Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"We Can Be Heroes", Oase di Tengah Keringnya Film Aksi Komedi Anak

3 Januari 2021   10:15 Diperbarui: 3 Januari 2021   22:08 2129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ah, tak terasa momen libur akhir tahun sudah  hampir usai. Di mana berarti semua orang sudah harus bersiap kembali menjalankan aktivitas serta rutinitasnya esok hari.

Ada yang masih belajar secara daring, kerja dari rumah, bahkan ada yang sudah masuk kantor seperti biasa (ehem..seperti penulis).

Tentunya semua rutinitas tersebut akan semakin ringan dijalankan jika di akhir pekan ini mendapatkan berbagai macam hal yang baik dan bergizi. Seperti asupan makanan yang bergizi, waktu istirahat yang cukup, dan tentunya tontonan yang tak hanya menghibur namun juga mampu meningkatkan mood.

Maka jenis tontonan ringan yang seru dan aman dikonsumsi seluruh anggota keluarga itulah yang cocok dijadikan teman bersantai di akhir pekan. We Can Be Heroes yang merupakan film original Netflix lantas bisa coba dicicipi lantaran memenuhi syarat tersebut.

Sharkboy and Lavagirl (sumber: lrmonline.com)
Sharkboy and Lavagirl (sumber: lrmonline.com)
Tentu anda ingat dengan film liburan fenomenal era 2000-an awal yaitu Spy Kids dan The Adventure of Sharkboy & Lavagirl. Film anak-anak yang CGI-nya terasa "norak" namun memiliki cerita petualangan seru dan menyenangkan.

Dari sutradara yang sama dengan film-film tersebut yaitu Robert Rodriguez, We Can Be Heroes pun muncul dengan semangat dan warna yang sama dengan pendahulunya. Membawa nuansa petualangan anak-anak dengan pacing cepat yang dikemas dalam warna-warni yang menarik.

The Adventure of Sharkboy and Lavagirl memang tidak memiliki kualitas sebaik Spy Kids khususnya Spy Kids 1 & 2, bahkan bisa dibilang menjadi cult movie kategori film anak-anak.

Namun tak bisa dipungkiri bahwa film ini cukup digemari penonton anak-anak pada zamannya karena kerap menjadi tontonan wajib yang diputar di masa liburan. Di film ini jugalah kita lantas mengenal Taylor Lautner (The Twilight Saga) untuk pertama kalinya di usianya yang masih sangat muda.

Nah, We Can Be Heroes menjadi sekuel dari film Sharkboy and Lavagirl tersebut. Di mana peran mereka kini sudah menjadi orang tua. Dengan Taylor Dooley masih menjadi sang Lavagirl namun Sharkboy bukan lagi diperankan oleh Taylor Lautner karena digantikan oleh Jeff Dashnaw, aktor yang kerap terlibat dalam proyek film Robert Rodriguez lainnya semisal Spy Kids dan Sin City.

Sinopsis

Sumber: EW.com
Sumber: EW.com

Cerita dalam film We Can Be Heroes bermula ketika sekelompok superhero ala Avengers yang bernama Heroic, di mana di dalamnya juga terdapat Sharkboy dan Lavagirl, tertangkap alien dalam usaha mereka menjaga bumi dari serangan dadakan makhluk asing tersebut. Meninggalkan anak-anak mereka yang terkumpul dalam sebuah fasilitas milik Ms. Granada (Priyanka Chopra).

Sadar bahwa tak mungkin ada manusia biasa yang bisa menyelamatkan para orang tua yang ditahan Alien tersebut dan fakta bahwa dunia akan segera kehilangan penjaganya, lantas menjadi awal pemicu bagi anak-anak yang memiliki kekuatan super tersebut untuk bersatu dan berjuang menyelamatkan orang tua mereka.

Dipimpin oleh Missy Moreno (Yaya Gosselin) yang tak benar-benar memiliki kekuatan super namun memiliki leadership yang luar biasa, mereka pun berjuang bersama melawan ego dan sifat kekanak-kanakan mereka.

Menjadi 11 anak-anak berkekuatan super yang siap bersatu menyelamatkan orang tua mereka. Karena dunia masih butuh pahlawan super untuk menjadi pelindung dan penjaganya.

***

Dengan membaca sinopsis singkatnya di atas pasti sudah sedikit memberikan gambaran seperti apa keseluruhan filmnya. Dan melalui tulisan ini penulis akan memberikan poin-poin apa saja yang membuat film anak-anak ini cukup menarik.

Berikut poin-poinnya;

1.Membawa Semangat Keberagaman

Sumber: TheGuardian.com
Sumber: TheGuardian.com

Yang penulis suka dari film ini tentu saja adalah semangat keberagaman yang dibawanya. 11 pahlawan cilik dalam film ini berasal dari berbagai ras. Dan mereka bukanlah sosok superhero tanpa cela.

Contohnya ada kakak beradik Rewind (Isaiah Russel-Bailey) dan Fast Forward (Akira Akbar) yang berkulit hitam. Slo-mo (Dylan Henry Lau) yang merupakan keturunan Asia. Bahkan tokoh Missy Moreno sang pemimpin bukanlah berasal dari Amerika melainkan dari tanah Mexico.

Nampak menjadi sebuah pesan tersirat untuk mengubah pandangan anak-anak terhadap Mexico yang oleh pemimpin Amerika sebelumnya kerap diperlakukan tidak adil.

Tak hanya itu, karakter Wheels (Andy Walken) juga mewakili penyandang disabilitas. Di mana Wheels tetap bisa bertarung dan memberikan kontribusi besar dalam timnya meskipun ia terus berada di kursi roda. Sebuah pesan positif yang sangat baik untuk penonton anak-anak bukan?

2.Warisan Spy Kids untuk para 'Next-Gen'

Sumber: slashfilm.com
Sumber: slashfilm.com

Jika anda sudah pernah menyaksikan Spy Kids tentu akan merasa familiar dengan plot cerita film ini. Pasalnya sama dengan Spy Kids, We Can Be Heroes membawa narasi anak-anak yang menjadi penyelamat orang tua.

Maka pada dasarnya We Can Be Heroes adalah Spy Kids yang diciptakan khusus untuk anak-anak generasi selanjutnya. Tentunya dengan berbagai tambahan pesan dan isu sosial yang relate dengan kondisi dunia saat ini.

3.Dipenuhi Para Superstar Hollywood

Sumber: slashfilm.com
Sumber: slashfilm.com

Satu hal lainnya yang membuat film ini makin terasa menarik adalah kehadiran para superstar Hollywood di dalamnya. Di mana peran mereka sebagai supporting actor tak hanya menghibur namun juga memberikan warna lain yang tak kalah menarik.

Ada Priyanka Chopra(Baywatch, Quantico) , Pedro Pascal(The Mandalorian, Wonder Woman 1984), Christian Slater(Dirty John), juga Sung Kang(Fast Furious Franchise). Bahkan ini nampak menjadi tahunnya Pedro Pascal karena di 2020 dirinya muncul dengan peran ikonik di 3 film populer dan berbeda yaitu di serial The Mandalorian, WW84, dan tentu saja We Can Be Heroes.

4.Aksi Memukau Para Aktor Cilik

Sumber: Kincir.com
Sumber: Kincir.com

Namanya film anak-anak sudah pasti aktor ciliknya yang menjadi perhatian lebih. Karena screen time mereka pasti jauh lebih banyak dari para aktor dewasa. Dan peran para aktor cilik di film ini cukup memuaskan.

Selain Yaya Gosselin yang memang nampak khsrismatik sebagai pemimpin anak-anak, aktor lain semisal Lotus Blossom sebagai A Capella yang nyanyiannya menjadi kekuatannya, kemudian Lyon Daniels sebagai Noodles yang lentur ala Reed Richards di Fantastic 4, dan Vivien Lyra Blair sebagsi Guppy yang mewarisi kekuatan Sharkboy, tampil cukup memikat dan kerap mengundang tawa.

Sumber:kincir.com
Sumber:kincir.com
Khususnya Vivien Lyra Blair yang memang kerap menjadi scene stealer karena aksi lucu dan polosnya. Oh iya, Vivien juga merupakan aktor cilik yang mencuri perhatian dalam film blockbuster Netflix lainnya yaitu Bird Box. Jadi terbayang kan wajah gemasnya?

Namun dengan jumlah anak-anak yang cukup banyak tersebut, porsi drama antara orang tua dan anak tidak bisa tergali maksimal. Namun beruntung sisi drama keluarga Moreno antara Yaya dan Pedro Pascal mendapatkan porsi yang cukup. Sehingga sisi emosionalnya masih bisa terjaga di tengah lucu dan serunya aksi para "avengers" cilik.

5.Karena Siapapun Bisa Menjadi Superhero

Sumber: commonsensemedia.org
Sumber: commonsensemedia.org

Namun lebih dari itu, We Can Be Heroes memang membawa semangat dan pesan positif untuk anak-anak bahwasanya siapapun bisa menjadi pahlawan untuk sekitarnya. Terlebih siapapun bisa menjadi pahlawan untuk keluarganya.

Tak peduli dari suku atau ras apa kita berasal, tak peduli bagaimana kondisi fisik yang kita miliki, sikap kepahlawanan nyatanya tak bisa dimunculkan dari hal-hal tersebut. Hati yang besar, semangat yang tak mudah patah, serta keinginan untuk menjaga persatuan itulah yang menjadi cikal bakal munculnya sikap kepahlawanan yang nyata.

Sama seperti judulnya, We Can Be Heroes memang ingin menunjukkan bahwa siapapun bisa menjadi pahlawan apabila kita tak hanya bisa menyadari kekuatan di dalam diri namun juga mampu melampaui segala kekurangan di dalam diri. Karena kombinasi keduanya akan melahirkan kekuatan super dan spesial yang berbeda namun tetap bisa membantu satu sama lain.

Penutup

Sumber: in.mashable.com
Sumber: in.mashable.com

Dewasa ini film aksi komedi untuk anak-anak memang sudah sangat terbatas. Itulah sebabnya mengapa We Can Be Heroes muncul layaknya oase yang menjadi pelepas dahaga di tengah kekeringan tersebut.

Menjadi film keluarga yang memang layak disaksikan bersama anak-anak di akhir pekan yang ceria. Menikmati segala aksi lucu, seru, dan menghibur dalam durasi 1 jam 40 menitnya.

Tidak, film ini tidak menyuguhkan CGI kualitas AAA. Bahkan properti setnya pun terkesan biasa saja, hanya kemudian dibuat se-colorfull mungkin.

Namun dengan kesederhanaannya itulah film ini mendapatkan kekuatannya. Sebuah nuansa apik film anak-anak yang kita kenal di era 90 hingga 2000-an awal.

Sumber:slashfilm.com
Sumber:slashfilm.com
So, penulis berikan skor 7/10 untuk film ini. Sebuah sajian yang menghibur dan layak ditonton meskipun masih sangat potensial untuk dikembangkan lagi di berbagai sisinya.

Selamat berakhir pekan. Salam Kompasiana!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun