Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"F9", Menyenangkan Walaupun Semakin Tak Masuk Akal

16 Juni 2021   09:09 Diperbarui: 16 Juni 2021   19:45 1197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"No matter how fast you are, no one outruns their past. And mine just caught up to me." -Dominic Toretto-

Tidak bisa dipungkiri bahwa franchise Fast & Furious adalah contoh nyata dari keberhasilan sebuah film yang mengaplikasikan genre swap atau genre transformation yang masih eksis hingga kini, sejak dimulai di 20 tahun yang lalu. 

Tak ada yang menyangka bahwa The Fast & The Furious (2001), 2 Fast and 2 Furious (2003), dan The Fast and The Furious: Tokyo Drift (2006) yang lebih menonjolkan sisi street racing dan menjadi demam di kalangan anak muda di seluruh dunia, lantas perlahan mulai meninggalkan akarnya di Fast & Furious (2009) yang secara halus mulai memperkenalkan franchise ini ke genre heist and spionage action.

Pada Fast Five (2011) lah kemudian sang sutradara, Justin Lin, secara total dan yakin mengubah genre film ini menjadi full action yang kaya akan ledakan, maskulinitas, dan desingan peluru. 

Genre street racing yang memang menjadi akar film ini tetap dimasukkan walaupun hal tersebut kemudian sebatas muncul pada kendaraan pilihan sang jagoan untuk menjalankan misinya. Bukan menyelesaikan konflik dengan balapan.

Setelahnya kita pun "dipaksa" menerima fakta bahwa franchise ini akan berjalan pada jalur yang baru. Bukan lagi jalur lama yang terakhir dilewati oleh Tokyo Drift.

Elemen streetcar yang ikonik dalam The Fast and The Furious | Sumber: Universal Pictures via surabaya.tribunnews.com
Elemen streetcar yang ikonik dalam The Fast and The Furious | Sumber: Universal Pictures via surabaya.tribunnews.com
Maka ekspektasi kita dalam menyaksikan franchise ini pun tanpa disadari ikut berubah. Karena ketika franchise FF menelurkan film barunya, maka kita tahu bahwa ini bukanlah film balapan, melainkan film action dengan adegan aksi setara Mission Impossible dan kekuatan otot serta keberuntungan para tokoh utamanya terhindar dari kematian layaknya jagoan dalam film superhero.

Lantas bagaimana dengan film kesembilan yang diberi judul F9 ini?

Sumber: Universal Pictures via Screenrant.com
Sumber: Universal Pictures via Screenrant.com
F9 yang di weekend lalu memulai special screeningnya di bioskop nasional dan tayang reguler mulai hari ini, 16 Juni 2021, nyatanya masih "setia" mengikuti jejak 4 film pendahulunya. Hujan ledakan, spionase, pertarungan fisik, dan tak lupa aksi memukau dan tak masuk akal yang melibatkan berbagai jenis kendaraan.

F9 bisa dibilang masih menggunakan formula yang hampir mirip dalam penyajian cerita film-film pendahulunya. Masih berkutat di dalam tema pembalasan dendam, rahasia masa lalu, dan makna pengorbanan bagi keluarga. Sehingga sekilas memang tidak terlihat adanya diferensiasi yang nyata di seri terbarunya kali ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun