar biasa yang dimiliki Indonesia. Deretan hutan, perbukitan, danau, dan kekayaan flora dan faunanya seakan menjadi warisan luar biasa bagi anak cucu kita kelak. Itulah sebabnya Toba tak hanya harus kita nikmati setidaknya sekali sebelum kita mati, namun juga kita jaga kelestariannya demi terciptanya keseimbangan antara kemurnian alam dan keindahan wisata.
Because the heritage of Toba is more than amazing. It's magical and surreal.
Culinary of Toba
Bagi pecinta kuliner tentu tak boleh melewatkan makanan khas Sumatera Utara yang akan menggoyang lidah siapapun yang mencicipinya.
Bagi penyuka ikan boleh dicoba masakan Naniura yang merupakan ikan yang dibersihkan terlebih dahulu dari duri dan lendir. Yang dimatangkan dengan cara merendamnya dengan air asam Jungga atau jeruk purut. Bisa dibilang ini adalah Sushi versi Batak.
Atau mencoba ikan dalam olahan bumbu arsik yang khas serta ayam napinadar yang kaya akan rempah-rempah. Juga tak lupa ombus-ombus yang merupakan snack yang berasal dari adonan beras dan gula merah yang menggoda.
Bagi yang non-muslim, pilihan masakan olahan babi pun banyak ditawarkan di sepanjang jalan. Ada saksang, sop babi, dan babi panggang yang khas dan lezat.
The Art of Toba
Toba seakan tak pernah kehabisan aneka kesenian untuk dipamerkan. Karena Toba menawarkan berbagai macam seni dan budaya seperti Ulos, patung Batak, alat musik gondang, dan tari tor-tor yang bisa kita nikmati melalui museum yang tersebar di wilayah Toba dan sekitarnya.
Museum Huta Bolon, Museum TB Silalahi, dan Museum Tomok, menjadi beberapa pilihan museum yang bisa dinikmati di sela-sela kunjungan kita ke Danau Toba. Di sana kita bisa melihat segala karya seni juga kehidupan sosial budaya masyarakat Batak Toba di masa silam.Â
**
Seperti daerah wisata lainnya di Indonesia, pandemi memang memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan wisata di Danau Toba. Namun status Daerah Super Prioritas atau DSP Toba membuat Kemenparekraf bersama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) ngebut untuk merampungkan Integrated Tourism Master Planner (ITMP) atau rencana besar pengembangan pariwisata terintegrasi.
Dilansit dari wartakotalive.com, kabar baik itu disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno ketika mengunjungi Parapat, Simalungun, Sumatera Utara pada 10 Juni lalu.
Tujuannya tentu saja agar percepatan pembangunan di DSP Danau Toba, baik infrastruktur maupun pengembangan sumber daya manusia (SDM) dapat segera terlaksana. Sehingga wisata Danau Toba bisa kembali bersinar dan siap menyambut siapapun yang ingin bertemu dengannya.
Begitu kayanya warisan budaya, karya seni, dan kuliner yang bisa ditampilkan ke publik luas, membuat pelaksanaan program MICE di Indonesia Aja juga terasa tepat. Mengingat agenda MICE yang merupakan akronim dari Meetings, Incentive, Conference, and Exhibition, memang bertujuan untuk memasarkan wisata Danau Toba ke dunia agar bisa kembali dilirik wisatawan Internasional sehingga membuka peluang baru bagi perekonomian di daerah wisata Danau Toba secara cepat dan berkesinambungan.
Tentunya, selaras dengan campaign Wonderful Indonesia yang memang bertujuan untuk meningkatkan awareness daerah-daerah wisata di Indonesia yang sebelumnya jarang terkespos publik Internasional.
So, diharapkan dengan berbagai persiapan untuk meningkatkan potensi wisata Danau Toba tersebut membuat wisatawan tak hanya berkunjung untuk sekadar coba-coba. Ada banyak faktor yang kiranya membuat Toba menjadi sesuatu yang spesial untuk dikunjungi, dinikmati, dan dikagumi. Bukan sekadar daerah wisata yang hanya cukup sekali didatangi namun tak ingin kembali lagi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI