Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Hollywood", tentang Ambisi dan Impian dalam Penulisan Ulang Sejarah yang Memikat

27 Mei 2020   15:37 Diperbarui: 27 Mei 2020   15:28 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usaha Merevisi Masa Lalu dan Impian akan Masa Depan

sumber gambar: hollywoodreporter.com
sumber gambar: hollywoodreporter.com
Sejatinya Hollywood cukup tepat sasaran dalam mengangkat isu global saat ini, meskipun menggunakan latar 40-an sebagai latar penceritaannya. 

Sekiranya ada 3 hal utama yang diangkat dalam serial ini yang memang relevan yaitu soal kesetaraan gender, woman empowerement, dan anti rasisme. Di samping juga memiliki beberapa tambahan isu yang diangkat untuk melengkapi cerita semisal bisnis prostitusi ilegal, pelecehan seksual di tempat kerja, dan politik kotor dalam praktik industri.

Sehingga Hollywood menjadi semacam usaha untuk merevisi masa lalu dan bagaimana dampaknya terhadap masa kini. Pertanyaan-pertanyaan semisal bagaimana jika sedari dulu Hollywood bahkan dunia sudah menerima keberagaman yang terjadi, atau bagaimana jika wanita sudah diberikan kesempatan memimpin industri sejak dulu, menjadi beberapa contoh pertanyaan yang kelak akan kita dapatkan jawabannya di serial ini walaupun beberapa di antaranya disampaikan secara subtil.

Hattie yang diperankan Queen Latifah. Sumber Gambar: eonline.com
Hattie yang diperankan Queen Latifah. Sumber Gambar: eonline.com
Namun selain itu, Hollywood juga menyampaikan pesan tentang betapa berbahayanya praktik nakal dalam industri film yang mungkin juga terjadi di negara lain sampai saat ini. Tentang bagaimana pelecehan seksual, politik kotor, dan prostitusi ilegal masih kerap dilakukan, tak hanya oleh si pemilik kuasa namun juga orang-orang ambisius yang rela menghalalkan segala cara demi popularitas dan reputasi.

Hollywood seakan menjadi impian dari para pelaku industri, penggemar, dan semua orang yang jatuh cinta pada industri film untuk mewujudkan sebuah industri yang tak hanya sehat namun juga menjanjikan cerita manis layaknya rasa dari sepotong gulali di taman bermain. Meskipun mungkin, hal tersebut rasanya sulit untuk diwujudkan hingga saat ini. Karena pencitraan untuk publik jauh lebih penting  dari perubahan yang sebenarnya harus dilakukan.

Penutup

Ace Studios yang digambarkan mirip dengan MGM. Sumber: Variety.com
Ace Studios yang digambarkan mirip dengan MGM. Sumber: Variety.com

Miniseri 7 episode ini tentu saja ditujukan untuk para penonton dewasa. Karena tak hanya ceritanya yang memang tidak sesuai untuk anak-anak, namun juga bagaimana serial ini begitu vulgarnya menunjukkan adegan percintaan yang panas, entah itu antara pria dan wanita ataupun percintaan sesama jenis.

Namun lebih dari itu, serial ini menjadi semacam surat cinta bagi para pelaku di industri film dan kita semua yang mencintai sinema apa adanya. Hollywood tidak memiliki twist layaknya Once Upon a Time in Hollywood nya Quentin Tarantino memang, namun cerita ringan ditambah dengan cottoncandy endingnya membuat Hollywood menjadi serial yang menarik, manis, dan mengizinkan kita untuk berimajinasi dengan bagaimana jika cerita industri Hollywood benar-benar bisa diubah sedari awal.

Entah apakah akan dilanjutkan ke musim keduanya atau tidak, namun yang pasti akhir cerita di musim pertamanya sudah sangat baik. Namun memang masih meninggalkan beberapa poin yang sejatinya bisa digali untuk dilanjutkan ke musim berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun