Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Onward", Petualangan Penuh Keajaiban yang Dikemas dengan Hangat dan Menghibur

7 Maret 2020   22:48 Diperbarui: 7 Maret 2020   23:13 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika mendengar nama Pixar, sudah pasti kita akan tertuju kepada harapan akan film animasi yang berkualitas. Hal tersebut sangat wajar karena sejak debut feature filmnya sebelum diakuisisi oleh Disney, Toy Story di tahun 1995 kemudian dilanjutkan dengan A Bug's Life di tahun 1998, Pixar nampak tidak pernah memperlambat laju kendaraannya. Sebaliknya, beragam kemajuan dan inovasi di ranah animasi terus ditelurkan oleh Pixar sampai hari ini.

Tentu akan terasa berbeda jika kita menyaksikan Toy Story tahun 1995 dengan Toy Story 4 yang dirilis tahun lalu misalnya. Beberapa perbedaan paling mencolok tentu saja ada pada detailnya seperti efek perubahan cuaca, pantulan sinar matahari, hingga micro detail seperti tekstur pakaian, debu, dan material bangunan.

Onward | sumber: rotoscopers.com
Onward | sumber: rotoscopers.com
Kualitas detail yang begitu terlihat sempurna nyatanya juga masih diteruskan lewat film lainnya semisal Wall-E, Coco, dan yang terbaru Onward, yang penayangannya di Indonesia baru saja dimulai di hari Rabu lalu, 4 Maret 2020. Mempertahankan kualitas animasi khas Pixar, Onward lantas melengkapinya dengan cerita petualangan penuh keajaiban khas Disney.

Dunia sihir yang dipenuhi elf, minotaur, hingga unicorn yang berpadu dengan sajian animasi berkualitas tinggi khas Pixar, tentu saja membuat Onward tampak begitu menjanjikan. Lantas, apakah film ini benar semenjanjikan itu?

Sinopsis

Onward | sumber: collider.com
Onward | sumber: collider.com

Premis yang dibawa Onward sejatinya cukup sederhana. Berlatar di sebuah kota fantasi dengan suasana metropolitan yang dihuni makhluk-makhluk mitologi namun tak ada lagi sihir di sana, cerita kemudian berpusat pada sosok elf bersaudara yaitu Ian Lightfoot (Tom Holland) dan Barley Lightfoot (Chris Pratt), yang menjalani hari-harinya dengan selalu merindukan sosok almarhum sang ayah.

Sebuah hadiah dari mendiang sang ayah yang boleh dibuka setelah kakak-beradik tersebut melewati usia 16 tahun, pada akhirnya dibuka di hari ulang tahun Ian. Sebuah tongkat sihir, batu phoenix, dan mantra petunjuk yang menjadi isi bingkisan tersebut lantas membuat Barley antusias untuk mencoba menghidupkan sihirnya. Meskipun Ian, yang sama dengan penduduk kota lainnya, tidak lagi mempercayai adanya sihir di dunia karena sihir dipercaya sebagai tradisi yang sudah lama mati.

Onward | sumber: cnbc.com
Onward | sumber: cnbc.com
Sihir yang dicoba Barley pun lantas bekerja saat Ian mengucapkannya. Mantra yang mengizinkan mereka untuk bertemu sang ayah di dunia sekali lagi selama kurun waktu 24 jam tersebut pada akhirnya berhasil memunculkan sosok sang ayah walau baru sampai pinggang dan kakinya saja. Hancurnya batu phoenix yang mereka gunakan mengharuskan mereka mencari yang baru jika ingin menyelesaikan bagian atas tubuh ayahnya.

Kini Ian, Barley, dan bagian bawah tubuh sang ayah pun berpacu melawan waktu demi bisa menemukan batu phoenix baru dengan bantuan berbagai petunjuk yang tersebar di sepanjang perjalanan mereka. 

24 jam tenggat waktu tersebut kelak akan menjadi 24 jam penuh petualangan yang tak akan terlupakan bagi Ian dan Barley.

Petualangan Seru dengan Cerita yang Hangat

Onward | sumber: vanityfair.com
Onward | sumber: vanityfair.com

Onward memang memulai filmnya dengan pace yang cenderung lambat. Hal itu memang dimaksudkan untuk lebih memperkenalkan kita kepada sosok protagonis utama, Ian Lightfoot, dan lika-liku kehidupannya bersama ibu dan kakaknya yang menyebalkan, Barley.

Tak ada yang baru memang dari penggambaran karakter Ian. Layaknya problematika remaja yang digambarkan pada banyak film Hollywood, Ian juga memiliki masalah yang tak jauh beda yaitu menjadi remaja culun, hidup dalam bayang-bayang sang kakak, dan menginginkan dirinya untuk menjadi seperti sang ayah yang dibanggakan banyak orang.

Namun setelah kita mendapatkan porsi cukup dalam proses pengenalan karakternya, Onward lantas tancap gas melalui cerita petualangan yang seru dan menakjubkan. Bahkan menikmati cerita petualangannya sedikit mengingatkan penulis akan video gim bergenre petualangan yang sering penulis mainkan. Ada petunjuk, 'checkpoint', dan pertarungan final boss yang seru.

Onward | sumber: rotoscoper.com
Onward | sumber: rotoscoper.com
Secara garis besar Onward berhasil menjadi sajian animasi yang seru dan menghibur. Bahkan sangat menyenangkan mengikuti alur perjalanan Ian dan Barley yang penuh sihir dan kaya warna. Seakan menikmati dunia Harry Potter dalam versi animasi.

Duet Tom Holland dan Chris Pratt juga cukup sukses menghadirkan chemistry saudara kandung yang terkadang saling menyebalkan namun tak jarang saling melengkapi. Punchline komedi yang dihasilkan keduanya pun cukup segar dan sukses menghadirkan gelak tawa.

Bahkan chemistry mereka terus berkembang hingga pada sebuah moment of truth yang memaksa mereka untuk bicara jujur satu sama lain juga berhasil menjadi momen emosional yang mengharukan.

Tak hanya seru dan menghibur, Onward sejatinya juga hangat dalam menyajikan cerita yang menitikberatkan konfliknya pada pencarian arti sebuah keluarga dan makna kehadiran keluarga dalam tiap proses pendewasaan diri. Bisa dibilang, Onward menyajikan film anak-anak dengan materi cerita yang tidak kacangan untuk dinikmati penonton dewasa.

Onward | sumber: cinemablend.com
Onward | sumber: cinemablend.com
Onward sejatinya juga membawa tema kematian sebagai penghubung ceritanya. Namun begitu, meskipun sama-sama menyinggung soal kematian, sisi emosional yang dibawa Onward bisa dibilang masih berada di bawah Coco.

Momen haru memang cukup banyak dimunculkan di berbagai adegannya. Menyentuh namun tak cukup dalam untuk mengaduk-aduk emosi penonton.

Hanya saja untuk ukuran film anak-anak, narasi yang dibawa Onward memang terasa sedikit lebih kelam. Entah mengapa, dibanding Coco yang justru lebih frontal memainkan tema kematian, atmosfer yang dibawa Onward justru terasa lebih muram dan sedih.

Sehingga bagi penulis, after taste setelah menyaksikan film ini memang tidak seceria film Disney atau Pixar lainnya.

Sumber: thewrap.com
Sumber: thewrap.com
Namun begitu untuk pesan kehidupan yang disampaikan, Onward masih setia meneruskan warisan Pixar dan Disney. Masih mengena, relevan, everlasting, dan bisa dinikmati hingga beberapa generasi mendatang.

Makna kehadiran sebuah keluarga dan arti sebuah pertemuan demi menyembuhkan luka, dibungkus dengan rapi pada dinamika cerita yang berhasil mencapai klimaksnya dengan sangat baik dan ditutup dengan cara yang cukup berkelas.

Bukan itu saja, sindiran kepada generasi modern yang kerap melupakan tradisi hingga melupakan arti sebuah keajaiban, juga mampu disampaikan secara halus namun tetap mengena melalui narasi sihir yang sengaja dilupakan dan nampak tak berarti lagi pada dunia di mana teknologi muncul menjadi 'sihir' baru.

Pixar dan Kualitasnya yang Semakin Mencengangkan

Onward | sumber: gotechdaily.com
Onward | sumber: gotechdaily.com

Pujian memang patut disematkan kepada sutradara dan penulis, Dan Scanlon(Monster University), yang berhasil memberikan cerita baru pada semesta Disney berkat tema dunia sihir dan makhluk mitologi yang dikemas dengan cukup fun dan segar. 

Juga duet Jeff Dana dan Mychael Danna(Life of Pi, The Good Dinosaur) yang berhasil menyajikan komposisi musik atraktif yang membuat kisah petualangannya makin seru dan dinamis.

Hanya saja, pujian paling besar tentu layak disematkan kepada departemen animasi, visual effect, dan sound effect yang berhasil membuat setiap scenenya menjadi hidup dan terasa begitu memukau. Pixar sekali lagi membuktikan diri bahwa mereka memang layak disebut sebagai studio animasi kelas atas.

Onward | sumber: oklahoman.com
Onward | sumber: oklahoman.com
Mulai dari helai rambut yang semakin terlihat natural hingga serat kain pada pakaian yang terasa begitu nyata, menjadi bukti bahwa kepedulian Pixar pada detail sekecil itu mampu memberikan perubahan besar pada keseluruhan kualitas animasi. 

Bahkan yang paling terasa pada kualitas animasi Onward adalah visualisasi landscape alam liar yang begitu memukau. Perpindahan suasana dari kota menuju pedesaan hingga ke alam liar lengkap dengan lembah dan pegunungan, terasa begitu menyegarkan, detail, dan sangat eyegasm.

Dan bukan tidak mungkin, ke depannya hal semacam ini akan semakin mengaburkan batasan antara animasi dan dunia nyata.

Penutup

Onward | sumber: collider.com
Onward | sumber: collider.com

Onward tentu saja bisa menjadi pilihan tontonan weekend ini yang aman dan bisa dinikmati oleh seluruh anggota keluarga. Komedi yang segar, petualangan penuh sihir, dan cerita yang cukup hangat nan menyentuh, jelas menjadi poin positif dari film ini.

Namun mengingat atmosfernya yang cukup muram dan sedih, mungkin saja hal tersebut akan menghasilkan after effect yang berbeda antara satu anak dengan anak lainnya. Meskipun memang nuansa sedih tersebut masih ada dalam batasan aman untuk dikonsumsi anak-anak, karena suasana ceria pun masih cukup banyak ditampilkan di sepanjang film.

Jadi, sudah siap berpetualang di dunia penuh sihir dan keajaiban dalam Onward?

Skor: 8/10

Salam Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun