Banyak yang mengatakan bahwa ujian terbesar dalam menjalani kehidupan percintaan adalah faktor terpisah oleh jarak. Yang pertama jarak antar daerah yang kemudian sering disebut sebagai long distance relationship (LDR) atau hubungan jarak jauh. Yang kedua adalah jarak yang tak kasat mata namun sulit untuk menemukan titik temunya alias perbedaan agama, heuheuheu..
Oke, abaikan bahasan perbedaan agama.
Selain karena ujian pada hubungan jarak jauh lebih menantang dari hubungan percintaan "mainstream", pun tak jarang banyak orang yang akhirnya memilih untuk menyerah di tengah jalan dan terpaksa meninggalkan cinta yang masih menggebu di dalam hati. Cintanya belum usai meskipun hubungannya harus segera diakhiri. Semuanya karena jarak.
Nah, bagaimana jika kemudian jarak yang memisahkan pasangan tersebut tak terbatas bahkan hingga jutaan kilometer dari bumi ini? Semenyakitkan dan sesulit apakah hal tersebut?
Adalah Emma Green (Hillary Swank), seorang astronot wanita asal Amerika Serikat yang kemudian dikirim oleh NASA dalam perjalanan pertama manusia menjejakkan kaki di planet merah, Mars. Emma berangkat bersama dengan keempat kru lainnya yaitu Dr. Lu Wang (Vivian Wu) taikonaut asal Tiongkok, Dr. Kwesi Wisberg-Abban (Ato Essandoh) astronot Inggris keturunan Ghana, Misha Popov (Mark Ivanir) kosmonot asal Rusia, dan Ram Arya (Ray Panthaki) astronot asal India.
Kelima orang tersebut berangkat mengemban misi penting dalam pencapaian ilmu pengetahuan baru yang sudah lama dinanti-nantikan sekaligus menunjukkan ego dan gengsi negara-negara adidaya tersebut di kancah internasional. Planet Mars yang dulu hanyalah sebuah impian kini mendekati kenyataan di tangan empat kru angkasa luar tersebut.
Kelima astronot tersebut dengan Emma yang terpilih sebagai komandan dan Ram sebagai wakil komandan, memang orang-orang terpilih yang dipercaya mengemban tugas yang sangat berat bahkan hampir mustahil tersebut. Namun kelimanya tidak berangkat dengan kondisi kehidupan yang mulus-mulus saja, melainkan dengan segala masalah pribadinya yang kemudian semakin teruji ketika mereka berada di luar angkasa.
Emma misalnya, merupakan seorang ibu dan istri yang begitu diandalkan di rumahnya. Namun sejak kepergiannya ke angkasa luar, suaminya Matt(Josh Charles) dan anaknya Alexis (Talitha Eliana Bateman) mengalami banyak masalah di rumah.
Penyakit tahunan Matt yang dideritanya kemudian kambuh dan memaksanya harus berjuang sendirian di rumah sakit tak lama setelah Emma mengangkasa. Begitupun Talitha yang sejak kepergian ibunya nampak tak memiliki pegangan dalam menghadapi kehidupan masa remajanya.
Karena seberapa pun besarnya support yang diberikan sang suami, entah dalam bentuk dukungan moral maupun dukungan langsung berupa pengetahuannya sebagai komandan pesawat antariksa periode sebelumnya, Emma sendirilah yang harus belajar mengenai kerelaan hati untuk benar-benar meninggalkan urusannya di bumi.
Begitupun dengan Dr. Lu yang kepergiannya tak hanya meninggalkan keluarga kecilnya, namun juga seseorang yang amat dicintainya. Pun begitu dengan Misha, Ram, dan Dr. Kwesi yang semuanya memiliki berbagai problematika hidup di bumi yang lantas menguji ketangguhan mental mereka di luar angkasa.
Dan problematika para astronot di luar angkasa tersebut nyatanya bisa dihidupkan dengan sangat baik oleh masing-masing aktor dan aktrisnya. Semuanya terasa pas memerankan masing-masing karakternya dengan segala problematika dan dinamika kehidupannya. Pun kala tiap-tiap mereka harus menjadi protagonis bahkan antagonis pada setiap kasus di dalam pesawat yang harus mereka pecahkan dan selesaikan bersama-sama.
Tak hanya soal cinta, jarak, dan problematika yang menyertainya saja yang membuat serial 10 episode ini menarik untuk disimak. Lebih dari itu, Away menawarkan sebuah serial sci-fi yang menarik meskipun terlihat bahwa budget yang dikeluarkan tak sebesar serial sci-fi populer lainnya.
Namun Away sukses memanjakan mata kita berkat visual angkasa luar yang menarik. Mulai dari penampakan bumi yang ditinggalkan, stasiun angkasa luar yang berada di bulan, hingga berbagai penampakan planet yang mereka lewati.
Planet merah memang masih menjadi asa terbesar manusia yang sampai saat ini masih terus mencoba untuk menaklukannya. Namun jelas pengorbanan besar dari para awak dibutuhkan untuk bisa mencapai planet misterius tersebut. Bukan hanya pengorbanan secara fisik namun juga mental.
Sentilan seperti mengapa rela mengeluarkan budget raksasa untuk pergi ke planet antah berantah sementara di bumi sendiri masih banyak yang kelaparan, menjadi contoh sentilan yang cukup menohok selain juga sentilan tentang bagaimana gengsi suatu negara terhadap pencapaian angkasa luar kerap menjadikan astronot sebagai komoditas bukan lagi sebagai manusia.
Bagi yang menyukai cerita perjalanan luar angkasa, Away jelas tidak mengecewakan. Narasi perjalanan pertama manusia ke planet Mars dalam waktu yang tak jauh dari sekarang membuatnya masih nampak relevan dan tidak terlalu futuristik.
Meskipun latar tempatnya sebagian besar hanya di seputaran pesawat antariksa, kantor NASA, dan juga rumah keluarga Emma, namun bagi penulis menyaksikan Away tak terasa membosankan. Karena selalu ada hal baru di setiap episodenya juga nilai-nilai kehidupan yang bisa kita ambil pelajarannya, bahkan pada latar tempat yang terlihat sempit sekalipun.
Memang, beberapa penonton mungkin akan terasa bosan karena pace serial ini sangat lambat dikarenakan berfokus pada kekuatan dialognya. Namun selain poin ini, percayalah bahwa Away sangat layak untuk dimasukkan ke dalam wishlist tontonan minggu ini, khususnya bagi anda para pecinta cerita perjalanan luar angkasa.
So, siap berkelana ke planet merah bersama Hillary Swank?
Away tersedia di Netflix
Skor: 8/10
Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H