Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Musim Kedua "The Boys" yang Semakin Brutal, Penuh Propaganda dan Misteri Baru

13 Oktober 2020   19:59 Diperbarui: 13 Oktober 2020   23:23 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Premis menarik yang membangun inti cerita di musim pertamanya itulah yang lantas semakin dikembangkan di musim keduanya ini. Di mana jalan ceritanya saat ini jauh lebih kompleks, masalahnya jauh lebih dalam, serta semakin banyak propaganda yang dibuat di mana diantaranya berisi kritikan cukup relevan dengan berbagai isu yang berkembang di dunia saat ini.

Jika di musim pertamanya pondasi cerita yang dibuat cenderung linear, maka di musim keduanya jauh lebih bervariatif. Setidaknya ada beberapa pondasi cerita yang dibangun, misteri yang ditambahkan, hingga konflik yang belum usai di episode terakhir musim keduanya, yang memberikan tanda bahwasanya serial ini masih menempuh jalan panjang untuk menemui garis finishnya.

Forbes.com
Forbes.com
Seperti diketahui bahwasanya Billy Butcher dan Homelander menjadi "Batman-Joker" nya serial ini. Di mana melalui musim keduanya ini, dua karakter tersebut diberikan porsi lebih dalam mengenai penceritaan masa lalunya. Masa lalu yang membentuk Billy dan Homelander saat ini.

Billy yang memang dibentuk secara keras di keluarganya menjadikan dirinya seorang lelaki yang kasar, tidak takut pada apapun, memiliki prinsip yang kuat, namun menyimpan sakit hati dan dendam masa lalu yang lantas menjadi titik lemahnya.

Sementara Homelander, dibalik kekuatan luar biasa yang dimilikinya sejatinya adalah seorang lelaki yang benar-benar rapuh dan rindu sosok ibu dalam hidupnya. 

Itulah sebabnya di musim keduanya ini kita akan sering melihat bagaimana Homelander sering melakukan tindakan tak lazim serta penyimpangan seksual hanya karena dirinya merindukan sosok seorang ibu.

Sumber:collider.com
Sumber:collider.com
Pun di musim keduanya ini setiap anggota The Seven memiliki sub-story untuk melengkapi main storynya. Di mana di antaranya penuh dengan satir yang menggelitik.

Misal pada karakter The Deep(Chace Crawford) dan A-Train(Jessie T. Usher) yang merupakan anggota The Seven yang mulai masuk ke dalam pengasingan karena performa aksinya yang tak baik. Mereka mencoba untuk mendapatkan kembali popularitasnya melalui jalur alternatif yaitu gereja.

Di sini menjadi satir yang menggelitik bahwasanya di dunia nyata saat ini pun banyak orang yang memanfaatkan lembaga keagamaan hanya untuk meraup popularitas dan atensi publik semata. Pun lembaga keagamaan misalnya gereja juga sama, karena kerap menciptakan citra positif hanya demi keuntungan bisnis semata.

Sumber:forbes.com
Sumber:forbes.com
Kemudian pada cerita Queen Maeve juga berisi satir mengenai bagaimana industri hiburan bekerja terhadap isu yang sedang berkembang. Dalam hal ini bagaimana isu kesetaraan gender dan keharusan memasukkan elemen LGBTQ di sebuah film dikritik cukup tajam di sini.

Queen Maeve menjadi semacam gambaran eksploitasi seksual di dunia hiburan, namun di sisi lainnya juga menjadi simbol perlawanan terhadap hal tersebut. Di mana Maeve memiliki pergolakan hati untuk melawan sistem yang membuatnya tak bisa menjadi diri sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun