Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Hantaman Besar Corona pada Industri Film Dunia, Bagaimana dengan Indonesia?

10 Maret 2020   13:48 Diperbarui: 10 Maret 2020   18:46 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster No Time To Die di Ruang Publik | sumber: washingtonpost.com

Sejak awal tahun rasanya tak pernah satu hari kita lewati tanpa pemberitaan tentang Corona (Covid-19), virus baru yang dengan cepatnya menjadi ancaman dunia. Muncul pertama kali di daratan Tiongkok pada Desember 2019, virus tersebut kini sudah tersebar dengan cepatnya ke seluruh dunia, bahkan memakan korban jiwa dengan jumlah yang cukup besar.

Imbas besar pada dunia bisnis tentu saja terjadi pasca merebaknya virus ini di seluruh dunia. Pembatasan ekspor-impor, travel ban di beberapa negara, hingga proses produksi bahan baku yang terhambat, tentu menjadi sedikit contoh betapa kuatnya efek penyebaran virus ini.

Dunia hiburan pun tak luput dari serangan fatal covid-19 ini. Berbagai pembatalan konser musik dunia hingga liga top sepak bola semisal Serie-A dan Bundesliga yang harus dimainkan tanpa penonton, bahkan didesak untuk dihentikan, menjadi contoh bagaimana virus ini juga sukses menggerogoti industri hiburan sedikit demi sedikit.

Salah satu pasien Corona di AS | sumber: nytimes.com
Salah satu pasien Corona di AS | sumber: nytimes.com
Begitupun dengan industri perfilman dunia yang tentu saja tidak luput dari serangan covid-19 ini. Mulai dari Tiongkok hingga Hollywood, dampak wabah ini langsung terasa dan menyebabkan rumah produksi banyak yang melakukan revisi target pencapaian box office mereka.

Apalagi industri perfilman merupakan industri yang dinamis, yang memanfaatkan banyak kru serta perpindahan tempat guna mendukung proses syutingnya. Sehingga wabah ini tentu saja berdampak besar pada sisi bisnis secara keseluruhan dari mulai hulu ke hilir.

Lantas seberapa besar dampak wabah Covid-19 bagi industri perfilman dunia? Dan bagaimana wabah ini bagi industri film nasional kita?

Dampak Besar pada Tiongkok
Tiongkok tentu saja menjadi negara yang mendapatkan hantaman paling besar pada industri perfilmannya, menyusul kasus Covid-19 yang semakin menggila ini.

Selain banyak ditutupnya jaringan bioskop di sana, para distributor film pun langsung mengambil langkah cepat dengan secara sukarela membatalkan atau menunda perilisan film dengan kategori major release.

sumber: hollywoodreporter.com
sumber: hollywoodreporter.com
Seperti halnya Huanxi, distributor film blockbuster Tiongkok berjudul Lost in Russia, yang secara sukarela mengumumkan bahwa premier film tersebut akan ditayangkan secara online dan gratis. Dilengkapi dengan materi promosinya yang juga tak kalah hangat yaitu "stay safely at home and watch Lost in Russia with your mom".

Poster film Lost in Russia | sumber: goldposter.com
Poster film Lost in Russia | sumber: goldposter.com
Enter The Fat Dragon yang dibintangi Donnie Yen juga dikabarkan menjadi film lain yang ditayangkan online secara gratis pada perayaan tahun baru imlek. Di mana penonton Indonesia masih cukup beruntung bisa menyaksikan film tersebut tayang di bioskop pada momen imlek Februari lalu.

Momen tahun baru Imlek yang seharusnya menjadi momen tuaian besar bagi para pelaku industri perfilman di Tiongkok justru harus dilewati dengan keadaan yang sulit tahun ini. Bahkan kesulitan Tiongkok juga memiliki efek langsung bagi industri perfilman dunia khususnya Hollywood.

Wajar saja dikarenakan Tiongkok memang menjadi negara di luar AS dan Kanada yang memiliki jumlah layar bioskop terbanyak di dunia dengan total 70.000 layar. Dengan jumlah layar sebanyak itu, tentu saja menjadikan Tiongkok sebagai lahan pendapatan besar untuk rilisan global film-film Hollywood.

Bahkan tahun lalu, seperti dikutip dari laman latimes.com, Tiongkok berhasil menembus rekor baru dengan total box office sebesar 9,2 Milyar USD atau lebih dari 20% pendapatan global.

Mulan | sumber: forbes.com
Mulan | sumber: forbes.com
Film-film mayor Hollywood yang sejatinya juga akan rilis pada periode Maret sampai Mei 2020, juga belum mendapatkan kepastian tanggal tayangnya di Tiongkok. Dengan yang paling dekat adalah live action Mulan, yang seharusnya tayang di Amerika pada 27 Maret 2020 namun belum mendapatkan kepastian tayangnya di Tiongkok.

Padahal Mulan yang berbudget raksasa sejatinya juga memiliki target pencapaian besar karena busur panahnya memang diarahkan langsung untuk para audiens Tiongkok.

Bioskop di Tiongkok yang banyak tutup | sumber: businessinsider.com
Bioskop di Tiongkok yang banyak tutup | sumber: businessinsider.com
Tiongkok jelas menjadi negara yang memberikan dampak terbesarnya bagi industri film dunia. Dan bagi industri film lokal mereka pun dampak besar mungkin terus dirasakan hingga beberapa bulan setelah kasus Corona ini berakhir.

Karena biar bagaimanapun, tidak mungkin jaringan bioskop akan dengan cepat terisi penuh kembali. Butuh waktu hingga orang-orang disana lepas dari trauma dan sedikit demi sedikit berani melangkah mengunjungi pusat hiburan favorit mereka.

Stay strong, Tiongkok!

Bollywood pun Bisa Terkena Imbasnya
Dikutip dari news18.com, secara global industri film dunia telah mengalami kerugian sekitar 5 Milyar USD. Tak terkecuali dengan industri film India atau dikenal sebagai Bollywood, yang juga mulai waspada terhadap efek besar Covid-19 ini.

sumber: sawali.tv
sumber: sawali.tv
Dengan 25 suspect corona yang dipercaya juga masih bisa bertambah, India memang masih abu-abu dalam hal efek langsung virus Corona ke industri film. Namun, wabah ini pun sudah mulai berdampak pada keseharian aktor dan aktris di sana.

Dikutip dari deccanherald.com, para aktor di India sudah mulai membatalkan kunjungannya seperti jumpa fans atau press release di berbagai wilayah dan memilih untuk tidak bepergian. Begitupun dengan aktris Sunny Leone yang menjadi selebritis pertama yang terlihat menggunakan masker bersama dengan suaminya.

"Safe is the new COOL. Don't be ignorant about what is happening around you or think the coronavirus can't affect you! Be smart and be safe." - Sunny Leone

indiatimes.com
indiatimes.com
Dengan status darurat Corona di India, bukan tidak mungkin Corona juga akan berdampak pada industri film di sana. Apalagi, di bulan Maret ini ada beberapa film yang digadang-gadang akan menjadi blockbuster seperti Baaghi 3, Angrezi Medium, dan Sandeep Aur Pinky Faraar.

Namun tentu saja masih butuh waktu untuk membuktikan apakah India juga terkena efek langsung yang luar biasa terhadap industri perfilmannya terkait mewabahnya Corona di negara tersebut.

Hollywood yang Mengundurkan Jadwal Tayang dan Menunda Proses Syuting
Dengan Tiongkok yang menjadi market besar yang sangat berdampak bagi industri film Hollywood, tentu kerugian paling dirasakan dari sisi produsen hingga distributor. Namun dari sisi pengunjung bioskop, Amerika Serikat justru tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan hingga saat ini.

Dikutip dari laman variety.com, pendapatan box office domestik justru naik sebesar 3% dari tahun lalu. Padahal belum ada film-film yang mengundang crowd pleaser seperti film superhero misalnya.

Hal ini tentu menunjukkan bahwa wabah corona belum memberikan dampak signifikan terhadap minat pengunjung bioskop di Amerika Serikat.

Ilustrasi bioskop di Amerika Serikat| sumber: wsj.com
Ilustrasi bioskop di Amerika Serikat| sumber: wsj.com
Apalagi ditambah dengan survey terhadap kurang lebih 2.200 orang yang menyatakan bahwa wabah Corona belum membuat mereka berhenti mengunjungi bioskop. Kalaupun hal yang lebih parah terjadi, 62% survey menyatakan bahwa mereka baru akan berhenti pergi ke bioskop jika virus tersebut menyerang daerah mereka.

Namun untuk film, film James Bond terbaru yang bertajuk No Time To Die resmi dimundurkan 6 bulan dari jadwal rilis seharusnya, atau mundur tayang hingga bulan November 2020.

Tentu hal ini sangat mengejutkan namun harus diterima mengingat ini menjadi langkah terbaik dari MGM untuk film tentpole mereka yang berbudget 250 Juta USD ini.

Sementara Black Widow yang dirumorkan akan mundur, nyatanya tetap on track penayangannya di bulan Mei 2020. Bersama dengan Mulan, Disney memilih untuk tetap menayangkan sesuai schedule meskipun pasar terbesar mereka yaitu Tiongkok dan Korea Selatan memiliki dampak paling besar terhadap terganggunya pencapaian box office global mereka.

denofgeek.com
denofgeek.com
Penundaan syuting juga terjadi pada film Mission Impossible terbaru serta proyek Dwayne Johnson bersama Netflix yang menggunakan set syuting di negara Italia. Pasca merebaknya Corona di negara tersebut, memang banyak film yang menggunakan latar Italia kemudian menunda proses syutingnya atau mencari lokasi syuting baru yang minim kasus wabah Corona.

Melihat efek besar corona pada Hollywood, semoga wabah Corona tidak semakin parah terjadi. Mengingat tahun 2020 Hollywood mempersiapkan banyak film terbaiknya untuk dunia. Bisa dibayangkan berapa kerugian yang akan diterima jika film-film tersebut kemudian ditunda penayangannya atau bahkan batal tayang.

Bagaimana dengan Indonesia?

Ilustrasi Bioskop Indonesia| sumber: liputan6.com
Ilustrasi Bioskop Indonesia| sumber: liputan6.com
Dengan merebaknya wabah ini di Indonesia, di mana jumlah kasusnya juga semakin meningkat, kekhawatiran jelas mulai melanda masyarakat Indonesia bahkan khususnya para pelaku industri film nasional dan juga para penikmat film bioskop.

Namun sampai tulisan ini dibuat, berita wabah Corona sampai mempengaruhi proses produksi film sejatinya belum terjadi. Film nasional masih dirilis sesuai jadwal, pun proses syuting nampak masih berjalan normal. Setidaknya publik belum mendapatkan pemberitaan yang menghebohkan (atau mungkin dirahasiakan) dari sisi produksi film.

Dari data jumlah penonton yang penulis kutip dari cinepoint atau twitter @bicaraboxoffice pun sejatinya masih menunjukkan angka yang wajar. Contohnya Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2  yang mencatat angka 688.734 penonton di minggu kedua penayangannya. Pun Teman Tapi Menikah 2 yang juga mencatat angka tak jauh berbeda dengan 671.308 penonton.

sumber: cultura.id
sumber: cultura.id
Begitupun dengan film impor semisal Sonic The Hedgehoc, The Invisible Man, dan Onward yang nampaknya juga memiliki performa yang baik meskipun update datanya belum muncul lagi.

Hanya saja sepengamatan pribadi penulis, di beberapa bioskop ibu kota memang nampak tidak seramai biasanya, bahkan di momen weekend lalu sekalipun.

Pada aplikasi ticketing pun nampak studio bioskop yang tak terisi penuh walaupun bioskop nasional mulai dipenuhi film unggulan seperti Onward dan Bloodshot yang sudah mulai presale-nya minggu ini.

Namun hal tersebut tentunya belum bisa menjadi opini yang valid terkait wabah virus Corona. Bisa jadi karena memang belum ada film yang benar-benar memancing penonton untuk datang ke bioskop.

sumber: radarbogor.com
sumber: radarbogor.com
Namun dengan semakin banyaknya kasus Corona yang ditemukan di Indonesia dan mungkin saja bisa bertambah, bukan tidak mungkin hal ini akan menimbulkan sedikit kepanikan di masyarakat yang berujung pada ketakutan masyarakat mengunjungi ruang publik termasuk bioskop nantinya.

Jika sudah seperti ini, strategi jitu sudah pasti harus dipikirkan oleh para pelaku industri mulai dari produsen, distributor, hingga penyedia jaringan bioskop. Kerugian pasti terjadi, namun hendaknya jangan sampai kepanikan yang melanda membuat industri benar-benar mati karena tidak ada strategi penangkalnya.

Penutup
Sebagai penikmat film, tentu saja penulis berharap bahwa wabah Corona di seluruh dunia benar-benar bisa selesai. Terlebih vaksinnya konon sudah dipersiapkan untuk masuk ke tahap proses lebih lanjut.

Karena Corona tak hanya berdampak kepada penonton saja, melainkan juga kepada para pelaku industri dari hulu ke hilir. Jangan sampai virus ini mendatangkan petaka lebih lanjut yang menyebabkan industri film tak berdaya menahannya.

Sebab biar bagaimanapun industri film adalah industri hiburan yang saat ini menjadi andalan banyak orang dan perkembangannya sangat masif terjadi di seluruh dunia.

sumber: indiewire.com
sumber: indiewire.com
Semoga juga tidak terjadi suatu hal yang buruk yang menimpa industri perfilman nasional kita terkait wabah corona ini. Agar kita sebagai penikmat film tetap bisa menikmati karya bangsa melalui layar besar sambil menikmati kudapan khas bioskop, bersama dengan ratusan saudara sebangsa lainnya yang terus mendukung industri film nasional.

Salam Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun