Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Away", tentang Cinta di Tengah Asa Manusia pada Planet Merah

5 Oktober 2020   16:13 Diperbarui: 5 Oktober 2020   22:00 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Serial Netflix, Away | Sumber ilustrasi: Netflix.com

Banyak yang mengatakan bahwa ujian terbesar dalam menjalani kehidupan percintaan adalah faktor terpisah oleh jarak. Yang pertama jarak antar daerah yang kemudian sering disebut sebagai long distance relationship (LDR) atau hubungan jarak jauh. Yang kedua adalah jarak yang tak kasat mata namun sulit untuk menemukan titik temunya alias perbedaan agama, heuheuheu..

Oke, abaikan bahasan perbedaan agama.

Selain karena ujian pada hubungan jarak jauh lebih menantang dari hubungan percintaan "mainstream", pun tak jarang banyak orang yang akhirnya memilih untuk menyerah di tengah jalan dan terpaksa meninggalkan cinta yang masih menggebu di dalam hati. Cintanya belum usai meskipun hubungannya harus segera diakhiri. Semuanya karena jarak.

Nah, bagaimana jika kemudian jarak yang memisahkan pasangan tersebut tak terbatas bahkan hingga jutaan kilometer dari bumi ini? Semenyakitkan dan sesulit apakah hal tersebut?

Sumber: chicago.suntimes.com
Sumber: chicago.suntimes.com
Di sinilah Away kemudian membawa tema hubungan jarak jauh tersebut dalam narasi perjalanan ruang angkasa yang epik. Sebuah perjalanan yang tentu saja berjarak jutaan kilometer jauhnya dari bumi, namun dengan batasan antara kehidupan dan kematian yang sangat dekat bahkan begitu tipis.

Adalah Emma Green (Hillary Swank), seorang astronot wanita asal Amerika Serikat yang kemudian dikirim oleh NASA dalam perjalanan pertama manusia menjejakkan kaki di planet merah, Mars. Emma berangkat bersama dengan keempat kru lainnya yaitu Dr. Lu Wang (Vivian Wu) taikonaut asal Tiongkok, Dr. Kwesi Wisberg-Abban (Ato Essandoh) astronot Inggris keturunan Ghana, Misha Popov (Mark Ivanir) kosmonot asal Rusia, dan Ram Arya (Ray Panthaki) astronot asal India.

Kelima orang tersebut berangkat mengemban misi penting dalam pencapaian ilmu pengetahuan baru yang sudah lama dinanti-nantikan sekaligus menunjukkan ego dan gengsi negara-negara adidaya tersebut di kancah internasional. Planet Mars yang dulu hanyalah sebuah impian kini mendekati kenyataan di tangan empat kru angkasa luar tersebut.

Sumber: popsugar.com
Sumber: popsugar.com
Namun mencapai Mars jelas tak akan semudah yang dibayangkan. Tak akan seringan teori yang diutarakan. Lebih dari pada itu perjalanan jutaan kilometer ke planet merah yang misterius nan magis itu sangatlah mengaduk emosi dan tentunya membawa problematika baru terhadap mereka yang ditinggalkan di bumi.

Kelima astronot tersebut dengan Emma yang terpilih sebagai komandan dan Ram sebagai wakil komandan, memang orang-orang terpilih yang dipercaya mengemban tugas yang sangat berat bahkan hampir mustahil tersebut. Namun kelimanya tidak berangkat dengan kondisi kehidupan yang mulus-mulus saja, melainkan dengan segala masalah pribadinya yang kemudian semakin teruji ketika mereka berada di luar angkasa.

Emma misalnya, merupakan seorang ibu dan istri yang begitu diandalkan di rumahnya. Namun sejak kepergiannya ke angkasa luar, suaminya Matt(Josh Charles) dan anaknya Alexis (Talitha Eliana Bateman) mengalami banyak masalah di rumah.

Penyakit tahunan Matt yang dideritanya kemudian kambuh dan memaksanya harus berjuang sendirian di rumah sakit tak lama setelah Emma mengangkasa. Begitupun Talitha yang sejak kepergian ibunya nampak tak memiliki pegangan dalam menghadapi kehidupan masa remajanya.

Sumber: ew.com
Sumber: ew.com
Masalah-masalah tersebut yang kemudian menguji Emma dan membentuk mentalnya sebagai komandan pesawat antariksa yang di satu sisi harus siap memisahkan persoalan pribadinya namun di sisi lainnya harus terus fokus terhadap tujuan awal kepergian mereka ke luar angkasa.

Karena seberapa pun besarnya support yang diberikan sang suami, entah dalam bentuk dukungan moral maupun dukungan langsung berupa pengetahuannya sebagai komandan pesawat antariksa periode sebelumnya, Emma sendirilah yang harus belajar mengenai kerelaan hati untuk benar-benar meninggalkan urusannya di bumi.

Begitupun dengan Dr. Lu yang kepergiannya tak hanya meninggalkan keluarga kecilnya, namun juga seseorang yang amat dicintainya. Pun begitu dengan Misha, Ram, dan Dr. Kwesi yang semuanya memiliki berbagai problematika hidup di bumi yang lantas menguji ketangguhan mental mereka di luar angkasa.

Sumber: variety.com
Sumber: variety.com
Cinta yang terpisah jarak jutaan kilometer di satu sisi terasa amat menyulitkan. Namun di satu sisi cinta jugalah yang membuat mereka bisa bertahan hidup demi bisa bertemu kembali dengan orang-orang yang mereka cintai di bumi. Meskipun godaan-godaan kecil kerap muncul, menguji kekuatan cinta mereka yang terpisah jutaan kilometer jauhnya.

Dan problematika para astronot di luar angkasa tersebut nyatanya bisa dihidupkan dengan sangat baik oleh masing-masing aktor dan aktrisnya. Semuanya terasa pas memerankan masing-masing karakternya dengan segala problematika dan dinamika kehidupannya. Pun kala tiap-tiap mereka harus menjadi protagonis bahkan antagonis pada setiap kasus di dalam pesawat yang harus mereka pecahkan dan selesaikan bersama-sama.

Tak hanya soal cinta, jarak, dan problematika yang menyertainya saja yang membuat serial 10 episode ini menarik untuk disimak. Lebih dari itu, Away menawarkan sebuah serial sci-fi yang menarik meskipun terlihat bahwa budget yang dikeluarkan tak sebesar serial sci-fi populer lainnya.

Namun Away sukses memanjakan mata kita berkat visual angkasa luar yang menarik. Mulai dari penampakan bumi yang ditinggalkan, stasiun angkasa luar yang berada di bulan, hingga berbagai penampakan planet yang mereka lewati.

Sumber: ew.com
Sumber: ew.com
Di dunia nyata, perjalanan ke Mars memang diyakini masih sangat lama. Namun melalui Away, setidaknya kita bisa diberikan gambaran kasar mengenai bagaimana kondisi awak dan apa saja yang harus diperhatikan dalam perjalanan panjang selama 3 tahun tersebut. Detailnya cukup baik, masuk akal, dan tidak terkesan mengada-ada.

Planet merah memang masih menjadi asa terbesar manusia yang sampai saat ini masih terus mencoba untuk menaklukannya. Namun jelas pengorbanan besar dari para awak dibutuhkan untuk bisa mencapai planet misterius tersebut. Bukan hanya pengorbanan secara fisik namun juga mental.

Sumber: indiewire.com
Sumber: indiewire.com
Away juga secara cerdas mengkritik beragam isu sosial yang muncul dari respon publik terhadap ambisi manusia khususnya badan antariksa NASA terhadap planet merah yang nampak gersang dan misterius tersebut. 

Sentilan seperti mengapa rela mengeluarkan budget raksasa untuk pergi ke planet antah berantah sementara di bumi sendiri masih banyak yang kelaparan, menjadi contoh sentilan yang cukup menohok selain juga sentilan tentang bagaimana gengsi suatu negara terhadap pencapaian angkasa luar kerap menjadikan astronot sebagai komoditas bukan lagi sebagai manusia.

Bagi yang menyukai cerita perjalanan luar angkasa, Away jelas tidak mengecewakan. Narasi perjalanan pertama manusia ke planet Mars dalam waktu yang tak jauh dari sekarang membuatnya masih nampak relevan dan tidak terlalu futuristik.

Sumber: empireonline.com
Sumber: empireonline.com
Jalan cerita Away yang berfokus pada pengembangan karakter dan kemungkinan munculnya berbagai permasalahan mental health selama bertahun-tahun menjelajahi gelapnya galaksi bima sakti, menjadikannya sebuah serial yang padat, relevan dengan isu masa kini, dan juga mampu memberikan dinamika emosional yang apik di tiap episodenya.

Meskipun latar tempatnya sebagian besar hanya di seputaran pesawat antariksa, kantor NASA, dan juga rumah keluarga Emma, namun bagi penulis menyaksikan Away tak terasa membosankan. Karena selalu ada hal baru di setiap episodenya juga nilai-nilai kehidupan yang bisa kita ambil pelajarannya, bahkan pada latar tempat yang terlihat sempit sekalipun.

Sumber: medium.com
Sumber: medium.com
Tema woman empowerement dan kesetaraan antar ras (meskipun Amerika secara implisit tetap yang terbaik) jelas menjadi tema utama yang dominan disampaikan di sepanjang film. Selain juga sub tema tentang kepercayaan, kejujuran, serta keberanian untuk menjadi diri sendiri juga menjadi nilai-nilai kehidupan yang bisa kita dapatkan di serial ini.

Memang, beberapa penonton mungkin akan terasa bosan karena pace serial ini sangat lambat dikarenakan berfokus pada kekuatan dialognya. Namun selain poin ini, percayalah bahwa Away sangat layak untuk dimasukkan ke dalam wishlist tontonan minggu ini, khususnya bagi anda para pecinta cerita perjalanan luar angkasa.

So, siap berkelana ke planet merah bersama Hillary Swank?

Away tersedia di Netflix
Skor: 8/10
Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun