Adakah cinta di jalan sepi yang tersisa
Jakarta gemerlap rindu yang menggebu
Tersimpan semua cerita kita di Jakarta
*Glenn Fredly-Jakarta(2012)
Pria yang lahir di Jakarta tanggal 30 September, 44 tahun silam ini memang nyatanya sudah banyak berubah dalam hal penyajian musiknya ke telinga para pendengarnya. Glenn Fredly tetaplah Glenn Fredly dengan lirik dan musik yang khas dan berkualitas. Namun apa yang ditampilkannya dalam Glenn(1998) dan Romansa Ke Masa Depan(2019) tentu sudah banyak yang berbeda dan mengalami peningkatan yang signifikan.
Cukup Sudah yang melambungkan namanya kala itu, untuk kemudian dilanjutkan dengan album Kembali dengan single hitsnya Kasih Putih, 2 tahun setelah debutnya di belantika musik tanah air tentu saja semakin menguatkan image Glenn Fredly sebagai penyanyi RnB dengan lirik romantis pada saat itu. Apalagi pada saat itu RnB belum menjadi genre musik yang jamak didengarkan penikmat musik tanah air.
Bahkan kisah perpisahannya dengan Nola Be 3 setelah 6 tahun menjalin kasih yang harus dipisahkan oleh karena perbedaan keyakinan pun kemudian dituangkannya lewat album Selamat Pagi, Dunia(2003) dan Selamat Pagi, Dunia Repackaged (2004). Album tersebut tentu saja meledak penjualannya dan berhasil menelurkan lagu-lagu everlasting semisal Januari, Akhir Cerita Cinta, dan Sedih Tak Berujung.
Namun kreatifitas Glenn nampak tak mau berhenti sampai di situ. Jiwa soul dan jazz yang dimilikinya memang nampak tak bisa dibendung lagi untuk segera dikeluarkan. Maka album-album setelah Selamat Pagi, Dunia dan album Soundtrack Cinta Silver(2005) praktis nampak menjadi wadah "uji coba" bagi Glenn dalam mengembangkan musikalitasnya.
I love you like a crazy
Hey Love
I love you like Happy Sunday
*Glenn Fredly-Happy Sunday(2007)
Aku dan Wanita(2006) yang berisi lagu-lagu lawas dengan aransemen jazz modern, Happy Sunday(2007) yang lebih nge-soul dan kental nuansa gospel music-nya, mencoba berdangdut ria bersama Dewi Persik pada salah satu lagu di album Private Collection(2008), kembali ke ranah pop ballad dengan sentuhan soul dan funk di beberapa lagu pada Lovevolution(2010), hingga menciptakan lagu berisi kritikan sosial lewat album Luka, Cinta, dan Merdeka(2012).
Album-album tersebut nampak menjadi saksi perjalanan musik seorang Glenn Fredly yang tak hanya puas berdiam di satu genre yang menjadi zona nyamannya. Musik Glenn begitu dinamis dan terus bergerak seiring perkembangan zaman, dengan cinta sebagai benang merahnya yang kemudian dilengkapi dengan pesan yang universal.
Album Live Tribute To Chrisye(2009) dan Live at Lokananta(2012) tentu saja menjadi tambahan asupan yang tak boleh dilewatkan dan semakin meyakinkan kita bahwa Glenn Fredly sudah layak untuk disebut sebagai salah satu legenda musik tanah air. Serta jangan lupakan juga beberapa single legendarisnya termasuk duetnya dengan Tulus pada lagu Adu Rayu-nya Yovie Widianto yang begitu syahdu didengar.
Di satu sisi, Romansa Ke Masa Depan juga nampak menjadi surat cinta bagi musik era 80'an hingga 90'an awal. Semisal lagu pembuka berjudul Romansa Ke Masa Depan yang dimulai dengan sentuhan synthesizer klasik ala musik pembuka serial Stranger Things, Stasiun Bundaran HI yang kental dengan nuansa musik RnB khas 90'an, hingga Selesai yang nampak kental dengan nuansa ballad khas grup musik legendaris Indonesia, Kahitna.