Mungkin sudah terlalu banyak film bertemakan invasi Alien yang wara-wiri di gedung bioskop selama beberapa tahun terakhir. Menjadi tema yang cukup umum dan sering kita lihat, di mana polesan minor pada cerita kemudian menjadi semacam diferensiasi antar film.
Namun rasanya tak ada cerita invasi alien dengan berbagai genrenya, sekuat film-film yang beredar di tahun 70 hingga 90-an. Sebut saja E.T, First Encounters of The Third Kind, Independence Day, Predator, hingga The Thing. Film-film yang menemani masa kecil kita dulu itulah yang kemudian begitu membekas di ingatan dan membawa sensasi nostalgia yang kental pada saat menyaksikannya kembali.
Kaya akan ilmu pengetahuan mengenai alam semesta baik dalam penjelasan secara langsung ataupun secara subtil melalui dialog ringan, serta elemen misteri yang menarik penonton untuk mengikuti ceritanya dari awal hingga akhir, seakan menjadi 2 komponen utama yang harus dipenuhi pada sebuah film sci-fi bertema invasi alien.
Pada dasarnya film ini bergenre drama berdurasi 90 menit, yang menceritakan tentang keanehan di suatu malam pada tahun 1950 di New Mexico, Amerika Serikat. Ya, latar penceritaan film ini hanya satu malam layaknya film alien invasion yang sangat legendaris, Twilight Zone.
Fay adalah seorang operator switchboard yang memiliki tugas utama menyambungkan pembicaraan telepon antara si penelepon dan penerimanya, di mana hal tersebut lazim digunakan di awal-awal kemunculan teknologi telepon. Sementara Everett adalah seorang penyiar radio amatir yang setia mengudara setiap malam di kota tersebut.
Sebuah sinyal aneh yang masuk ke dalam switchboard, lantas menjadi awal dari segala rentetan misteri di malam itu. Fay yang tidak paham akan suara yang didengarnya pun lantas mengirimkan sinyal tersebut ke Everett yang lantas ditangkapnya melalui frekuensi saluran radionya.
Ketika mereka masih bertanya-tanya tentang apa sebenarnya suara tersebut, tanda-tanda lain pun kemudian muncul melalui penuturan para saksi mata yang disiarkan melalui radio. Sebuah benda aneh melayang di angkasa lengkap dengan lampu terang seakan meneror seisi kota malam itu.
Lalu apa sebenarnya benda ini? Sesuatu yang terlihat mengancam sekaligus menginginkan sesuatu dari kota tersebut?
***
Pemilihan tonasi warna kecoklatan dilengkapi dengan efek grainy di sepanjang film pun semakin menambah nuansa klasik yang membuat kita seakan terbawa ke dalam suasana masa itu.
Pujian patut disematkan kepada M.I. Littin Menz. Komposer kelahiran Chile 52 tahun silam tersebut namanya memang kurang dikenal di kancah perfilman dunia. Portfolionya pun bisa dibilang kurang mentereng. Namun musik garapannya di film ini berhasil memberikan suasana misteri yang kental dengan ramuan sound yang mistis dan membuat perasaan tidak nyaman.
Pemilihan dialognya pun penulis berikan acungan jempol. Khususnya bagi duet penulis skenario debutan Andrew Patterson, yang juga berperan sebagai sutradara, dan Craig W. Sanger.
Pasalnya film ini mampu mencampuradukkan dialog santai dengan dialog berisikan ilmu pengetahuan yang valid tanpa harus mengorbankan keasyikkan salah satunya. Dua jenis dialog yang nampak berseberangan tersebut nyatanya bisa dinikmati sekaligus dalam satu frame.
Bisa dibilang karakter Fay dan Everett yang diperankan oleh Sierra McCormick dan Jake Horowitz bukanlah duet terbaik yang bisa kita lihat pada sebuah film.Â
Namun chemistry mereka pada film ini sudah lebih dari cukup untuk membangun sebuah adegan pertemanan yang realistis dan natural, di mana memang sangat dibutuhkan untuk menciptakan pasangan "detektif amatir" yang menggerakkan cerita film ini.
Sebuah akhir film yang nampak menggantung, menyisakan banyak pertanyaan, namun sejatinya jawabannya bisa ditemukan pada salah satu dialog di pertengahan film. Mmh, cukup misterius bukan?
***
Dialog, visual, sinematografi, hingga chemistry para tokohnya menjadi kekuatan yang membuat film ini makin menarik. Belum lagi tambahan teori konspirasi dan sentilan nakal kepada pemerintahan dan militer A.S, membuat film ini makin asyik untuk disimak.
The Vast of Night juga layaknya sebuah homage atas film-film klasik bertemakan alien invasion yang kita kenal, bahkan mungkin beberapa di antaranya menjadi tontonan favorit yang mendapatkan tempat khusus di hati kita hingga saat ini.
Bahkan jika anda benar-benar seorang fans film bertemakan alien invasion, anda akan banyak menemukan easter eggs dari film-film klasik seperti War Of The Worlds dan Twilight Zone. Lantas di mana letak easter eggs itu? Tentu saja menjadi misteri yang asyik untuk dicari tahu sendiri, heuheuheu..
So, selamat menonton teman-teman.
Skor: 8,5/10
Salam Kompasiana!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI