Memaknai 75 tahun kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus 2020, tentu tak bisa dipisahkan dari semangat pembebasan yang diperjuangkan para pendahulu kita di masa lalu. Menjadi harga mahal yang membuat kita di masa ini bisa menghirup udara bebas dengan nyaman dan beraktivitas dengan merdeka tanpa hambatan.
Namun tak selamanya kemerdekaan itu hanya berbicara tentang pembebasan suatu negara dari tangan penjajah. Tak selamanya kemerdekaan identik dengan hadiah atas peperangan angkat senjata yang memakan korban jiwa.
Lebih dari itu kemerdekaan bagi manusia memiliki cakupan yang sangat luas. Merdeka untuk hidup, merdeka untuk bekerja, merdeka untuk mengeluarkan suara dan pendapatnya, serta merdeka untuk memilih masa depannya.
Sama seperti cerita pada miniseri Netflix berjudul Stateless yang mengizinkan kita sebagai penonton untuk memaknai kembali kemerdekaan yang sesungguhnya bagi manusia. Kemerdekaan yang sejatinya hanya sejengkal dari tempat kita berpijak, tapi kenyataannya cukup sulit untuk diraih.
Memiliki 6 episode dengan masing-masing episodenya berdurasi 45 menit sampai dengan 50 menit, miniseri asal Australia yang juga dipenuhi aktor dan aktris asal Australia ini memiliki cerita non-linear yang diambil dari sudut pandang 4 karakter utamanya.
Namun dalam perjalanannya, Yvonne justru mendapatkan pelecehan seksual dari pasangan spiritual mentor yang selama ini dipercayainya, Gordon Masters (Dominic West) dan Pat Masters (Cate Blanchett).
Impiannya menjadi seorang wanita bebas terkubur dalam dan menjadi motivasi utama dalam pelariannya kelak.
Selain itu ada Cam Sandford (Jai Courtney), seorang lelaki Australia yang berusaha lepas dari pengangguran dengan menerima tawaran pekerjaan sebagai petugas keamanan di pusat detensi imigrasi.Â
Serta Clare Kowitz (Asher Keddie), kepala pusat detensi imigrasi yang menyadari banyaknya skandal nasional dari bobroknya sistem birokrasi di Australia.