Namun bisnis bioskop yang mati tersebut sejatinya tak sepadan dengan minat masyarakat akan hiburan berupa tontonan berkualitas yang masih terus hidup. Karena tanpa disadari, bioskop memang telah menjelma menjadi pop culture yang tanpanya hiburan masyarakat terasa kurang lengkap apalagi bagi mereka yang tinggal di kota besar.
Maka di tengah seruan pembatasan sosial, drive-in theater pun muncul kembali untuk memberikan solusi hiburan bagi masyarakat. Masyarakat tetap bisa keluar rumah, berkendara sebentar sambil mematuhi aturan yang belaku di masa pandemi, untuk kemudian menyaksikan film favoritnya dengan tetap menjaga jarak dengan lainnya di mobil masing-masing.
“My thought is if you’re sitting in the house together, you can ride in a vehicle together, why can’t you watch a movie together?”
Menarik melihat pernyataan John Watzke di atas. Itulah sebabnya mengapa kemudian banyak drive-in theater di Amerika Serikat yang kembali buka setelah tutup di tahun 2011 silam karena melihat peluang bisnis ini.
Sehingga hingga hari ini, warga Amerika Serikat di beberapa wilayah sudah bisa menyaksikan film-film pilihan mulai dari yang klasik seperti Back To The Future hingga film yang baru saja dirilis langsung pada platform streaming, Trolls World Tour.
Di antara berbagai fasilitas umum yang ditutup, drive-in theater tetap dibuka untuk memberikan hiburan alternatif bagi warga Korea Selatan, tentu saja tanpa harus merasa khawatir karena tetap bisa bersocial distancing.
Seperti dikutip dari laman ft.com, Drive-in Theater di Korea Selatan sejatinya baru muncul di tahun 1994. Dan terus berkembang hingga tahun 2007 seiring dengan meningkatnya masyarakat Korea Selatan yang memiliki mobil pribadi.
Hanya saja mulai dari satu dekade yang lalu peminatnya terus berkurang seiring dengan meningkatnya bioskop berformat multiplex dan platform streaming yang semakin lengkap dan murah tentu saja. Hingga akhirnya hanya menyisakan sedikit saja teater kendara di sana seperti Park Dong Ju Drive In-Cinema misalnya.