Dan semua tempat tersebut memiliki benang merah yang sama yaitu berada di ruang tertutup dengan sirkulasi udara yang belum tentu baik.
Hanya saja bioskop memang lebih minim interaksi, bahkan menurut penulis lebih bisa dikendalikan penerapan physical distancingnya.
Bandingkan dengan kantor ataupun mall, yang saat ini nampaknya sudah banyak yang abai dengan hal tersebut karena sudah jamak ditemukan orang-orang yang bergerombol dan mengobrol dengan santai.
Keputusan Ada di Tangan Kita Sendiri
Memang, kemungkinan penularan covid-19 bisa terjadi di mana saja termasuk bioskop. Namun perlu diingat bahwasanya bioskop tetaplah industri yang harus hidup, harus jalan, karena ada banyak tenaga kerja yang menggantungkan hidupnya di industri tersebut.
Penulis sendiri memang belum akan mengunjungi bioskop begitu beroperasi kembali. Masih menunggu waktu hingga semuanya terlihat aman dan meyakinkan.
Namun jika tiba waktunya bagi penulis untuk mengunjungi tempat tersebut, disiplin diri dalam penerapan protokol kesehatan tentu akan menjadi prioritas penulis. Menggunakan masker, face shield, sedia hand sanitizer pribadi, rajin cuci tangan selagi bisa, hingga menggunakan jaket atau pakaian dengan lengan panjang.
Ya, protokol yang sama seperti ketika penulis pergi ke kantor, supermarket, bahkan rumah ibadah.
Akhir kata, terlepas dari penting atau tidak pentingnya bioskop buka, selalu ingat bahwa bioskop juga industri yang memang harus jalan.
Sementara penting atau tidak pentingnya kita pergi ke tempat tersebut adalah faktor lain yang hanya diri kita sendiri yang bisa memutuskannya.