Namun yang membedakannya dengan Midnight Diner adalah bahwa di setiap episodenya selalu menampilkan lebih dari satu jenis masakan lezat.Â
Masakan ini biasanya berhubungan dengan awal cerita yang akan disampaikan di sepanjang episode tersebut. Atau kadangkala masakan ini juga bisa menjadi semacam konklusi atas cerita yang lebih dulu disampaikan.
Sementara dalam hal ini Midnight Diner cenderung "mengunci" ceritanya sesuai dengan satu jenis makanan yang mau diangkat di tiap episodenya. Perbedaan inilah yang lantas menjadikan Izakaya Bottakuri terasa orisinil walaupun tema besarnya mungkin terasa hampir sama.
Ada curhatan karyawan wanita yang merasa kurang dihargai di tempat kerjanya, ada lansia yang setia ke Bottakuri demi bisa ngobrol dengan banyak orang, juga ada cerita dari para pekerja kasar yang keluh kesah dan jerih lelahnya selalu terbayar dengan perasaan sukacita kala menyantap sajian sedap dari Mine.
Mine yang nampak cekatan dan selalu siap melayani pelanggannya justru sering merasa tidak percaya diri akan kemampuan dirinya sendiri. Mine juga sering overthinking pada berbagai hal yang sebenarnya tak perlu dipikirkannya.
Seperti kala Toku-San (Chukici Kubo) tidak kunjung datang ke restorannya yang belakangan diketahui ia terkena kolesterol tinggi dan harus dirawat.Â
Mine lantas berpikir bagaimana caranya agar semua makanan di tempatnya sesuai dengan standar kesehatan sehingga tidak ada lagi pelanggannya yang sakit.Â
Padahal itu bukanlah tanggung jawabnya, justru pelangganlah yang harus bertanggung jawab pada setiap pilihan makanan yang ingin disantapnya.