Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Host", Ketika Kehangatan Virtual Meeting Berubah Menjadi Teror Mengerikan

16 Desember 2020   13:41 Diperbarui: 16 Desember 2020   22:03 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasanya tak ada film yang benar-benar memuaskan penulis di tengah pandemi ini selain Host yang baru saja penulis saksikan malam tadi. Host sendiri merupakan film yang dirilis di bulan Juli tahun 2020, di mana proses produksinya hanya mengandalkan aplikasi video call yang populer di tengah pandemi ini yaitu Zoom.

Host merupakan film original dari platform streaming khusus film horor dan thriller, Shudder, yang sayangnya belum masuk secara resmi ke Indonesia. Sehingga jika ingin mengaksesnya, kita perlu menggunakan vpn.

Namun film ini akhirnya ditayangkan di platform streaming lain yaitu Catchplay+ pada bulan ini dengan mekanisme sewa. Harga sewanya cukup terjangkau, yaitu sekitar Rp 22.000, - belum termasuk pajak dan berlaku selama 48 jam setelah kita play film tersebut untuk pertama kali.

Kembali ke Host, film ini sejatinya adalah sebuah film horor low budget. Di mana hal tersebut terlihat dari deretan aktor dan aktris yang tidak memiliki nama besar. Pun secara setting benar-benar hanya di rumah saja.

Ya, syuting Host dilakukan sepenuhnya lewat aplikasi Zoom dan benar-benar dilakukan di tengah pandemi ini. Sehingga di sepanjang film kita hanya disuguhi tampilan interface aplikasi zoom. Mirip dengan apa yang disajikan dalam film Unfriended ataupun Searching.

Film ini juga menggunakan nama asli para aktornya alih-alih menggunakan nama karakter rekaan. Pun beberapa trivia yang penulis temukan juga menuliskan bahwa para aktor di sini diizinkan untuk improvisasi akting demi menghasilkan reaksi senatural mungkin.

EW.com
EW.com
Namun di situlah menariknya. Host membuat kita sebagai penonton seolah-olah ikut berada pada room yang sama yang dibuat oleh Haley untuk bermain-main dengan hantu bersama teman-temannya yaitu Jemma, Emma, Radina, Caroline, dan Teddy. Dengan bantuan seorang medium atau cenayang bernama Seylan, mereka lantas bermaksud mencoba pengalaman baru tersebut untuk mengatasi kebosanan selama lockdown.

Obrolan yang awalnya seru, hangat, dan mengasyikkan pun lantas berubah menjadi mimpi buruk yang amat mencekam selama 50 menit ke depan. Mereka tidak tahu bahwa eksistensi alam roh yang selama ini tak mereka percayai justru memaksa mereka untuk lebih dari sekadar percaya.

Mereka pun dituntut untuk merasakan kehadiran sosok jahat dan kuat tersebut. Sehingga opsi berdiam di dalam rumah yang menjadi pilihan terbaik selama pandemi ini, justru bukanlah solusi untuk saat ini.

Rumah menjadi tempat yang saat ini harus dihindari.

***

Deadline.com
Deadline.com
Seperti diketahui, Host pada awalnya merupakan proyek iseng-iseng sang sutradara, Rob Savage, yang membuat semacam prank horor kepada temannya melalui video call. Reaksi natural temannya yang juga direkam dan kemudian viral itulah yang lantas dipresentasikannya kepada rumah produksi Shudder bahwasanya membuat film horor dengan budget minim dan dengan alat sederhana seperti itu sangat mungkin bahkan tidak mengurangi esensi horor itu sendiri.

Ditambah dengan kondisi pandemi global yang masih terjadi hingga hari ini, maka momen menelurkan sebuah film horor yang relate dengan kondisi saat ini tentu menjadi keuntungan tersendiri. Host lantas menjelma menjadi tontonan apik selama masa karantina yang tak hanya menghibur namun juga memberikan pengalaman baru yang memuaskan.

Yang penulis suka dari Host adalah bahwasanya film ini mampu melampaui segala keterbatasan yang ada menjadi sebuah karya yang potensial. Seperti apa yang dilakukan Blair Witch Project dengan konsep camcordernya atau Paranormal Activity dengan konsep CCTV nya. Menjadi sebuah film segar yang mungkin tak pernah dibayangkan sebelumnya dan tentu saja menjadi pionir untuk film sejenis bertahun-tahun kemudian.

Rob Savage juga piawai dalam membangun cerita sederhana ini menjadi salah satu teror mencekam dan mengerikan yang pernah ada dalam sebuah film.

Penonton yang pada awalnya seperti ikut ke dalam virtual meeting yang seru dan hangat, berangsur-angsur pengalamannya mulai berubah seiring dengan gangguan makhluk astral yang datang silih berganti. Penonton pun mau tidak mau "dipaksa" untuk terus menyaksikan keanehan tersebut dan dibuat penasaran terkait siapa atau seperti apa wujud yang mengganggu ini.

Thesun.co.uk
Thesun.co.uk
Siapa yang menyangka bahwa fitur yang dimiliki zoom untuk membuat background berformat video justru menjadi salah satu pengalaman mengerikan dalam sebuah film horor bukan? Video looping yang tiba-tiba tergantikan dengan jumpscare menyebalkan tentu saja menjadi pengalaman horor yang tak terlupakan dalam film ini.

Hal-hal sederhana seperti itulah yang ternyata dimanfaatkan dengan baik oleh Rob Savage. Yang kemudian melengkapinya dengan berbagai jumpscare, beberapa adegan berdarah, dan penampakan makhluk jahat yang meskipun sebentar dan meninggalkan kesan misterius, tapi cukup untuk membuat bulu kuduk merinding.

Deadline.com
Deadline.com
Bahkan layaknya versi gratis aplikasi zoom yang jamak digunakan, film ini pun menampilkan notifikasi yang menyatakan bahwa batas waktu pemakaian selama 40 menit sudah hampir berakhir ketika film ini sudah mencapai titik akhirnya. Sehingga rasanya betul-betul seperti kita masuk ke dalam room tersebut, walaupun secara total durasi film ini menyentuh 54 menit.

Oh iya, bahkan di dalam segala keterbatasannya pun film ini masih mengizinkan kita untuk ikut berempati terhadap masing-masing karakter yang mengalami berbagai kejadian mengerikan di rumah mereka. Karena rasa takut, cemas, dan bingung berhasil disampaikan kepada penonton melalui emosi tiap-tiap karakternya. 

***

Cultura.id
Cultura.id
Host memang sangat singkat. Di mana durasi filmnya bahkan kurang dari satu jam. Sehingga film ini cocok bagi anda yang memiliki waktu luang sedikit namun ingin tetap menyaksikan film horor berkualitas.

Bagi penulis, pengalaman menyaksikan horor ala Host adalah salah satu pengalaman terbaik di tahun ini. Filmnya sederhana, karakterisasi yang kuat meskipun tidak memiliki latar belakang kisah yang mumpuni, set-up cerita yang menarik, hingga build up jumpscare dan berbagai elemen horor menarik lainnya yang terasa maksimal dan tak mengecewakan.

Tontonlah dan rasakan sendiri sensasinya. 

Selamat menonton. Salam Kompasiana! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun