Melawan keharusan dunia hiburan dalam memasukkan isu LGBT yang bukan berdasarkan keresahan hati melainkan semata-mata demi meraup lebih banyak keuntungan dan perhatian publik saja.Â
Namun di tengah nuansa kelam dan menegangkan di setiap episodenya, The Boys masih memberikan ruang untuk cerita cinta yang cukup kuat melalui chemistry Hughie dan Starlight serta Billy dan Becca yang diperankan oleh Shantel VanSanten.
Namun baik Erin Moriarty ataupun Shantel VanSanten berhasil memberikan visual menarik berkat paras cantik mereka dan menjadikan mereka karakter love interest yang sangat dinanti kemunculannya dan memang dibutuhkan di tengah kebrutalan 8 episode serial ini.
Hughie dan Starlight menjadi bukti bahwa cinta bisa tumbuh dalam momen tersulit dan tidak ideal sekalipun. Sementara Becca yang menjadi korban kebejatan Homelander di masa silam, menjadi semacam kekuatan bagi Billy untuk bisa melawan The Seven dan mengembalikan segala aspek kehidupan yang direnggut kemunafikan The Seven. Termasuk berjuang untuk seorang anak yang ternyata menyimpan kekuatan besar dan spesial.
Namun yang pasti The Boys masih menjadi serial yang cukup "gila" (dalam arti baik tentu saja). Gila karena serial ini bisa begitu binge-able, meskipun bertaburkan adegan brutal penuh darah yang tak jarang membuat kita merasa mual. Kepala pecah begitu saja, wajah hancur penuh darah, hingga suara remukan tulang menjadi beberapa hal brutal yang akan kita temui dengan sangat mudah.Â
Gila karena tak pernah malu-malu dalam mengkritik habis-habisan isu global yang ada, bahkan khususnya kondisi sosio politik di Amerika Serikat itu sendiri.
The Boys tentu tak boleh dilewatkan begitu saja. Mengingat serial ini adalah flagship dari Amazon Prime Video sehingga sisi produksinya juga begitu mengagumkan untuk disimak. Mulai dari desain set, CGI, tata kostum, hingga pemilihan tone film yang mengingatkan kita akan film-film milik Zack Snyder.