Lantas, apakah mereka akan dipersatukan kembali?
Sebuah Film untuk Merayakan Patah Hati
Pujian tentu patut disematkan kepada Bhisma dan Denira yang mampu memerankan tokoh Jatmiko dan Saras menjadi begitu hidup. Jatmiko sebagai 'mas-mas Jawa' ngguanteng yang jualan kopi, disandingkan dengan Saras si mahasisiswi cantik nan populer yang bisa memilih untuk mengencani siapapun. Kebetulan, Ia memilih Jatmiko sebagai teman kencannya.
Sedari awal keduanya pun tampil bagaikan dua sisi mata uang. Jatmiko begitu baik dan tulus, sementara Saras lebih agresif dan juga penuh misteri. Seakan mengizinkan kita sebagai penonton untuk bersiap-siap menghadapi kemungkinan terburuk dari cerita percintaan.
Well Arini, kamu punya teman yang sepadan sekarang, heuheu..
Kembali ke cerita yang bagi penulis terasa cukup personal, Sobat Ambyar rasanya memang mengerti benar bagaimana momen-momen pahit yang biasanya dialami oleh para sadboi dan sadgirl. Ditinggal keluar kota, ditinggal pas sayang-sayangnya, disuruh jaga kesehatan padahal si dia juga yang menyakiti, hingga momen move on yang sudah berjalan baik harus rusak karena pertemuan kembali yang terasa menjanjikan.
Karena hai setitik, rusak move on sebelanga~
Itu sebabnya mengapa cerita Sobat Ambyar bakalan relate dengan para korban patah hati, dari yang luka di hatinya berskala ringan hingga berskala besar. Sobat Ambyar mampu mentranslasikan dengan baik lirik-lirik lagu alm.Didi Kempot ke dalam visualisasi kisah percintaan anak muda yang terasa sangat dekat.