Physical distancing atau yang sebelumnya jamak disebut dengan social distancing alias karantina diri, nampak mulai menjadi gaya hidup baru orang-orang di seluruh dunia. Tak terkecuali di Indonesia yang mulai menerapkan aturan ini sejak pertengahan Maret 2020.
Pandemi Covid-19 yang belum juga menunjukkan tanda-tanda penurunan kasus di Indonesia serta negara lainnya di dunia tentu membuat siapapun terpaksa harus berdiam diri di rumah demi memutus mata rantai covid-19.Â
Mulai dari pekerjaannya yang jadi dikerjakan dari dalam rumah (work from home) hingga melakukan berbagai kegiatan di rumah seperti memasak, menonton serial televisi, dan melakukan kegiatan belajar mengajar bersama anak.
Tak terkecuali untuk para penikmat video gim, yang menjadikan momen stay home ini sebagai momen untuk bisa menikmati video gim favorit setelah sebelumnya terhambat oleh rutinitas pekerjaan.Â
Entah bermain gim konsol semisal playstation, xbox, dan Nintendo, atau mungkin sekadar memainkan gim-gim mobile yang juga tak kalah mengasyikkan.
Nah, berbicara tentang video gim di tengah pandemi covid-19 ini, penulis jadi tertarik untuk membahas fenomena unik yang sebelumnya juga sudah diberitakan beberapa kali oleh kanal berita luar negeri.Â
Ya, berita tentang ludesnya konsol gim besutan Nintendo yaitu Nintendo Switch lantas menjadi berita unik yang cukup "adem" didengar, di tengah gempuran berita buruk dan mengkhawatirkan yang nampak belum menemui titik akhirnya.
Sedikit Cerita tentang Nintendo Switch
Seperti diketahui sebelumnya, peta persaingan konsol global sejak belasan tahun silam memang hanya didominasi oleh tiga perusahaan game raksasa yaitu Sony dengan merk Playstation-nya, Microsoft dengan merk Xbox-nya, dan Nintendo.Â
Dengan jumlah fans militan masing-masing konsol yang luar biasa, praktis hingga saat ini hampir tidak ada celah yang memungkinkan untuk sebuah konsol baru muncul dan merangsek masuk sebagai penantang baru.
Saat ini Sony dengan Playstation 4-nya dan Microsoft dengan Xbox One-nya bisa dibilang sebagai perusahaan konsol yang bersaing secara head to head.Â
Hal tersebut dikarenakan keduanya sama-sama fokus mengembangkan konsolnya dalam pendekatan yang hampir sama ,yaitu meningkatkan grafis yang semakin realistis. Pun tetap setia dengan konsep "console at home", bukan portable.
Katalog gimnya pun didominasi oleh gim dengan rating dewasa, sehingga secara tidak langsung kedua konsol tersebut memang sudah mengklasifikasikan diri sebagai konsol untuk gamer dewasa, bahkan gamer hardcore.
Sementara si pemain lama, Nintendo, yang kali ini menjagokan konsol hybrid Nintendo Switch-nya, justru tetap menempatkan dirinya ke ranah konsol yang lebih universal dan ramah keluarga, selayaknya konsol-konsol besutan Nintendo sebelumnya.
Sejak pertama kali dirilis di tahun 2017, Nintendo Switch sejatinya sudah mencuri perhatian dengan angka penjualan di bulan pertama sebesar 1,5 juta unit. Di mana sebagian besar angka tersebut didapat dari penjualan di minggu pertama.
Bahkan dilansir dari laman venturebeat.com, Â hingga akhir tahun 2019 Switch sudah berhasil mengapalkan 52.48 juta unit dengan 48 juta diantaranya berhasil terjual.Â
Angka ini memang masih jauh dibandingkan hasil penjualan PS4 yang sudah mencapai angka 100 juta unit, namun setidaknya angka yang diraih Switch sekarang masih cukup baik karena usia switch yang masih 3 tahun, lebih muda 4 tahun dari Playstation 4.
Penjualan yang Meningkat di Tengah Pandemi
Nah, berita baik seputar penjualan Nintendo Switch ternyata tak berhenti di akhir 2019 dan awal 2020 ini saja. Di tengah situasi darurat internasional karena pandemi covid-19 ini, justru kabar mengejutkan datang dari meningkatnya penjualan Nintendo Switch.Â
Padahal Nintendo Switch sebelumnya tidak diprediksi akan melejit penjualannya karena saat ini fokus pembelian masyarakat diprediksi hanya di seputar bahan pokok dan obat-obatan.
Adalah berita yang dilansir Forbes tanggal 27 Maret silam berjudul "The Nintendo Switch Is Sold Out Everywhere Thanks To The Coronavirus", lantas menjadi berita pertama yang penulis baca mengenai fenomena unik si Nintendo Switch ini.Â
Hingga hari ini pun berita tentang habisnya stok Nintendo Switch di manapun masih menghiasi laman berita online mancanegara.
Stok Tipis, Permintaan Banyak
Maka tak heran jika pun saat ini ada toko yang menjual maka harga yang ditawarkan akan menjadi 2x lipat bahkan lebih dari harga normalnya. Pun begitu dengan harga-harga cartridge gimnya yang beberapa mengalami kenaikan.
Di Indonesia pun kenaikan harga Switch juga terjadi. Coba saja buka aplikasi toko online dan lakukan pencarian Nintendo Switch, pasti harga yang ditawarkan begitu mengagetkan. Untuk Switch edisi reguler saat ini dihargai 7 juta-an di mana sebelumnya hanya ada di rentang harga 4 sampai 5 juta-an.
Mengabaikan dahulu faktor supply yang tersendat, lantas mengapa sih hanya Nintendo Switch yang begitu dicari oleh banyak orang selama masa karantina ini, sementara Playstation dan Xbox tidak seramai Switch? So, penulis akan coba berikan beberapa poin penyebabnya.
1. Faktor Playable untuk Seluruh Anggota Keluarga
Bukan berarti Xbox dan Playstation tidak bisa dinikmati oleh seluruh anggota. Hanya saja seperti yang sudah penulis sebutkan sebelumnya, katalog gim yang lebih ramah keluarga dan gameplay yang fun, menjadi alasan mengapa Nintendo Switch lantas menjadi pilihan di masa karantina ini.
Momen berkumpul bersama keluarga di masa karantina tentu akan semakin menyenangkan ketika dihabiskan dengan bermain gim yang bisa dinikmati oleh semua anggota keluarga.
2. Praktis
Kebetulan penulis juga memiliki konsol ini untuk kebutuhan gaming sehari-hari. Salah satu yang menjadi alasan penulis kala itu untuk membeli konsol ini adalah kepraktisannya.
Ya, dengan kemampuannya 'berubah' secara cepat dari mode konsol ke mode portable, tentu membuat siapapun tertarik untuk memilikinya. Ketika ingin bermain di layar televisi yang lebih besar tinggal mengubahnya ke mode docked. Sementara ketika ingin bermain sambil rebahan, maka tinggal mengubahnya menjadi mode portable.
So, cukup beralasan ketika Switch begitu laris di masa pandemi covid-19 ini. Kepraktisannya membuat para gamer tak menemui kebosanan selama di rumah, karena bisa bermain di mana saja dan kapan saja.
Lihat saja postingan instagram selebriti dunia semisal Gigi Hadid dan Kendal Jenner. Pose mereka bersama Switch menunjukkan bahwa konsol ini memang pas untuk menemani waktu santai selama di rumah.
3. Momen Kemunculan Gim Animal Crossing
Tak bisa dipungkiri, waralaba gim Animal Crossing menjadi salah satu penyebab kenapa Nintendo Switch lantas begitu banyak dicari. Gim simulasi sosial ciptaan Katsuya Eguchi, pria dibalik kesuksesan Super Mario Bros 3, Star Fox, dan Yoshi's Story, menjadi franchise gim yang begitu digandrungi karena mode open-ended gameplaynya dan mode real time-nya yang membuat adiktif.
Dirilis pertama kali untuk Nintendo 64 di tahun 2001, Animal Crossing: New Horizon yang dirilis untuk Nintendo Switch tahun ini lantas menjadi seri utama ke-5 yang dirilis setelah terakhir dirilis 8 tahun silam untuk Nintendo 3DS.Â
Tentunya euforia kehadirannya begitu meriah, khususnya untuk para fans setianya yang sudah menunggu hingga 8 tahun.
Bahkan semakin meriah karena Animal Crossing turut menyertakan nama-nama besar sebagai brand ambassadornya semisal Brie Larsson dan Mark Hoppus dari Blink 182.
4. Gim Eksklusif Nintendo yang Menarik
Animal Crossing, Zelda series, Mario Bros series, Donkey Kong series, dan Xenoblade menjadi beberapa contoh franchise gim eksklusif yang tidak akan ditemui pada konsol selain Nintendo.Â
Inilah yang menyebabkan mengapa Nintendo selalu menarik minat penggemarnya dengan suguhan gim eksklusifnya, di mana saat ini juga kualitas dan inovasi yang ditawarkan semakin baik.
5. Joy-Con unik Untuk Aktivitas Gerak di Rumah
Joy-Con bisa berperan sebagai kontroler penuh layaknya konsol lainnya, pun bisa dilepas masing-masing untuk digunakan sebagai kontroler dalam mode simple ataupun digunakan untuk berbagai kebutuhan gim interaktif.Â
Banyak fitur canggih di dalamnya semisal NFC, accelerometer, gyrosensor, HD Rumble untuk sensasi getaran nyata, dan tentu saja IR camera pada joy-con kanan yang bisa mendeteksi bentuk, gerakan, dan jarak dari sebuah objek di depannya.
Nah, kecanggihan Joy-Con itulah yang lantas dimanfaatkan oleh gim-gim bertema olahraga dan mengutamakan gerakan. Seperti Zumba, Just Dance series, dan Ring Fit yang begitu digandrungi karena mengkombinasikan unsur olahraga dan gim petualangan.
Kemampuannya untuk membuat gamer berkeringat itulah yang lantas menjadi sebab mengapa Switch banyak dicari. Hitung-hitung bisa bermain gim sambil olahraga di rumah. Tidak sekadar duduk berjam-jam yang tentunya tidak menyehatkan.
Penutup
Faktor supply yang belum membaik ditambah dengan kebutuhan video gim untuk mengatasi kebosanan, menjadi 2 faktor yang membuat Switch begitu laris sekaligus langka di pasaran. Apalagi selebriti dunia juga turut serta masuk ke dalam hypenya, maka semakin banyak lah permintaan yang harus dihadapi oleh Nintendo.
So, bagi yang tertarik membeli konsol ini ada baiknya ditahan dulu hingga 1-2 bulan ke depan agar bisa mendapatkan harga wajar. Kalaupun sudah tidak sabar, ya harus terima sendiri resiko harga yang luar biasa mahal itu.
Kalau penulis sendiri sih cukup beruntung, karena masih bisa mendapatkan harga Switch di harga 3,5 juta-an pada saat membeli di akhir tahun lalu, heuheuheu..
Tetap sehat teman-teman, tetap di rumah saja, dan salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H