Namun harus dipahami bahwa inilah Fast Saga yang sudah berjalan selama 20 tahun. Sebuah franchise yang mengubah genre dan jalan penceritaannya dengan begitu ekstrim.Â
Sehingga masih banyak kemungkinan yang bisa dihadirkan secara ekstrim juga walaupun bagi sebagian orang agak terasa dipaksakan. Termasuk "menghidupkan" kembali beberapa tokoh yang di film-film sebelumnya dianggap sudah mati.
Selayaknya tombol F9 dalam keyboard komputer yang memiliki beberapa fungsi seperti merefresh dokumen, mengirim email/pesan, menyisipkan empty field, dan menampilkan thumbnail dalam jendela kerja, F9 pun saya rasa dimaksudkan demikian.
Selain itu F9 juga efektif memberikan sisipan cerita menarik melalui konflik antara Dom dan Jakob yang berfungsi memberikan drama emosional dalam kisah keluarga Toretto.
Tak lupa F9 juga menyadarkan kita bahwa setelah saga utamanya selesai, peluang spin-off melalui berbagai karakternya masih bisa dikembangkan lagi secara tak terbatas.
Selain spin-off Hobbs & Shaw yang terbukti sukses, bukan tidak mungkin ke depannya kita akan disuguhi cerita solo dari karakter lain semisal Han yang merepresentasikan karakter Asia, komedi aksi layaknya Bad Boys yang menduetkan Tyrese Gibson dan Ludacris, serta tak tertutup kemungkinan kembali ke genre street racing melalui Tokyo Drift 2 atau kisah Toretto muda misalnya. Atau mungkin menciptakan genre baru lagi di semesta Fast Saga yang tak terbayangkan sebelumnya.
Dirilis di masa pandemi, film ini memang cocok dijadikan alasan bagi kita para penonton untuk kembali lagi ke bioskop. Di mana film dengan over CGI, over explosion, dan over muscles ini memang selayaknya disaksikan pada layar selebar mungkin dengan tata suara yang juga sebaik mungkin.
Saran penulis, bagi yang ingin menikmati film ini secara utuh ada baiknya membuang dulu semua pikiran-pikiran realistis dan logis yang diharapkan muncul dari film ini. Karena sudah pasti hal tersebut tak akan anda dapatkan.